Chapter 102 : Aliansi Saint Wolf x Three Disaster
Chapter 102 : Aliansi Saint Wolf x Three Disaster
"Selamat datang kembali, Tuan Hayate" ucap para pelayan wanita itu secara bersamaan.
Hayate pun menganggukkan kepalanya dan melihat kearah para pasukan [Saint Wolf] yang masih terkesima dan takjub ketika melihat isi dari mansion milik Hayate.
"Ada apa dengan kalian? Mengapa kalian terdiam seperti itu? Cepatlah ikuti aku, kita tidak punya banyak waktu" ucap Hayate.
Hayate pun berjalan menuju tangga dan perlahan berjalan diikuti oleh pasukan [Saint Wolf].
"Ketua, ini adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki ditempat seperti ini. Bahkan mansion ini lebih besar di bandingkan dengan gedung pemerintahan Central" ucap Enzo dengan perasaan kagum.
"Kau benar, aku bahkan sampai terkejut ketika melihat para pelayan cantik itu berbaris dan menyambut kita seperti itu" ucap Ryouichi.
Tiba-tiba Rose mencubit lengan dari Ryouichi dan memasang ekspresi cemberut.
"Ryouichi… Apakah kau menyukai pelayan wanita seperti mereka?" tanya Rose.
Wajah Ryouichi pun menjadi panik dan bingung untuk menjawab Rose.
"I-itu… Be-benar! Aku ingin melihatmu memakai baju pelayan seperti mereka, aku pikir kau akan kelihatan imut jika memakai baju pelayan itu" ucap Ryouichi spontan.
Tiba-tiba seluruh pasukan [Saint Wolf] dan juga Hayate menghentikan langkah mereka dan melihat kearah Ryouichi.
"A-aku tidak tahu kalau kau mempunyai fetish seperti itu, Ryouichi" ucap Hayate.
"Ti-tidak, bukan seperti itu. Aku hanya…" ucapan Ryouichi berhenti setelah Reina dan Chloe menarik lengan bajunya.
"Master, apakah master ingin melihat Chloe memakai baju pelayan juga? Chloe akan memakainya jika itu bisa membuat master senang" ucap Chloe dengan wajah memerah.
"Bu-bukan seperti itu, ak—"
"Master, Reina juga tidak keberatan jika master ingin melihat Reina memakai baju pelayan itu juga" ucap Reina.
"Bi-bisakah kalian berhenti berpikiran seperti itu? Aku bukanlah orang aneh yang mempunyai fetish aneh seperti itu" ucap Ryouichi.
Tiba-tiba terdengar suara Ro-chan didalam pikiran Ryouichi.
"Sungguh menjijikkan, aku tidak menyangka tuanku mempunyai fetish aneh seperti itu. Ta-tapi aku tidak keberatan jika kau memintaku untuk memakai baju pelayan juga… Bu-bukan berarti aku ingin berpakaian seperti itu, na-namun aku hanya penasaran apakah aku akan terlihat bagus jika berpakaian seperti itu atau tidak" ucap Ro-chan.
"Jangan ikut dalam masalah ini, Ro-chan. Aku sudah cukup pusing melihat yang lainnya yang tiba-tiba ingin berpakaian seperti itu hanya untuk membuatku senang" ucap Ryouichi.
"Heh…" ucap Rose.
"Ro-Rose? A-apa kau marah?" tanya Ryouichi.
"Ji-jika kau ingin aku memakai baju itu, maka aku tidak keberatan untuk memakainya" ucap Rose lirih.
Rose lalu berlari menjauhi Ryouichi dengan wajah memerah.
"Apakah aku salah berbicara?" gumam Ryouichi.
Suara jentikan jari Hayate pun menghentikan keributan diantara mereka.
"Baiklah, kita sudah sampai. Kalian semua masuklah duluan, aku masih ada sesuatu untuk diurus. Aku akan kembali sekitar 5 menit" ucap Hayate yang lalu meninggalkan pasukan [Saint Wolf] di depan pintu ruangan.
