Divine_Gate

Chapter 106 : Kesepakatan dan janji



Chapter 106 : Kesepakatan dan janji

0"Rose! Tunggu sebentar, dengarkan alasanku dulu" ucap Ryouichi.     

"Lepaskan aku, Ryouichi. Apapun yang kau katakan tidak akan membuat keputusanku berubah. Aku tidak akan mengizinkan mu ikut dalam investigasi itu!" seru Rose,     

Ryouichi pun segera memeluk Rose berusaha untuk menenangkan dirinya.     

"Aku tahu, jika kau berkata tidak mengizinkanku untuk ikut dalam investigasi itu maka aku akan menuruti keinginanmu" ucap Ryouichi.     

Rose tersentak ketika mendengar ucapan dari Ryouichi dan menatapnya dengan heran.     

"Ke-kenapa?" ucap Rose lirih.     

"Rose?"     

Ryouichi pun melepaskan pelukannya dan melihat kewajah Rose yang mulai menatapnya dengan ekspresi sedih.     

"Kau seharusnya memarahiku karena sikapku yang seperti anak-anak, apa kau sama sekali tidak marah karena aku bersikap seperti itu? Tolong marahi aku karena sikapku ini, aku jadi bingung harus berbuat apa kalau kau selembut ini kepadaku" ucap Rose.     

Rose pun menurunkan pandangannya karena tidak kuasa melihat Ryouichi.     

Tiba-tiba Rose merasa ada sebuah tangan yang mengelus kepalanya.     

"Dasar, kau ini. Aku tidak pernah merasa kesal ataupun marah pada setiap perilakumu meskipun orang lain akan menganggapnya dengan perasaan kesal. Aku paham dengan perilakumu saat ini, jika kau memutuskan untuk tidak mengizinkanku ikut kedalam investigasi itu maka aku tidak akan ikut. Aku tidak ingin membuat wanita yang kucintai menjadi khawatir dengan diriku suatu saat nanti" ucap Ryouichi sembari tersenyum manis.     

Rose yang melihat kesungguhan dalam setiap kata Ryouichi pun berbalik badan membelakangi Ryouichi.     

"Be-begitukah? Ka-kalau begitu apakah kau bisa berjanji satu hal kepadaku jika aku membiarkanmu ikut kedalam investigasi itu?" ucap Rose.     

Ryouichi yang penasaran dengan pertanyaan Rose pun perlahan mendekatinya dan memeluknya dari belakang.     

"Dan janji apakah itu?" tanya Ryouichi.     

Rose pun berbalik badan dan menatap Ryouichi dengan tatapan serius.     

"Kembalilah dengan selamat… Aku tidak butuh kabar bahwa kau berhasil melakukan investigasi itu ataupun yang lainnya. Aku hanya butuh satu kabar tentang dirimu nantinya, bahwa kau berhasil kembali dengan selamat. Apa kau bisa membuat janji itu kepadaku?" ucap Rose.     

Ryouichi pun mengulurkan jari kelingkingnya kepada Rose.     

"Baiklah, aku berjanji kepadamu. Apapun yang terjadi aku akan berusaha sekeras mungkin untuk kembali dengan selamat. Jika aku melanggar janji kita, maka aku bersedia dihukum apapun olehmu" ucap Ryouichi.     

Rose yang mendengar ucapan Ryouichi pun menyilangkan jari kelingkingnya dengan Ryouichi dan tersenyum.     

"Ba-baiklah, kau boleh kembali dan memberitahu kepada Letnan Jendral Hayate bahwa aku mengizinkanmu ikut investigasi ini dengan satu syarat tadi" ucap Rose.     

Ryouichi ikut tersenyum dan menyeka sisa air mata yang ada di mata Rose dengan lembut.     

"Terima kasih, aku akan segera mencari Letnan Jendral Hayate dan memberitahunya bahwa aku akan ikut dalam investigasi itu"     

Tiba-tiba Hayate muncul dan berjalan kearah mereka.     

"Tidak perlu, aku sudah mendengar semuanya. Maaf karena sudah menguping pembicaraan kalian tadi, aku harap kau memaafkan tindakan egoisku ini karena sudah membuat Ryouichi dan yang lainnya ikut kedalam investigasi yang berbahaya ini, Kolonel Rose" ucap Hayate sembari membungkukkan badannya.     

"Ti-tidak perlu, Letnan Jendral Hayate. Justru saya lah yang harusnya meminta maaf kepada anda karena sudah menampar anda dengan keras tadi" ucap Rose dengan nada bersalah.     

Hayate pun mengangkat wajahnya dan tersenyum.     

"Kau dan ayahmu memiliki perilaku yang sama, ayahmu pernah hampir membunuhku dulu karena aku membuat suatu keputusan yang egois. Aku masih menyesali keputusan yang pernah aku buat dulu" gumam Hayate sembari tersenyum pahit.     

"Letnan Jendral Hayate? Anda--" ucap Rose lirih.     

"Baiklah, mari ikut denganku Ryouichi. Aku memiliki sesuatu untuk kau lihat" ucap Hayate sembari berbalik badan dan perlahan berjalan pergi.     

"Rose, aku akan ikut dengan Letnan Jendral Hayate. Aku akan menemuimu lagi nanti" ucap Ryouichi.     

"Baiklah…" ucap Rose.     

Ryouichi pun pergi meninggalkan Rose yang masih berdiri mematung sendirian.     

"Aku harap aku bisa menemukan waktu yang tepat untuk memberitahukan hal ini kepadamu Ryouichi" ucap Rose sembari mengelus perutnya.     

Di sisi lain, Ryouichi beserta pasukan [Saint Wolf] di kumpulkan oleh Hayate untuk penerimaan instruksi lebih lanjut.     

