Chapter 101 : Menuju Mansion Hayate
Chapter 101 : Menuju Mansion Hayate
Terlihat Reina dan juga Chloe yang tidak menanggapi Rose sama sekali dan saling bertatapan satu sama lain.
Raut wajah Rose pun berubah menjadi sedih dan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan kesedihannya.
"Sudah aku duga, mereka sangat membenciku dan tidak berniat untuk memaafkanku…" gumam Rose dengan perasaan yang campur aduk.
Tiba-tiba Rose merasakan sentuhan di pundaknya, Rose pun mengangkat kepalanya dan melihat Reina dan Chloe yang tersenyum kepadanya.
"Kolonel Rose, apa yang anda lakukan? Kami belum sempat mengatakan apa-apa, namun anda sudah memasang ekspresi wajah seperti itu" ucap Chloe.
"Bu-bukankah kalian sangat membenciku? Sejujurnya aku tidak mengharapkan bahwa kalian akan memaafkanku atas segala tindakan yang pernah kulakukan dulu… Tapi, aku sungguh minta maaf atas segala masalah yang ku lakukan" ucap Rose dengan nada memohon.
"Kolonel Rose, kami hanya terkejut ketika melihat anda berada di tempat ini bersama dengan master. Kami memang kesal dan marah terhadap anda karena perlakuan anda kepada master dulu, namun kami memutuskan untuk memaafkan semuanya. Terlebih saat ini master sudah terlihat lebih baik karena istri tercintanya sudah kembali kepelukannya" ucap Chloe sembari tersenyum.
"Itu benar, selamat datang kembali" ucap Reina.
"Ka-kalian… Te-terima kasih" ucap Rose terbata-bata sembari menahan tangisnya.
Ryouichi pun memeluk Rose dan mencoba untuk menenangkannya, Rose yang tidak kuasa untuk menahan tangisnya pun menangis di pelukan Ryouichi dan tidak berhenti untuk mengucapkan terima kasih.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun akhirnya berkumpul kembali dan mengobrol satu sama lain. Hayate pun hanya melihat mereka dari kejauhan karena tidak ingin menganggu kebersamaan mereka.
"Sungguh kumpulan orang yang sangat bahagia, apakah aku juga akan seperti mereka jika Lily masih hidup..." gumam Hayate.
Namun gumaman Hayate terhenti setelah dirinya dihampiri oleh salah satu prajurit divisi Dark Moon yang tiba-tiba berada di belakang dirinya.
"Maaf menganggu waktu anda, Letnan Jendral Hayate. Saya membawa sebuah pesan dari Jendral untuk anda, silahkan diterima" ucap prajurit itu sembari menyodorkan secarik kertas.
Hayate pun menerima secarik kertas yang diberikan oleh prajurit itu dan membacanya. Dengan kedipan mata, prajurit itu pun menghilang tanpa jejak setelah memberikan secarik kertas itu.
Setelah beberapa saat dirinya membaca kertas itu, Hayate pun mengerutkan dahinya.
"Apa-apaan?! Bahkan dirinya pun masih kesulitan untuk mencari tahu tentang relik kuno itu?" gumam Hayate.
Hayate pun meremas surat itu dan menghampiri Ryouichi yang sedang tertawa bersama dengan pasukan [Saint Wolf] miliknya.
"Ryouichi, maaf mengganggu waktumu. Tapi kita memiliki masalah yang cukup rumit disini" ucap Hayate.
"Masalah? Apakah masalah itu begitu besar sampai anda terlihat tegang seperti itu?" tanya Ryouichi.
"Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk menceritakan itu di tempat ini. Dan berhubung kalian sudah berkumpul kembali, maka ayo kita secepatnya ke mansionku untuk membahas masalah ini" ucap Hayate.
"Ba-baiklah, kalau begitu…" ucap Ryouichi.
Chloe yang mendengar percakapan antara Ryouichi dan Hayate pun ikut dalam perbincangan mereka.
"Master, bagaimana kalau kita menggunakan kekuatan dari Violet? Dia adalah ajudan Chloe dan bisa menggunakan sihir non-atribut teleportasi" ucap Chloe sembari tersenyum.
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Bisakah kau memanggilnya?" ucap Ryouichi.
"Baik!" seru Chloe sembari mengangguk.
Chloe pun melambaikan tangannya dan memanggil seorang prajurit dari kejauhan.
"Violet! Kemarilah" seru Chloe.
Seorang prajurit wanita pun bergegas menghampiri Chloe.
"Ada apa, Letnan Satu Chloe? Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Violet dengan nada sopan.
"Bisakah kau menggunakan kekuatan teleportasimu sekali lagi?" tanya Chloe.
