Divine_Gate

Chapter 83 : Natsumi?!



Chapter 83 : Natsumi?!

1Seluruh pasukan gabungan yang dipimpin oleh Ryouichi pun bersiap-siap untuk kembali menuju markas Central. Terlihat Hayate yang bersandar dan termenung di sebuah tembok luar benteng markas provinsi barat.     

"Paman Hayate? Apa yang sedang paman lakukan?" tanya Akari yang menghampiri Hayate.     

"Hmmm? Aku hanya sedang mencoba menganalisa seluruh keadaan saat ini" ucap Hayate.     

"Menganalisa? Apa yang paman maksud?" tanya Akari heran.     

Hayate lalu menyentil dahi Akari dengan keras.     

"Uuuu… Paman Hayate, sakit sekali. Kenapa paman menyentil dahi Akari?" ucap Akari sembari meringis kesakitan.     

"Bagaimana dengan keadaan Ryouichi? Aku lihat dia masih diam sedaritadi" ucap Hayate.     

Akari lalu mengalihkan pandangannya kepada Ryouichi yang duduk di sebuah batu besar bersama dengan pasukan [Saint Wolf] lainnya.     

"Paman tahu? Ketua sangat mencintai Kolonel Rose, dia sedang terguncang saat ini ketika mendengar ucapan Kolonel Rose" ucap Akari yang melihat Ryouichi dengan tatapan kasihan.     

"Begitukah?" ucap Hayate.     

Hayate lalu berjalan menghampiri Ryouichi.     

"Yo, Ryouichi…" ucap Hayate menyapa Ryouichi.     

Ryouichi hanya mendongakkan kepalanya untuk melihat Hayate, lalu kembali menundukkan kepalanya.     

"Master… Apa master tidak apa-apa?" tanya Chloe.     

Ryouichi masih diam tidak menjawab.     

Enzo hanya menggelengkan kepalanya dan menepuk kepala Chloe.     

"Ketua sekarang sedang lelah, kau bermainlah bersama dengan Reina. Jangan khawatirkan keadaan ketua, dia pasti akan segera kembali seperti biasanya" ucap Enzo sembari tersenyum pahit.     

Chloe pun mengangguk dan mengajak Reina untuk pergi dari tempat itu.     

"Saya akan ikut bersama dengan Chloe dan juga Reina untuk menjaga mereka" ucap Tiara.     

Tiara pun ikut pergi bersama dengan Chloe dan juga Reina.     

Hayate pun melihat kearah Enzo.     

"Dimana anak kecil yang kuselamatkan waktu itu?" tanya Hayate.     

"Anak kecil? Ah, maksud anda Aiko? Aiko sedang bersama dengan Kolonel Rose saat ini. Entah mengapa Kolonel Rose hanya mengingat kami dan Aiko, dirinya sama sekali tidak mengingat dan mengenali ketua…" ucap Enzo lirih.     

Hayate lalu pergi meninggalkan mereka tanpa bicara lagi. Terlihat Natsumi yang duduk bersebelahan dengan Ryouichi. Natsumi pun menyentuh tangan dari Ryouichi dengan lembut.     

"Ketua, apa anda lapar? Makanlah roti ini" ucap Natsumi sembari menyodorkan sepotong roti kepada Ryouichi.     

"Aku tidak lapar, Natsumi" ucap Ryouichi.     

Tiba-tiba Ryouichi bangkit dari duduknya dan pergi.     

"Ketua!" seru Enzo.     

Natsumi pun menepuk pundak Enzo dan menggelengkan kepalanya.     

"Aku akan menemani ketua. Kau diam disini saja, Enzo" ucap Natsumi.     

Enzo pun menghela nafas panjang dan mengangguk pelan, Natsumi pun berlari untuk mengikuti Ryouichi. Di sebuah tebing, Kolonel Rose sedang bersama dengan Kolonel Ray dan membicarakan sesuatu.     

"Rose, apa kau tidak merasakan ada sesuatu yang aneh?" ucap Kolonel Ray.     

"Sesuatu yang aneh? Apa maksudmu, Kolonel Ray?" ucap Rose sembari menggendong Aiko yang tengah tertidur.     

"Ya, kau tahu… Apakah kau sama sekali tidak ingat dengan Ryouichi? Kau tidak sedang mengerjai Ryouichi, kan?" ucap Kolonel Ray.     

"Ryouichi? Ah… Apakah maksudmu pria tadi? Aku sama sekali tidak ingat tentang dirinya" ucap Rose.     

Kolonel Ray pun menggaruk-garuk kepalanya.     

"Apa kau sama sekali tidak ingat kenangan-kenanganmu bersama dirinya? Bukankah kau sangat mencintai dirinya?" ucap Kolonel Ray.     

"Baiklah, cukup sampai disitu. Ada apa dengan kalian semua? Kenapa kalian selalu menyebut tentang pria itu? Sudah kubilang bahwa aku sama sekali tidak ingat dan tidak ingin mendengar nama dia lagi" ucap Rose kesal.     

Rose lalu pergi meninggalkan Kolonel Ray sendirian.     

"Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Nasib dari Ryouichi sungguh menyedihkan sekali" gumam Kolonel Ray.     

"Anda benar, Kolonel Ray. Nasib dari Ryouichi sungguh menyedihkan sekali" ucap Letnan Satu Shizu yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Kolonel Ray.     

"Letnan Satu Shizu? Kau mengejutkanku…Aku sempat kaget ketika mendengar dari Tiara bahwa kau terbunuh waktu itu. Nampaknya kau sudah mempunyai rencana tersendiri ketika berhadapan dengan Tiara waktu itu" ucap Kolonel Ray.     

