Divine_Gate

Chapter 86 : Lembaran baru



Chapter 86 : Lembaran baru

1Setelah kepergian Ryouichi, tidak terasa beberapa bulan telah berlalu. Di lapangan terlihat Enzo sedang melatih beberapa prajurit muda yang baru bergabung di militer.     

"Letnan Satu Enzo! Bisakah anda menunggu kami?"     

Terlihat sosok perempuan cantik dengan tubuh tinggi dengan rambut berwarna merah tua gelap yang tengah berlari di sebuah lapangan bersama dengan beberapa prajurit yang terlihat memakai seragam untuk prajurit awal.     

Terlihat Enzo menghentikan larinya dan melihat kebelakang untuk melihat prajurit awal yang sedang mengejar dirinya.     

"Ada apa? Apa stamina kalian hanya sebatas itu saja?" ucap Enzo.     

"A-anda sungguh sangat cepat sekali, Letnan Satu Enzo. Kami sama sekali tidak bisa mengejar anda" ucap salah satu prajurit dengan rambut cepak sembari terengah-engah.     

Enzo pun berjalan mendekati para prajurit awal itu dan tersenyum.     

"Kalian tidak perlu memaksakan diri kalian sejauh itu hanya untuk mengejarku, lihatlah diri kalian. Kalian sudah nampak seperti orang sekarat yang kehabisan nafas" ucap Enzo.     

"Ta-tapi ka-kami ingin membuktikan bahwa diri kami pantas untuk berada di pasukan [Saint Wolf] ini kepada anda. Bukankah itu yang anda inginkan sebagai ketua pasukan [Saint Wolf], Letnan Satu Enzo?" ucap perempuan dengan rambut merah yang sedaritadi mengejar Enzo.     

Enzo pun tertegun dan tersenyum kecil.     

"Kalian benar, kalau begitu bagaimana kita tambah lagi latihannya? Kita akan berlari mengelilingi markas provinsi timur sebanyak 20 kali putaran!" seru Enzo bersemangat.     

"Eh-Ehhhh!? Tu-tunggu dulu, Letnan Satu Enzo! Kami sudah tidak kuat!" ucap perempuan dengan rambut merah itu.     

Enzo pun mulai berlari kembali dan diikuti oleh para prajurit awal itu. Di sisi lain lapangan terlihat Akari bersama dengan Tiara yang tengah duduk berbincang sembari memperhatikan Enzo.     

"Enzo itu, bukankah dia terlalu bersemangat? Para prajurit awal itu tentu saja tidak bisa mengejar dirinya" ucap Akari sembari menghela nafas.     

Tiara pun tertawa kecil.     

"Kau benar, Akari. Lagipula hanya ada satu orang yang bisa mengejar dirinya dengan mudah…" ucap Tiara.     

Tiara pun tertegun dan menyadari perkataannya.     

"Tiara? Apakah kau baik-baik saja? Apa kau kembali mengingat kenangan tentang ketua Ryouichi?" ucap Akari.     

Beberapa titik air mata pun muncul di tepi mata Tiara, dirinya pun dengan cepat menghapus air matanya.     

"Ti-tidak, hanya saja… Aku hanya sedang memikirkan beberapa hal, aku penasaran apa yang sedang dilakukan tuan Ryouichi dan Natsumi saat ini" ucap Tiara sembari melihat langit biru sembari tersenyum.     

Akari pun tersenyum dan ikut melihat ke langit biru.     

"Kau benar, aku juga menjadi penasaran apa yang tengah dilakukan oleh ketua Ryouichi dan Natsumi sekarang" ucap Akari.     

Tiba-tiba lamunan mereka terganggu ketika mendengar suara dari arah belakang mereka.     

"Apa yang sedang kalian lakukan? Mengapa melamun seperti itu?" tanya Mayor Megumi.     

"Ah, Mayor Megumi. Kami hanya sedang bersantai saja sembari menikmati angin sore hari, apa anda sedang beristirahat juga?" ucap Akari.     

Mayor Megumi pun ikut duduk bersama dengan mereka berdua.     

"Ya begitulah, aku menjadi sangat sibuk semenjak Jendral memberiku perintah untuk menjadi pemimpin sementara provinsi timur" ucap Mayor Megumi.     

"Terima kasih atas kerja keras anda, Mayor Megumi. Tapi saya penasaran kenapa Jendral hanya mengangkat anda menjadi pemimpin sementara di provinsi timur?" ucap Akari.     

"Apa maksudmu? Bukankah provinsi timur memiliki satu prajurit lagi yang lebih pantas dibanding diriku untuk menjadi pemimpin? Ryoui--, maksudku Letnan Kolonel Ryouichi lebih pantas dibandingkan diriku untuk menjadi pemimpin selanjutnya" ucap Mayor Megumi.     

