Divine_Gate

Chapter 81 : Asmodeus



Chapter 81 : Asmodeus

1Kolonel Erik pun membidik kepala Hayate dengan senjata roh nya Maru.     

"Aku tidak suka dengan pengganggu seperti dirimu. Pistol Suci Maru Peluru Ketiga : [Penetration Bleeding Bullet]!" rapal Kolonel Erik.     

Kolonel Erik pun menembakkan senjata rohnya, peluru sihir itupun tepat mengenai kepala Hayate. Hayate pun terjatuh dari punggung Leviathan dan tergeletak di tanah, seluruh orang yang berada di tempat itu pun kaget.     

"Paman Hayate!" teriak Akari dengan ekspresi cemas.     

"Letnan Jendral Hayate!" teriak Enzo.     

"Hahaha, bagaimana dengan seranganku tadi? Tidak ada yang masih hidup setelah terkena peluru sihir ketigaku" ucap Kolonel Erik dengan wajah puas dan senyum menyeringai.     

Namun terlihat Hayate yang bangkit dan memegangi kepalanya.     

"Sialan, aku baru saja sampai namun kau sudah berani menembak kepalaku seperti ini? Dasar bajingan" ucap Hayate.     

Seluruh orang melihat hal itu dengan ekspresi tidak percaya, tidak terkecuali Kolonel Erik.     

"Pa-paman Hayate? Apa paman baik-baik saja?" tanya Akari.     

"Baik-baik saja? Lihatlah kepalaku ini! Lihat benjolan besar karena serangan orang itu, apakah ini nampak baik-baik saja bagimu?" ucap Hayate dengan ekspresi kesal sembari mengusap kepalanya.     

"Be-begitukah?" ucap Akari heran.     

Hayate pun melihat kearah Kolonel Erik yang masih diam terpaku karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat itu.     

"Ba-bagaimana bisa kau masih hidup setelah menerima seranganku? Si-siapa dirimu sebenarnya?" tanya Kolonel Erik penasaran.     

Hayate pun membakar rokoknya.     

"Apa telingamu tuli? Bukankah orang-orang disana sudah menyebut namaku? Namaku adalah Hayate, dasar keparat" ucap Hayate.     

Kolonel Erik pun terkejut.     

"Mak-maksudmu kau adalah sang singa pemerintahan Hayate? Letnan Jendral Hayate yang sedang cuti itu?" ucap Kolonel Erik tidak percaya.     

"Berhentilah terkejut seperti itu, aku sudah sering melihat ekspresi seperti itu di komik-komik yang aku baca" ucap Hayate sembari menghela nafas.     

Terlihat Ryouichi yang mendekap Rose dengan erat dan berlinang air mata.     

"Rose, kumohon bertahanlah" ucap Ryouichi dengan ekpresi cemas.     

Tiba-tiba saja, Hayate sudah berada di dekat Ryouichi.     

"Apakah kau yang bernama Ryouichi?" tanya Hayate.     

Ryouichi tidak menjawab pertanyaan Hayate dan masih terlihat sibuk serta cemas dengan kondisi Rose saat itu. Hayate pun menggaruk kepalanya dan menghela nafas panjang.     

"Mau bagaimana lagi…" ucap Hayate.     

Hayate pun menyentuh pundak Ryouichi dan tiba-tiba saja Ryouichi berpindah tempat ke dekat Akari, Enzo dan yang lainnya.     

"Te-teleportasi!? Aku belum pernah melihat orang berteleportasi secepat ini" gumam Enzo dengan ekspresi kagum dan tidak percaya.     

Hayate pun tersenyum dan menepuk kepala Ryouichi.     

"Tenanglah, Ryouichi. Sebentar lagi kita bisa kembali ke markas Central dan beristirahat, tunggulah disini" ucap Hayate.     

Hayate pun berjalan pelan menuju Kolonel Erik sembari menghisap rokoknya, dirinya pun melambaikan tangan kepada Leviathan. Setelah lambaian tangan itu, Leviathan menganggukkan kepalanya dan berubah wujud menjadi wujud manusianya lalu berjalan berdampingan bersama dengan Hayate.     

"Baiklah, Kolonel Erik. Aku masih menghormati dirimu sebagai [Guardian], ikutlah bersamaku dengan tenang sekarang" ucap Hayate.     

"Kau pikir kau bisa menangkapku semudah itu?" ucap Kolonel Erik dengan ekspresi terancam.     

Hayate pun menjatuhkan rokoknya dan menginjaknya.     

"Levi, bisakah kau lumpuhkan dia? Aku terlalu malas untuk menangkapnya" ucap Hayate.     

"Baiklah, tuan Hayate. Saya akan segera kembali" ucap Leviathan.     

Leviathan pun berlari dengan cepat dan seketika sudah berada dibelakang Kolonel Erik.     

"Ce-cepat sekali!" ucap Kolonel Erik.     