"Te-tentang hal itu, ma-maaf Letnan Satu Chloe… Nampaknya kekuatan sihir saya cukup terkuras ketika menggunakan kekuatan saya untuk mengantarkan anda dan yang lainnya ke tempat ini" ucap Violet dengan nada bersalah.
"Be-begitukah? Sungguh sayang sekali" ucap Chloe sedih.
Hayate pun menghampiri Violet dan mengamati wajah Violet dengan seksama.
"Let-letnan Jendral Hayate? Ma-maafkan saya, tapi apa yang anda lakukan? Sa-saya menjadi malu jika anda menatap saya seperti itu" ucap Violet dengan wajah yang memerah.
"Yosh, kau hanya kekurangan kekuatan sihir bukan? Aku bisa membantumu untuk mengisi kekuatan sihirmu" ucap Hayate.
"Be-benarkah? Sa-saya sangat berterima kasih kepada anda" ucap Violet.
Hayate pun mendekatkan tangannya ke pipi Violet dan terlihat tangan dari Hayate pun menyala terang.
"Baiklah, aku sudah memberikan kekuatan sihir yang cukup agar dirimu bisa menggunakan teleportasi. Kalau begitu, cepatlah teleportasi sekarang… Hmm? Mengapa wajahmu memerah? Apakah kau sakit?" tanya Hayate.
Hayate terlihat bingung ketika melihat Violet yang salah tingkah.
"Ti-tidak, Letnan Jendral Hayate. Ka-kalau begitu saya akan menggunakan kekuatan saya, dan untuk yang lainya harap mendekat kesaya… Kya!—" ucap Violet.
Violet terkejut ketika merasakan sesuatu yang menggenggam tangannya.
"Ada apa denganmu? Bukankah kau perlu menyentuh tangan dariku yang mengetahui lokasi yang akan kita tuju? Mengapa kau malah mendesah seperti itu?" ucap Hayate heran.
"Ma-maafkan saya, Letnan Jendral Hayate. Saya hanya sedikit terkejut, ka-kalau begitu mari kita lanjutkan sihir teleportasi ini" ucap Violet.
Pasukan [Saint Wolf] pun mengikuti perintah dari Violet tanpa bertanya apapun. Violet pun merapal mantra hingga akhirnya sebuah lingkaran sihir muncul dibawah kaki pasukan [Saint Wolf].
"Sihir ini setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu menit untuk aktif setelah lingkaran sihir ini terbentuk, jadi mohon bersabar" ucap Violet.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] merasakan sebuah tekanan gravitasi yang membuat tubuh mereka terasa sedikit lebih berat.
"Wo-woah… Ini pertama kalinya bagiku merasakan sensasi seperti ini" ucap Ryouichi.
Tiba-tiba Ryouichi merasakan ada sesuatu yang menggenggam tangannya.
"Ro-Rose? A-ada apa denganmu?" tanya Ryouichi heran.
"A-aku takut dengan sihir teleportasi, aku punya kenangan buruk dengan sihir ini. Bi-bisakah aku menggenggam tanganmu lebih erat lagi?" ucap Rose dengan wajah memohon yang imut dan manis.
Ryouichi memejamkan matanya dan mengepalkan tangan kanannya.
"Bagaimana bisa aku menolak jika kau memasang wajah seperti itu! Imut sekali!" jerit Ryouichi dalam hatinya.
"Ryo-Ryouichi?" ucap Rose.
"A-aku tidak keberatan, aku bahkan bisa memelukmu jika kau menginginkannya" ucap Ryouichi.
"Ryouichi bodoh, ini bukan saatnya untuk bermesraan!" seru Rose kesal dengan wajah cemberut sembari mencubit pipi Ryouichi.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun melihat kearah Ryouichi dan juga Rose dengan tatapan aneh.
"Aku kagum dengan hubungan mereka berdua yang langsung membaik begitu saja, bahkan setelah berbulan-bulan tidak bertemu" ucap Enzo sembari menghela nafas.
"Itulah yang disebut orang bahwa perasaan seseorang tidak dapat di bodohi" ucap Akari.
Akari pun melihat kearah Natsumi yang sedang memasang ekspresi cemburu.
"Natsumi, apakah kau baik-baik saja?" tanya Akari.
"Ah, aku baik-baik saja. Hanya saja, hatiku merasa sedikit sakit ketika melihat Ryouichi dan Kolonel Rose yang kembali dekat seperti itu lagi" ucap Natsumi.
"Natsumi…" gumam Akari.
"Baiklah, persiapannya sudah selesai. Kita akan berteleportasi ke Mansion milik Letnan Jendral Hayate" ucap Violet.
Dengan sekejap mata, seluruh orang yang berada didalam lingkaran sihir itupun berpindah tempat dan sudah berada di dalam mansion milik Hayate.