Divine_Gate

Chapter 105 : Keputusan



Chapter 105 : Keputusan

3Rose yang mendengar ucapan dari Hayate pun menjadi terkejut dan tidak dapat berkata apapun.     

Enzo berdiri dari duduknya dan terlihat sangat terkejut sama halnya dengan Rose.     

"A-apa maksud anda? Ketua adalah reinkarnasi dari salah satu makhluk surgawi? Naga Emas Surgawi? Saya belum pernah mendengar nama itu diantara makhluk surgawi lainnya" ucap Enzo dengan ekspresi kebingungan.     

Hayate pun menghela nafas.     

"Tentu saja kau tidak pernah mendengar nama itu, karena nama itu sama sekali belum pernah dipublikasikan di kalangan militer. Bahkan akademi militer tidak pernah mengajarkan tentang nama itu sebelumnya" ucap Hayate.     

"Paman, tu-tunggu dulu sebentar… Akari masih sangat bingung dengan perkataan tadi, berada di pihak mana sebenarnya para makhluk surgawi yang paman sebutkan tadi?" tanya Akari.     

"Untuk masalah itupun, aku dan para petinggi lainnya masih mencoba mencari tahu tentang hal itu. Namun yang pasti mereka ada dibumi ini untuk mencari sesuatu, aku takut bahwa mereka ada di bumi untuk mencari pecahan relik yang waktu itu dipakai oleh Kolonel Erik saat melawan gabungan pasukan aliansi" ucap Hayate.     

Seketika satu ruangan pun menjadi hening.     

"Hayate, kau menjelaskan kepada mereka terlalu jelas sampai-sampai mereka tidak tahu harus berkata apa" ucap Mayor Jendral Havif.     

"Mau bagaimana lagi, baiklah aku akan-" ucapan Hayate terhenti setelah Reina memukul meja dengan ekspresi kaget dan cemas.     

"Aura kekuatan master tidak ada!" seru Reina.     

"Apa maksudmu, Reina?" tanya Akari.     

Reina tanpa berkata apapun lagi langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan berlari mencari Ryouichi.     

"Reina, tunggu!" teriak Tiara.     

Tiara pun berdiri dan membungkukkan badannya bermaksud untuk izin untuk mengejar Reina. Setelah membungkukkan badannya, Tiara pun langsung berlari mengejar Reina. Pasukan [Saint Wolf] pun menjadi bingung dengan perilaku Reina dan bermaksud untuk ikut mengejarnya.     

Hayate dan Mayor Jendral Havif saling berpandangan satu sama lain.     

"Tampaknya Ryouichi bukanlah lawan seimbang bagi orang itu" bisik Mayor Jendral Havif kepada Hayate.     

Hayate hanya mengangguk pelan dan membakar rokoknya.     

"Kalian semua tenanglah, duduklah. Ada satu hal lagi yang perlu aku beritahu kepada kalian" ucap Hayate.     

"Ta-tapi…" ucap Rose dengan penuh rasa khawatir.     

"Ryouichi bukanlah orang yang perlu kalian khawatirkan seperti itu! Pernahkah kalian berfikir jika kalian melihat Ryouichi bertarung melawan seseorang yang sangat kuat dan kalian ikut bertarung bersamanya? Apa yang akan terjadi? Kalian hanyalah beban baginya!" seru Hayate dengan nada tinggi.     

Pasukan [Saint Wolf] pun tertegun dan akhirnya duduk kembali setelah menyadari bahwa ucapan Hayate ada benarnya.     

"Kalian sudah tenang? Baiklah, tujuan lain dari pertemuan ini adalah untuk membahas tentang pasukan [Saint Wolf] ini… Aku tidak meragukan kinerja kalian sebagai prajurit, tapi aku ingin membahas tentang kalian yang terlalu naif jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan Ryouichi" ucap Hayate.     