"Anda benar, Mayor Megumi. Saya sangat menantikan dimana hari itu akan tiba" ucap Tiara dengan senyuman manis.     

Mayor Megumi pun melihat Akari dan juga Tiara yang sedang tertawa bersama.     

"Kalian ini… Ryouichi, kau memiliki rekan yang sangat baik" gumam Mayor Megumi.     

"Hmmm? Apa anda mengatakan sesuatu, Mayor Megumi?" tanya Akari.     

Mayor Megumi pun beranjak dari duduknya.     

"Tidak ada apa-apa, jika kalian bertemu Enzo suruhlah dia untuk memberi para prajurit barul itu istirahat, kalau begitu aku pergi dulu" ucap Mayor Megumi.     

Akari dan Tiara pun saling bertukar pandangan.     

"Baiklah, bukankah ini sudah saatnya kita menjemput Reina dan juga Chloe? Aku yakin mereka sekarang sangat kelelahan dan tertidur di taman sekarang" ucap Akari.     

Tiara pun mengangguk, mereka berdua pun beranjak dari tempat duduk mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Di sisi lain, Enzo masih melatih para prajurit awal itu.     

"Baiklah, kita sudah melakukan lari sebanyak 20 putaran. Apakah kalian merasa lebih kuat sekar—" ucapan Enzo terhenti setelah melihat para prajurit awal yang terbaring ditanah.     

"A-air, aku butuh air" ucap salah satu prajurit awal dengan suara serak.     

Enzo pun menggelengkan kepalanya dan memberikan botol air nya kepada para prajurit awal itu.     

"Minumlah, kalian sudah melakukan yang terbaik hari ini" ucap Enzo.     

Mata para prajurit awal itu pun berbinar dan dengan sigap meminum air yang diberikan oleh Enzo.     

"Terima kasih banyak, Letnan Satu Enzo" ucap perempuan dengan rambut merah.     

"Kalau begitu kalian semua duduklah, kita akan melakukan kegiatan rutin kita. Benar, aku akan kembali menceritakan betapa hebatnya sosok ketua dan pendiri dari pasukan [Saint Wolf]" ucap Enzo.     

Para prajurit awal pun menjadi bersemangat kembali dan langsung duduk untuk mendengarkan Enzo bercerita. Enzo terlihat sangat menikmati waktunya ketika dirinya menceritakan tentang Ryouichi, begitu pula dengan para prajurit baru itu yang terlihat sangat memperhatikan Enzo saat dirinya bercerita.     

"Letnan Satu Enzo, apakah saya bisa menanyakan sesuatu?" ucap sosok perempuan dengan rambut merah.     

"Apa yang mau kau tanyakan, Alice?" tanya Enzo.     

"Apakah anda tahu dimana keberadaan mantan ketua Ryouichi sekarang? Dan mengapa dia pergi meninggalkan pasukan [Saint Wolf]" tanya Alice.     

Raut wajah Enzo pun berubah menjadi raut kesedihan untuk beberapa saat namun dirinya kembali tersenyum.     

"Keberadaan dirinya sekarang masih belum diketahui, dan untuk alasannya… Dia hanya sedang ingin menenangkan dirinya untuk beberapa alasan" ucap Enzo sembari melihat langit sore yang berwarna jingga.     

"Begitukah…" ucap Alice.     

"Alice, Seth, Mikoto, Norn, Zul. Kalian berlima adalah prajurit yang berbakat meskipun kalian sedikit bermasalah. Terlebih dirimu, Alice. Kau sangat mengingatkanku tentang diriku yang dulu sebelum bertemu dengan ketua Ryouichi, sangat liar dan sering berbuat masalah. Hingga ketua Ryouichi mengalahkanku dan merekrutku masuk ke dalam pasukan [Saint Wolf]" ucap Enzo.     

Wajah Alice pun menjadi tersipu malu.     

"A-aku tidak terlalu bermasalah seperti itu" ucap Alice.     

"Kalau begitu, latihan pada hari ini sudah selesai. Kalian bisa kembali keruangan kalian masing-masing dan beristirahat, kita akan melanjutkan pelatihan besok pagi" ucap Enzo.     

Para prajurit awal itu pun berdiri dari duduk mereka dan berjalan pergi dari tempat itu meninggalkan Enzo sendirian yang tengah berdiri sembari membakar rokoknya.     

"Ketua, aku yakin kita pasti akan bertemu kembali. Tunggu saja, saya akan menjadi orang pertama yang menyambut kedatangan anda kembali" ucap Enzo sembari mengepalkan tangannya kelangit.     

Angin sore hari yang lembut pun menerpa wajah dan rambut Enzo yang terikat, dirinya pun akhirnya berjalan dengan pelan menuju bangunan utama markas provinsi timur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.