Divine_Gate

Chapter 107 : Tunangan?!



Chapter 107 : Tunangan?!

1"Baiklah, apa kalian sudah siap? Apakah tidak ada lagi yang tertinggal?" tanya Hayate yang tampak berdiri dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana.     

Seluruh orang pun memeriksa barang-barang mereka untuk terakhir kalinya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.     

"Kami sudah siap" ucap Ryouichi.     

"Baiklah, kalau begitu aku harap kalian dapat mempersiapkan diri kalian sebelum investigasi nanti berlangsung" ucap Hayate sembari tersenyum.     

"Aku juga berharap seperti itu" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun menyodorkan tangannya kepada Hayate untuk berjabat tangan, Hayate pun membalas jabat tangan dengan Ryouichi.     

"Kalau begitu, kami akan pergi dulu" ucap Ryouichi.     

Chloe pun memberi tanda kepada Sersan Violet untuk segera memulai teleportasi.     

'Baik, kalau begitu saya akan memulai merapal mantera untuk teleportasi" ucap Sersan Violet.     

Tidak beberapa lama kemudian, muncullah sebuah lingkaran sihir dibawah kaki mereka.     

"Paman! Sampai jumpa lagi" seru Akari sembari melambaikan tangannya kepada Hayate.     

Hayate hanya tersenyum dan melihat hingga akhirnya pasukan [Saint Wolf] benar-benar menghilang dari pandangannya.     

"Kalian adalah prajurit yang menjanjikan, aku yakin bahwa kalian dapat melampaui pasukan yang pernah kubuat dulu" ucap Hayate yang lalu berbalik badan dan perlahan masuk kedalam mansionnya.     

Disisi lain, pasukan [Saint Wolf] telah berhasil berteleportasi ke markas provinsi timur dan sampai didepan gerbang masuk markas provinsi timur.     

"Akhirnya kita sampai!" ucap Akari girang.     

"Akari, jangan berlarian seperti itu. Apa kau tidak malu jika dilihat oleh prajurit lain?" ucap Enzo.     

"Biarkan saja dia seperti itu, Enzo" ucap Natsumi.     

"Bahkan Natsumi membela Akari, ketua bisakah anda menasihati mereka?" ucap Enzo sembari berbalik badan melihat Ryouichi.     

Ryouichi terlihat tidak merespon ucapan dari Enzo dan pandangannya kosong seakan sedang memikirkan sesuatu.     

"Ketua?" ucap Enzo.     

Rose yang melihat Ryouichi seperti itu pun, menggenggam tangannya.     

"Ryouichi!" seru Rose.     

Ryouichi pun langsung tersadar dari lamunannya.     

"Ah, Rose. Ada apa? Maaf aku tadi sedang memikirkan sesuatu" ucap Ryouichi.     

"Apa kau takut? Apa kau takut untuk memasuki markas provinsi timur?" tanya Rose.     

"Ba-bagaimana mungkin… Aku hanya--" ucap Ryouichi.     

Ryouichi yang menatap mata Rose pun menjadi ragu-ragu dengan jawaban yang dia berikan.     

"Benar, aku takut. Aku takut bahwa prajurit lain akan melihatku dengan pandangan hina dan benci karena aku sudah tidak tahu diri dan tiba-tiba pergi meninggalkan markas provinsi timur tanpa berpamitan kepada mereka. A-aku…" ucap Ryouichi dengan nada penuh penyesalan.     

Tiba-tiba Ryouichi sadar bahwa seluruh pasukan [Saint Wolf] sudah berbaris didepannya dan memasang wajah khawatir.     

"Ketua, jika ada yang berani melihat anda dengan pandangan seperti itu maka saya akan menjadi orang yang pertama kali meratakan mereka semua. Jika mereka berpikiran seperti itu maka mereka masih perlu untuk didisiplinkan karena mereka tidak tahu penderitaan yang sudah dialami oleh anda selama ini" ucap Enzo.     

"Enzo…" ucap Ryouichi lirih.     

"Itu benar, master. Chloe tidak akan membiarkan prajurit lain menjelekkan master" ucap Chloe.     

Ryouichi pun melihat kearah mereka dengan raut wajah yang hendak menahan tangis.     

Terlihat Natsumi, Tiara, Reina, dan Akari yang tersenyum kearah Ryouichi.     

"Kalian semua… Terima kasih banyak karena masih mau mendukung orang seperti diriku ini" ucap Ryouichi.     

"Kau sudah lihat sendiri bukan, Ryouichi? Pasukan milikmu sangat setia dan selalu mengharapkanmu untuk kembali. Jadi, busungkan dadamu dan bersikaplah lagi selayaknya ketua dari pasukanmu" ucap Rose.     

Ryouichi menghela nafas dan akhirnya memberanikan diri untuk berjalan menuju gerbang masuk provinsi timur.     

Dirinya memberanikan diri untuk menyapa prajurit yang menjaga gerbang masuk itu.     

"Se-selamat pagi, bisakah kalian membuka gerbang?" ucap Ryouichi.     

Prajurit penjaga yang melihat Ryouichi pun langsung kaget dan berlari masuk kedalam tanpa membuka gerbang.     

Ryouichi yang melihat hal itupun menjadi sedih kembali.     