Hayate lalu berdiri dan menunjukkan sebuah surat kepada pasukan [Saint Wolf].     

"Kalian bacalah surat itu, kalian akan mengerti tentang maksudku" ucap Hayate.     

Hayate lalu menyerahkan surat itu kepada Enzo. Enzo pun menerima surat itu dan membaca surat itu bersama dengan pasukan lainnya.     

Setelah beberapa menit, ekspresi wajah seluruh pasukan [Saint Wolf] pun berubah.     

"A-apakah benar tentang isi dari surat ini, paman Hayate?" tanya Akari dengan ekspresi tidak percaya.     

Hayate pun mengangguk.     

"Sesuai dengan surat yang kalian baca, sebentar lagi seluruh pasukan [The Saviour] akan melakukan rencana penyerbuan besar-besaran ke perbatasan antara wilayah Demon dan Manusia untuk merebut kembali tempat-tempat vital yang akan berguna bagi kehidupan manusia nantinya Dan juga kita akan membebaskan beberapa tawanan manusia yang tengah di sandera disana" ucap Hayate.     

"Lalu bagaimana dengan masalah ini? Bukankah tadi kita sedang membicarakan tentang makhluk surgawi dan lainnya?" ucap Enzo.     

Mayor Jendral Havif pun berdiri.     

"Disitulah kalian akan mengambil peran, pasukan [Saint Wolf] akan bergerak untuk menginvestigasi tentang para makhluk surgawi dan juga relik kuno. Kalian akan mencaritahu dan memastikan alasan sebenarnya dari keberadaan mereka" ucap Mayor Jendral Havif.     

"Jadi kami tidak akan ikut bersama dengan pasukan [The Saviour] lainnya untuk menyerbu perbatasan?" tanya Natsumi.     

"Tidak, kalian sepenuhnya berperan untuk menginvestigasi tentang makhluk surgawi dan relik kuno bersama dengan Mayor Jendral Havif. Kalian akan bekerja sama dengan [Three Disaster], mereka bertiga akan mensupport kalian sebagai unit bantuan" ucap Hayate.     

Christopher pun berdiri dan tersenyum.     

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan baik bersama kalian, meskipun dulunya kita ada musuh. Namun aku harap kalian tidak keberatan jika kami menjadi unit bantuan kalian" ucap Christopher sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Enzo.     

Enzo pun melihat kearah pasukan [Saint Wolf] lainnya seakan meminta persetujuan untuk berjabat tangan dengan Christopher hingga akhirnya seluruh pasukan [Saint Wolf] pun mengangguk tanda setuju kepada Enzo.     

Enzo yang sempat terdiam untuk sesaat pun berdiri dan berjabat tangan dengan Christopher.     

"Tidak masalah, jika itu demi kebaikan umat manusia kami tidak keberatan untuk bekerja sama dengan kalian" ucap Enzo dengan nada bersahabat.     

Akhirnya aliansi antara pasukan [Saint Wolf] dengan [Three Disaster] pun berjalan lancar.     

"A-ano, apakah keberadaan saya disini diperlukan?" tanya Alice dengan ekspresi bingung.     

"Siapa namamu sebelumnya?" tanya Hayate.     

"Na-nama saya adalah Alice, Letnan Jendral Hayate" ucap Alice gugup.     

"Jadi, Alice… Benar, kudengar kau adalah salah satu anggota prajurit baru dari [Saint Wolf]. Jika kau berhasil bergabung dengan [Saint Wolf], itu berarti kau cukup kuat. Aku perlu prajurit yang kuat untuk bergabung dengan investigasi kali ini. Kau bebas untuk bergabung, namun tentunya dengan persetujuan dari senior mu" ucap Hayate.     

Hayate lalu memandang Enzo.     