Ryouichi pun membuka pintu dan terlihat tiga orang yang sedang duduk.
"Ka-kalian?! Mengapa kalian bisa ada di tempat ini? Apakah kalian menyusup ketempat ini?" ucap Enzo terkejut.
Tiga orang itu adalah bagian dari pasukan khusus milik Kolonel Erik yang dulunya bernama [Three Disaster].
"Yo, lama tidak bertemu dengan kalian. Apakah kalian baik-baik saja?" ucap Christopher dengan nada bersahabat.
Terlihat Enzo yang sudah memegang senjata roh miliknya dan bersiap untuk menyerang mereka bertiga.
"Tu-tunggu dulu! Kami bukanlah musuh kalian lagi, kami sekarang bekerja untuk tuan muda Hayate" ucap Christopher.
"I-itu benar, kami sudah tidak berpihak kepada Kolonel Erik" ucap Fortune mencoba menenangkan pasukan [Saint Wolf].
Terlihat pasukan [Saint Wolf] yang masih ragu dengan perkataan mereka.
"Ketua, apakah anda mempercayai perkataan mereka? Mereka nampak masih mencurigakan" bisik Enzo kepada Ryouichi.
Tidak beberapa lama saat mereka masih berdebat, Hayate masuk kedalam ruangan itu.
"Ada apa dengan kalian semua? Mengapa kalian mengeluarkan aura untuk bertarung seperti itu?" tanya Hayate heran.
"Paman! Apakah paman benar-benar menerima mereka untuk bekerja dengan paman?" tanya Akari.
Terlihat Hayate hanya menghela nafas dan akhirnya duduk di salah satu kursi.
"Kalian duduklah terlebih dahulu, kita mempunyai masalah yang lebih penting dibandingkan masalah ini" ucap Hayate.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Ryouichi pun duduk. Melihat Ryouichi yang duduk, seluruh pasukan [Saint Wolf] pun memutuskan untuk diam dan duduk.
"Baiklah, apakah kalian sudah tenang? Kalau begitu, aku akan menjelaskan masalah yang sangat penting saat ini" ucap Hayate.
Tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan itu diketuk.
"Masuklah, kau tidak perlu mengetuk pintu seperti itu" ucap Hayate.
Tidak beberapa lama kemudian, pintu itu terbuka dan muncullah seseorang yang tidak asing bagi mereka.
"Halo, apakah kalian sudah menunggu lama?" ucap sosok itu.
"Ah! Kau adalah orang yang menjaga pintu masuk ruang harta di gedung Central waktu itu" ucap Akari sembari menunjuk Mayor Jendral Havif.
Mayor Jendral Havif pun berjalan kearah mereka dan tersenyum.
"Ahaha, dan kau adalah gadis cantik yang pernah datang ke ruang harta waktu itu" ucap Mayor Jendral Havif.
Tanpa aba-aba, tiga orang yang berasal dari [Three Disaster] pun berdiri dan memberi hormat kepada Mayor Jendral Havif.
"Mayor Jendral Havif, senang bertemu dengan anda" ucap Christopher.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun terkejut dengan ucapan Christopher.
"Ma-Mayor Jendral?! O-orang ini adalah Mayor Jendral?" seru Akari.
Melihat hal itu, Hayate hanya tertawa.
"Kalian bahkan tidak tahu orang ini? Kau sungguh tidak terkenal dikalangan militer, Havif" ucap Hayate.
Mayor Jendral Havif pun hanya menggaruk kepalanya dan ikut duduk bersama dengan mereka.
"Anak muda saat ini sungguh sangat bersemangat, bukankah begitu?" ucap Mayor Jendral Havif dengan tertawa kecil.
Di sisi lain, Fortune terus memperhatikan Akari dan tersenyum yang membuat Akari menjadi risih.
"Na-Natsumi, mengapa orang itu terus memperhatikanku seperti itu daritadi? Aku menjadi merinding melihatnya" ucap Akari.