"Baiklah, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Pasukan [Saint Wolf] yang dipimpin oleh Kapten Ryouichi akan bekerja sama dengan [Three Disaster] dan Mayor Jendral Havif untuk menginvestigasi keberadaan relik kuno dan makhluk surgawi. Kalian bisa kembali ke markas provinsi kalian terlebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya, aku tahu bahwa Ryouichi bahkan belum sempat untuk kembali ke markas provinsi Timur" ucap Hayate.     

Enzo pun mengangkat tangannya berniat untuk menanyakan sesuatu, namun Akari langsung berbicara.     

"Paman Hayate, apakah kita mempunyai tanggal pasti kapan investigasi ini kapan dimulai?" tanya Akari.     

"Benar juga, aku dan Jendral sudah berdiskusi tentang kapan investigasi kalian akan dimulai, Jendral berkata bahwa kalian akan diberikan waktu selama 2 minggu untuk mempersiapkan diri kalian dan bertemu dengan keluarga kalian terlebih dahulu. Setelahnya, kalian akan berkumpul di markas Central untuk berangkat bersama-sama menuju reruntuhan kuno. Apakah kalian paham sampai disini?" ucap Hayate.     

"Akari paham, paman" ucap Akari dengan senyuman manja.     

Hayate pun menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.     

"Akari, kau bahkan tidak berubah dari dulu. Selalu saja tersenyum seperti itu bahkan setelah tahu bahwa apa yang akan kau lalui nantinya akan sangat berbahaya" gumam Hayate.     

Setelahnya, Hayate membubarkan mereka dan mereka pun beristirahat selama satu malam sebelum keesokan paginya akan melakukan teleportasi lagi menuju markas provinsi timur.     

Pada malam harinya, Enzo tidak sengaja bertemu dengan Ryouichi dan berbincang santai dengannya.     

"Ketua, apakah anda benar-benar akan kembali ke markas provinsi timur? Banyak prajurit disana yang menanyakan keberadaan anda terutama Mayor Megumi, dia sangat tertekan dan sibuk sekali saat dirinya ditunjuk untuk menjadi perwakilan dari markas provinsi timur" ucap Enzo.     

"Tentu saja, aku memang berencana untuk kembali ke markas provinsi timur. Lagipula aku sudah lama ingin bertemu dengan prajurit lainnya"     

"Benar, aku juga ingin kembali ke markas provinsi timur dan merayakan kembalinya kedatangan ketua dengan sebuah pesta besar" ucap Enzo bahagia.     

"Hahaha, aku menantikan hal itu, Enzo" ucap Ryouichi sembari membakar rokok miliknya.     

Sementara itu, Rose yang sedang berada dikamar bersama dengan Aiko pun tengah berbincang dengan Akari, Natsumi, dan Alice. Sementara itu, Reina dan Chloe bersama dengan Tiara berada diruangan yang berbeda dari mereka.     

"Kolonel Rose, apakah anda benar-benar mengizinkan ketua untuk ikut dalam investigasi nanti?" tanya Akari.     

"Akari, bukankah sudah kubilang kepadamu untuk tidak membahas masalah itu lagi?" ucap Natsumi kesal.     

"Tidak apa-apa, Natsumi. Memang benar bahwa aku mengizinkan Ryouichi untuk ikut dalam investigasi itu, tapi dengan sebuah syarat" ucap Rose.     

"Syarat?" ucap Akari bingung.     

"Apakah anda membuat syarat bahwa pak Ryouichi harus kembali dengan selamat dan menemui anda?" tanya Alice yang tiba-tiba angkat bicara.     

Rose pun mengangguk pelan dan tersenyum.     

"Aku sadar bahwa Ryouichi bukanlah milikku seorang, Ryouichi juga seorang prajurit yang masih harus menjalankan tugasnya untuk membasmi demon, dengan kata lain dia adalah bagian dari [Empire] yang memiliki kewajiban untuk berperang dengan demon" ucap Rose.     

Aiko yang berada dalam pelukan Rose pun mengusap matanya dan menguap.     

"Aiko, sudah waktunya untuk tidur" ucap Rose dengan lembut.     

Aiko pun menganggukkan kepalanya dengan pelan dan akhirnya tertidur pulas di samping Rose.     

"Kolonel Rose, anda semakin terlihat seperti seorang ibu" ucap Akari.     

Kolonel Rose pun tersentak.     

"Be-benarkah? Mu-mungkin itu hanya karena aku sudah terbiasa mengurus Aiko" ucap Rose terbata-bata.     

"Akari, biarkanlah Kolonel Rose beristirahat. Apa kau tidak lelah seharian mendengar celotehan dari Letnan Jendral Hayate dalam rapat tadi?" ucap Natsumi.     

"Ah, kau benar! Paman Hayate sungguh sangat cerewet dan berbicara sangat panjang ketika rapat tadi, Akari sampai bosan mendengarnya" ucap Akari.     

"Ya dan kau memiliki sifat yang sama dengannya, sekarang diamlah dan tidur" ucap Natsumi.     

"Natsumi jahat…"     

Akari pun menarik selimutnya dan akhirnya tidur.     

"Baiklah, aku juga akan tidur" ucap Natsumi sembari beranjak ke tempat tidur.     

"Natsumi… Terima kasih banyak karena sudah mengurus dan terus menemani Ryouichi pada saat itu…" ucap Rose lirih.     

Natsumi tidak membalas ucapan dari Rose dan langsung beranjak tidur, namun diam-diam dirinya tersenyum. Pada malam itupun seluruh pasukan [Saint Wolf] beristirahat dan keesokan paginya mereka berkumpul di halaman mansion milik Hayate dengan maksud untuk teleportasi lagi menuju markas provinsi timur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.