Kolonel Erik pun mencoba melarikan diri, namun Leviathan dengan cepat menendang perut Kolonel Erik. Kolonel Erik pun terlempar dan menghantam tembok dengan keras.     

"Tuan Hayate! Saya sudah melumpuhkan orang itu" seru Leviathan dengan wajah imutnya.     

Hayate pun mengacungkan jempolnya kepada Leviathan dan tersenyum.     

"Kerja bagus, Levi. Sekarang kita tinggal menangkapnya dan bergegas kembali ke markas Central" ucap Hayate.     

Hayate pun berjalan menuju Kolonel Erik dan menarik kerah baju bagian belakangnya lalu menyeretnya. Namun sesaat setelah Hayate menyeret Kolonel Erik, tiba-tiba sebuah benda asing jatuh ke tanah di hadapan Hayate. Seluruh prajurit yang berada di tempat itu terkejut ketika benda asing itu muncul dihadapan mereka.     

~BOOM     

"Apa-apaan? Apa yang sedang terjadi?" gumam Hayate.     

Sesosok demon dengan sayap hitam besar berkilauan berdiri di hadapan Hayate dan tersenyum. Sosok demon itu berwajah tampan dan tinggi, wajahnya seperti pria berusia 30 tahunan. Serta demon itu memiliki delapan sayap besar dan dua tanduk kecil berwarna merah dikepalanya.     

"Senang bertemu dengan kalian semua, para prajurit [The Saviour]. Namaku adalah Asmodeus, dan aku adalah salah satu dari [Trinity Leader]. Aku harap, aku tidak menganggu kalian saat ini" ucap sosok demon itu.     

Hayate terlihat diam dan hanya menatap demon itu dengan tatapan tajam.     

"Ada apa demon sepertimu datang kemari? Aku yakin kau tidak sedang ingin mencari masalah disini, bukan?" ucap Hayate.     

Asmodeus hanya tertawa kecil.     

"Jangan salah sangka seperti itu dulu kepadaku. Aku tidak berniat untuk mencari masalah sekecil apapun dengan kalian yang berada disini, aku hanya kemari untuk mengambil kembali barang milikku" ucap Asmodeus.     

"Barang milikmu? Apakah orang yang sedang kuseret ini mencuri sesuatu darimu? Atau apakah salah satu dari orang disini yang mencurinya?" ucap Hayate.     

"Kau benar, orang yang kau seret itulah yang telah mencuri sesuatu dariku" ucap Asmodeus.     

Hayate lalu melihat kearah Kolonel Erik dan melepaskan dirinya.     

"Kolonel Erik, benda apa yang sudah kau curi dari dia? Apa kau tidak malu sudah mencuri sesuatu dari demon? Meskipun dia adalah demon, namun masih tidak pantas untuk mencuri barang darinya" ucap Hayate.     

"…"     

Kolonel Erik terlihat diam tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.     

Hayate lalu memeriksa seluruh kantong serta saku baju dan celana dari Kolonel Erik. Hayate lalu menemukan sebuah batu segitiga berwarna hijau berkilau di saku baju Kolonel Erik, dirinya lalu menunjukkan batu itu kepada Asmodeus.     

"Apakah barang ini yang kau cari?" tanya Hayate.     

"Benar sekali, wahai prajurit [The Saviour]. Bisakah kau mengembalikan barang itu kepadaku? Aku ingin menyimpannya dengan baik kali ini, aku tidak ingin kehilangan barang itu untuk kedua kalinya" ucap Asmodeus.     

Hayate lalu menggenggam batu yang ada ditangannya dengan erat.     

"Bagaimana jika aku tidak ingin memberikan batu ini kepadamu? Apa yang akan kau lakukan kepadaku?" ucap Hayate dengan nada menantang.     

Ekspresi wajah Asmodeus pun berubah menjadi serius.     

"Maka aku tidak ada pilihan lain selain merebut batu itu dari tanganmu sekarang, wahai prajurit [The Saviour]" ucap Asmodeus.     

Hayate lalu tertawa dengan keras.     

"Kau sungguh lucu sekali. Kau pikir aku takut dengan dirimu? Jangan bercanda denganku, demon sialan. Kau pikir aku cukup bodoh untuk memberikan batu ini kepadamu?" ucap Hayate.     

"Kau tidak tahu apa yang sedang kau pegang sekarang. Sekarang cepat berikan kepadaku atau aku akan merebut paksa batu itu dari dirimu sekarang juga" ucap Asmodeus.     

Hayate dan Asmodeus pun terlihat saling bertatapan tajam satu sama lain. Mereka pun mengeluarkan aura yang besar dan aura itu saling berhantaman satu sama lain, gelombang angin besar pun tercipta di tempat itu. Sementara itu Ryouichi hanya bisa melihat dengan penuh harap ke arah Natsumi yang sedang menyembuhkan luka pada Rose.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.