Satu tepukan dari Hayate pun langsung memecah suasana.
"Baiklah, mari kita melanjutkan pembicaraan kita saat ini. Seperti yang sudah kalian tahu, mereka bertiga pada awalnya adalah bagian dari pasukan elit dari Kolonel Erik yang bernama [Three Disaster], namun mereka sekarang sudah menjadi bawahanku saat ini" ucap Hayate.
"Letnan Jendral Hayate, aku yakin kau mengajak kami semua kemari tidak hanya untuk membahas masalah ini saja bukan?" ucap Ryouichi penasaran.
Hayate pun terdiam dan akhirnya memasang wajah serius.
"Benar, alasan sebenarnya aku mengumpulkan kalian disini adalah untuk membahas mengenai relik kuno yang pernah dipakai oleh Kolonel Erik ketika melawan pasukan gabungan yang dipimpin Ryouichi kala itu" ucap Hayate.
Hayate pun memberikan tanda kepada Mayor Jendral Havif untuk mengeluarkan sesuatu. Mayor Jendral Havif pun mengangguk dan mengeluarkan sebuah kotak besi berwarna hitam.
"Ini adalah pecahan relik kuno yang telah aku analisa, pecahan relik kuno ini memiliki unsur sihir [Holy/Suci]" ucap Mayor Jendral Havif.
"Sihir [Holy/Suci]?! Bagaimana bisa unsur sihir selangka itu muncul?" ucap Rose dengan tatapan tidak percaya.
"Tenanglah, Kolonel Rose. Aku tahu memang ini kedengaran mustahil, namun aku telah memastikannya sendiri. Bahkan Jendral juga sama terkejutnya dengan dirimu saat ini ketika mendengar ucapanku waktu itu" ucap Mayor Jendral Havif.
Hayate pun terlihat membakar rokoknya.
"Untuk kalian yang belum mengetahui hal ini, elemen sihir [Holy/suci] adalah elemen sihir yang sangat langka. Bahkan dimuka bumi ini, hanya ada satu orang yang memiliki elemen sihir Holy itu. Orang itu adalah Jendral August" ucap Hayate.
"Tunggu sebentar, Letnan Jendral Hayate. Aku masih belum menangkap arah dari pembicaraan ini, lalu memangnya kenapa jika pecahan relik kuno itu memiliki elemen sihir [Holy/Suci]?" tanya Ryouichi.
"Elemen sihir Holy bukanlah elemen sihir yang berasal dari bumi, Ryouichi. Berbeda dengan elemen sihir api, tanah, angin, dan air yang merupakan elemen asli dari bumi, elemen [Holy/Suci] dan elemen [Dark/Kegelapan] berasal dari tempat yang berbeda" ucap Hayate.
"Tempat yang berbeda? Apa maksudmu? Apakah ada tempat lain selain bumi?" tanya Ryouichi bingung.
"Menurut prasasti yang pernah ditemukan oleh tim peneliti dari [Empire], terdapat tempat lain selain bumi yang mempunyai kekuatan untuk melahirkan elemen Holy itu. Dan tempat itu adalah… Surga" ucap Rose.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] terkejut ketika mendengar ucapan dari Rose.
"Tu-tunggu sebentar, Kolonel Rose. Jadi maksud anda surga dan neraka itu nyata? Aku pikir semua itu hanyalah dongeng belaka" ucap Enzo.
"Kau pikir darimana demon dan monster yang sedang kita hadapi saat ini? Jika mereka saja nyata, tidakkah kau berpikir surga dan neraka itu nyata?" ucap Rose dengan nada tinggi.
"Mama… Apakah mama marah?" ucap Aiko sembari mengelus tangan Rose.
"Ah, maaf. Mama tidak marah, hanya saja…" ucap Rose.
Disaat semua orang yang ada diruangan itu saling berdiskusi tentang masalah ini, seseorang asing masuk tanpa diundang kedalam wilayah mansion milik Hayate.