Letnan Satu Shizu pun berjalan dan berdiri disamping Kolonel Ray.     

"Anda benar, Kolonel Ray. Saya tentunya tidak berniat untuk mati waktu itu, saya menggunakan bayangan ilusi untuk membuat seolah-olah saya sudah mati" ucap Letnan Satu Shizu.     

"Kau sungguh cerdas, Letnan Satu Shizu. Sesuai apa yang diharapkan dari komandan divisi Dark-Moon" ucap Kolonel Ray sembari tertawa kecil.     

"Kembali ke permasalahan tentang Ryouichi… Apa yang bisa kita lakukan untuk dirinya? Karena dialah, kita bisa menahan Kolonel Erik hingga Letnan Jendral Hayate datang waktu itu" ucap Letnan Satu Shizu.     

"Entahlah, Letnan Satu Shizu. Aku juga bingung dengan keadaan saat ini, kita tidak menduga bahwa semua ini akan terjadi" ucap Kolonel Ray.     

Mereka berdua pun terdiam beberapa saat hingga mereka berdua mendengar suara percakapan antara Ryouichi dan Natsumi yang terdengar dekat dari mereka. Mereka berdua pun bersembunyi di balik pohon dan mengamati situasi.     

"Ketua, tunggu sebentar!" seru Natsumi sembari menarik tangan Ryouichi.     

Ryouichi pun menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Terlihat ekspresi wajah dari Ryouichi seperti orang yang sudah kehilangan segalanya.     

"Apa maumu, Natsumi? Apa kau tidak bisa meninggalkanku sendirian?" ucap Ryouichi datar.     

"Apakah anda pikir kami tidak khawatir melihat kondisi anda saat ini?" ucap Natsumi.     

Natsumi lalu melepaskan genggamannya dari Ryouichi. Ryouichi pun jatuh terduduk dan menangis.     

"Kesalahan apa yang telah aku lakukan? Aku selalu mencintai dan memperlakukan Rose dengan sepenuh hati. Kenapa nampaknya Tuhan selalu merenggut segalanya dalam hidupku? Aku—Aku…" ucap Ryouichi dengan keras.     

Natsumi pun melihat Ryouichi dengan tatapan kasihan dan matanya nampak berkaca-kaca. Kolonel Ray dan juga Letnan Satu Shizu yang melihat hal itu dari balik pohon pun ikut merasa sedih.     

"Ketua…" ucap Natsumi lirih.     

Natsumi pun memeluk Ryouichi yang masih dalam keadaan berlutut di tanah.     

"Natsumi?" ucap Ryouichi lirih.     

"Terkadang kehidupan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, namun anda tidak perlu bersedih hingga seperti ini" ucap Natsumi.     

"Untuk apa lagi aku hidup? Satu-satunya orang yang kucintai sudah melupakanku dan membuangku, bahkan cincin yang kupakai dijariku ini sudah tidak ada artinya lagi sekarang" ucap Ryouichi.     

Natsumi lalu melepaskan pelukannya dari Ryouichi dan mencium bibirnya. Ryouichi pun terkejut dengan tindakan Natsumi, sama halnya dengan Kolonel Ray dan Letnan Satu Shizu yang ikut terkejut ketika melihat hal itu.     

"Natsumi? Apa yang baru saja kau lakukan?" ucap Ryouichi.     

Natsumi lalu membantu Ryouichi untuk berdiri. Mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain.     

"Jika anda merasa bahwa anda telah kehilangan sosok Kolonel Rose yang anda cintai, maka… Biarkan saya menjadi sosok itu bagi diri anda" ucap Natsumi.     

"A-apa maksudmu, Natsumi? Aku tidak mengerti sama sekali" ucap Ryouichi.     

Natsumi lalu tersenyum dan menyentuh dadanya dengan kedua tangannya.     

"Saya mencintai anda, ketua. Saya menyadari bahwa saya mencintai anda sejak anda selalu ada untuk membantu dan menolong saya" ucap Natsumi.     

Perasaan dalam diri Ryouichi pun bergejolak, dirinya bingung dengan situasi kala itu.     

"Natsumi, aku…" ucap Ryouichi.     

Ucapan Ryouichi terhenti ketika Natsumi menggelengkan kepalanya.     

"Anda tidak perlu menjawab perasaan saya sekarang, ketua. Berilah waktu pada diri anda untuk memikirkan semua ini, lalu apa yang akan anda lakukan setelah ini?" ucap Natsumi.     

Ryouichi lalu mendekati Natsumi dan membisikkan sesuatu kepadanya. Natsumi yang mendengar ucapan dari Ryouichi langsung terkejut, namun Natsumi menjadi tenang kembali untuk beberapa saat.     

"Apa anda serius dengan hal ini, ketua?" tanya Natsumi.     

"Aku serius, Natsumi. Apa kau akan mendukungku?" ucap Ryouichi dengan tatapan serius.     

"Saya akan mendukung anda, ketua. Dan saya tidak keberatan untuk mengikuti anda kemanapun" ucap Natsumi sembari tersenyum.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan memberitahu yang lainnya tentang hal ini setelah kita kembali ke markas Central untuk melaporkan misi ini" ucap Ryouichi.     

Mereka berdua pun akhirnya pergi dari tempat itu meninggalkan Kolonel Ray dan Letnan Satu Shizu yang kehabisan kata-kata dan bingung dengan situasi saat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.