"Lihat bukan? Bahkan aku sudah tidak diterima kembali ditempat ini" ucap Ryouichi.     

Ryouichi yang hendak berjalan kembali menuju pasukannya pun di kejutkan dengan teriakan dari belakang dirinya. Suara itu terdengar tidak asing ditelinganya.     

"Ryouichi!"     

Ryouichi pun menoleh kebelakang. Dirinya melihat Mayor Megumi dan seluruh pasukan markas provinsi timur berdiri dan tersenyum kearahnya.     

"Ka-kalian semua… Ke-kenapa? Kenapa kalian masih bisa berdiri dan tersenyum kepadaku seperti itu! Aku sudah pergi meninggalkan kalian semua! Apa kalian tidak benci kepadaku? Aku adalah orang yang egois!..." teriak Ryouichi dengan penuh emosi.     

Mayor Megumi yang mendengar ucapan Ryouichi pun berjalan pelan kearahnya dan berhenti tepat di depan Ryouichi.     

"Mayor Megumi… A-aku" ucap Ryouichi.     

Ditengah penyesalan Ryouichi, dirinya merasakan sebuah pelukan hangat yang memeluk dirinya dengan erat.     

"Dasar bodoh, kenapa kau bisa berpikiran seperti itu kepada kami? Kami semua sama sekali tidak membenci dirimu, kami malah setiap hari berharap bahwa dirimu akan kembali ke sini" ucap Mayor Megumi.     

Ryouichi yang mendengar ucapan Mayor Megumi pun tidak kuasa menahan tangisnya dan akhirnya menangis dengan keras seperti anak kecil.     

Pasukan [Saint Wolf] pun saling berpandangan satu sama lain dan tersenyum bahagia. Pasukan [Saint Wolf] pun berjalan menuju Ryouichi dan memberikan hormat kepadanya.     

"Pasukan [Saint Wolf] melapor kepada ketua!" ucap seluruh pasukan [Saint Wolf] dengan lantang.     

"Kalian semua…"     

Dan seluruh pasukan dari provinsi timur pun berbaris, lalu memberikan hormat kepada Ryouichi.     

"Pasukan provinsi timur menyambut Kapten Ryouichi kembali!" teriak mereka dengan lantang.     

Ryouichi pun membalas mereka dengan memberikan penghormatan kembali.     

"Terima kasih, aku sangat menyayangi kalian semua" gumam Ryouichi.     

Setelah penghormatan itu, Ryouichi, Rose, dan pasukan [Saint Wolf] pun masuk kedalam markas provinsi timur.     

Ryouichi terlihat berbincang-bincang dengan seluruh pasukan provinsi timur dengan wajah bahagia seakan-akan dirinya belum pernah berbincang dengan siapapun selama dia pergi.     

"Ryouichi, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja selama kepergianmu?" tanya Mayor Megumi.     

"Ah, aku baik-baik saja. Lagipula ada Natsumi yang bersama denganku dan mengurusku selama kepergianku" ucap Ryouichi.     

"Be-begitukah?"     

Mayor Megumi langsung melihat kearah Rose.     

Rose yang merasa diperhatikan oleh Mayor Megumi pun menjadi salah tingkah.     

"Ke-kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Rose.     

"Ti-tidak ada apa-apa, Kolonel Rose" ucap Mayor Megumi.     

Ryouichi yang menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh pada diri Mayor Megumi pun menjadi penasaran.     

"Mayor Megumi, aku sebelumnya tidak melihat ada cincin di jari manismu" ucap Ryouichi.     

"Ah ini? Cincin ini adalah cincin pertunangan" ucap Mayor Megumi bahagia.     

"Begitukah, cincin pertunangan…. Eh?! Cincin pertunangan? Dengan siapa?" ucap Ryouichi terkejut.     

Tiba-tiba muncullah sosok yang tidak asing di hadapan Ryouichi.     

"Yo. Ryouichi. Senang melihatmu kembali dengan keadaan baik-baik saja"     

"Kolonel Ray?! Aku tidak menyangka bahwa kau akan ke markas provinsi timur" ucap Ryouichi.     

"Hmm? Ah, aku hanya sedang rindu dan ingin melihat tunanganku" ucap Kolonel Ray dengan santai.     

"Begitukah, jadi kau hanya ingin melihat tunanganmu" ucap Ryouichi.     

Sesaat kemudian Ryouichi merasa ada yang aneh.     

"Tunangan?! Ja-jangan bilang bahwa tunangan anda adalah…" ucap Ryouichi.     

Kolonel Ray langsung menggenggam tangan Mayor Megumi.     

"Benar, aku dan Megumi sudah bertunangan sebulan yang lalu" ucap Kolonel Ray dengan senyuman yang terpancar dari wajahnya.     

"Tu-tunggu dulu, se-sebenarnya apa saja yang sudah terjadi setelah kepergianku selama ini?!" seru Ryouichi kaget.     

"Hahaha, masuklah terlebih dahulu. Mari kita berbincang didalam" ucap Kolonel Ray.     

Ryouichi pun menghela nafas dan mengangguk. Ryouichi dan pasukan [Saint Wolf] pun masuk kedalam gedung markas provinsi timur untuk membicarakan banyak hal yang selama ini terjadi setelah kepergian dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.