"Ehem, Alice. Aku tahu kau kuat, namun jika kau memutuskan untuk bergabung kau harus sadar bahwa investigasi ini bukanlah hal yang main-main. Kita akan banyak bertemu dengan monster dan demon lain yang kekuatannya jauh berada diluar nalar manusia. Hal ini sangat berbeda jauh dibandingkan dengan dirimu ketika patroli rutin dan mengalahkan demon-demon kelas bawah" ucap Enzo.     

Terlihat Alice yang masih bingung membuat keputusan, hingga akhirnya pintu ruangan itu terbuka dan muncullah Ryouichi dengan kondisi yang cukup berantakan.     

"Enzo, jika dia ingin bergabung dalam investigasi ini maka biarkanlah dia memutuskan sendiri" ucap Ryouichi sembari memasuki ruangan itu.     

"Ryouichi!" seru Rose.     

Rose pun menghampiri Ryouichi.     

"Apakah kau baik-baik saja? Apa kau mengalami luka?" tanya Rose.     

Ryouichi pun tersenyum dan mengelus kepala Rose.     

"Aku baik-baik saja, hanya saja bajuku ini rusak karena pertarungan tadi" ucap Ryouichi.     

"Pertarungan? Jadi benar kau sudah bertarung dengan seseorang yang sangat kuat" ucap Rose.     

Hayate pun berdiri dan berjalan menuju Ryouichi.     

"Jadi? Bagaimana dengan hasil pertarunganmu tadi? Apakah kau berhasil memenangkannya?" tanya Hayate.     

Ryouichi pun menggelengkan kepalanya.     

"Sayang sekali, orang itu sangat kuat. Bahkan aku tidak dapat mengalahkannya setelah menggunakan kekuatan penuhku" ucap Ryouichi.     

Seluruh orang didalam ruangan itupun terkejut dengan ucapan Ryouichi.     

"Bahkan ketua dari pasukan [Saint Wolf] sekalipun tidak dapat mengalahkan orang itu? Sebenarnya siapa orang yang sudah dihadapinya?" tanya Christopher.     

Semua orang pun mengalihkan pandangan mereka kepada Hayate.     

"Hmmm… Yang sebelumnya dilawan oleh Ryouichi bukanlah manusia maupun demon. Yang dilawan oleh Ryouichi adalah makhluk surgawi peringkat ketiga, singa emas surgawi" ucap Hayate dengan wajah santai.     

Rose pun berjalan menuju Hayate dan menamparnya.     

"Singa emas surgawi?! Lelucon macam apa yang baru saja kau katakan" tanya Rose dengan nada dingin.     

Ryouichi pun menarik Rose.     

"Ro-Rose, bukankah terlalu berlebihan kalau dirimu sampai menampar Letnan Jendral Hayate?" ucap Ryouichi.     

"Orang ini baru saja menyerahkan nyawamu kepada makhluk itu! Bagaimana jika dirimu mati? Aku tidak dapat menerima keputusannya yang membahayakan nyawamu" ucap Rose.     

Hayate pun terdiam, hingga beberapa saat kemudian Hayate membungkukkan badannya dihadapan Rose.     

"Maaf jika aku membuat Ryouichi dalam bahaya, namun aku hanya melakukan hal itu untuk melihat apakah Ryouichi merupakan lawan yang sebanding dengan makhluk itu" ucap Hayate.     

Rose pun semakin marah.     

"Aku tidak memberi izin kepada Ryouichi untuk ikut serta dalam investigasi ini" ucap Rose.     

Setelah mengucapkan hal itu, Rose pun keluar dari ruangan itu. Seisi ruangan pun bingung dengan tindakan dan ucapan Rose.     

"Ryouichi, kejarlah dia. Aku paham dengan tindakan Rose tadi, aku juga tidak menyalahkan dirinya karena sudah bertindak seperti itu" ucap Hayate.     

Setelah mendengar ucapan Hayate, Ryouichi pun pergi untuk mengejar Rose. Rose pun terus berlari menuju taman air mancur, hingga akhirnya Ryouichi menarik lengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.