Divine_Gate

Chapter 67.8 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 8



Chapter 67.8 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 8

2Hayate pun bersiap pada pagi harinya, dia terlihat memakai seragam tempurnya. Seragam tempur yang dia pakai adalah seragam khusus untuk operasi militer di lapangan. Seragam yang dimiliki oleh petinggi atas terdiri dari dua macam, yang pertama adalah seragam untuk kondisi formal kantor, dan yang kedua adalah seragam untuk pertarungan di medan perang.     

Seragam yang Hayate pakai adalah seragam yang khusus di desain untuk pertarungan jangka lama dan memiliki fitur anti serangan sihir. Masing-masing dari petinggi atas dapat membuat seragam pertarungan mereka sesuai dengan keinginan masing-masing. Seragam pertarungan milik Hayate adalah sebuah kemeja putih yang di balut oleh rompi hitam yang di bagian belakangnya terdapat simbol Central dan pangkatnya yang terlihat jelas di bagian depan rompi hitam itu serta celana taktikal berwarna hitam, sepatu boot militer dan sarung tangan.     

"Sudah lama sekali sejak aku memakai seragam tempur ini, mungkin sudah sekitar 5 tahun?" ucap Hayate sembari bercermin.     

Dan terakhir, Hayate memakai sarung tangan militer berwarna hitam di kedua tangannya.     

Hayate pun keluar dari ruangannya dan turun menuju lantai bawah rumahnya. Terlihat seluruh pelayan dirumah itu berbaris untuk mengucapkan perpisahan kepada Hayate.     

"Selamat pagi, tuan Hayate. Apa anda akan berangkat sekarang?" ucap salah satu pelayan.     

"Ya, aku akan pergi hari ini. Aku akan kembali secepat mungkin, aku harap kalian menjaga rumah ini dengan baik" ucap Hayate.     

"Kalau begitu, kami mengharapkan keselamatan anda selama perjalanan anda nantinya" ucap pelayan itu.     

Hayate pun mengangguk dan tersenyum, dirinya pun melangkah keluar dari rumah itu. Terlihat beberapa prajurit central sedang menunggunya.     

"Selamat pagi, Letnan Jendral Hayate. Kami sudah menunggu anda, mari kita pergi sekarang" ucap salah satu prajurit itu.     

"Kalian lebih baik pulang saja, aku sendirilah yang akan pergi ke utara" ucap Hayate sembari masuk kedalam mobil jeep itu.     

"Let-Letnan Jendral Hayate, apa maksud anda? Jendral telah memerintahkan kami untuk ikut bersama anda" ucap prajurit itu bingung.     

"Dengarkan aku, aku tidak masalah untuk membawa kalian jika kalian adalah pasukan dari divisi Dark Moon. Tapi kalian hanyalah prajurit biasa, kalian adalah beban. Aku tidak mau mengurus prajurit lemah seperti kalian nantinya, kalian hanya akan menjadi mayat disana nantinya" ucap Hayate.     

Para prajurit itupun terdiam setelah mendengar ucapan dari Hayate.     

"Kalau begitu, sampaikan salamku kepada jendral. Selamat tinggal" ucap Hayate.     

Hayate pun menyetir mobil jeep itu menuju pelabuhan dengan cepat.     

"Untung saja aku berhasil meyakinkan para prajurit itu untuk tidak ikut bersamaku. Aku tidak ingin membuat orang lain mati ketika bersamaku, tidak untuk kedua kalinya…" gumam Hayate.     

Setelah berkendara selama kurang lebih setengah jam, akhirnya Hayate sampai di pelabuhan. Dirinya pun menjadi pusat perhatian oleh masyarakat sipil di tempat itu, mereka sebelumnya tidak pernah melihat secara langsung petinggi atas memakai seragam tempur seperti itu.     

"Tempat ini sudah banyak berubah sejak aku cuti dari militer. Jadi kepada siapa aku harus bertanya tentang pelabuhan ini?" gumam Hayate     

Disana dirinya langsung di sambut oleh pria tua yang tidak lain adalah pemimpin pasukan khusus penjaga pelabuhan itu.     

"Se-selamat datang, pak. Ada keperluan apa anda kemari? Terlebih anda memakai seragam tempur seperti itu, apakah anda hendak memeriksa kondisi dari pelabuhan ini ? Atau jangan-jangan akan ada pasukan demon yang menyerang pelabuhan ini ?" tanya pria tua itu.     

Hayate pun terlihat membakar rokok miliknya.     

"Pasukan [Saint Wolf]…" ucap Hayate.     

"Ma-maaf?" ucap pria tua itu dengan ekspresi gugup.     

"Apakah kau pernah bertemu dengan pasukan [Saint Wolf] yang terkenal itu? Mereka hendak menuju markas provinsi utara untuk menangkap seekor tikus pengkhianat. Aku yakin mereka datang ke pelabuhan ini" ucap Hayate.     

"Sa-Saint Wolf? Ah, benar… Beberapa hari yang lalu saya menyambut kedatangan mereka, pemimpin mereka yang bernama Ryouichi adalah seorang prajurit yang hebat. Bahkan dia bisa menghancurkan magic barrier kualitas terbaik milik kami, la-lalu apa anda akan menyusul mereka semua?" tanya pria tua itu dengan rasa takut.     

"Benar, aku akan menyusul mereka. Apa kau ada masalah tentang hal itu?" ucap Hayate.     

"Ti-tidak, pak. La-lalu dimana pasukan anda? Saya tidak melihat mereka?" ucap pria tua itu.     

"Aku tidak perlu pasukan, cukup hanya diriku saja" ucap Hayate.     

Pria tua itupun tersentak kaget.     

"Ha-hanya anda saja? Apa anda tidak salah? Kapten Ryouichi saja membawa banyak sekali prajurit, namun anda berkata bahwa anda ingin pergi kesana seorang diri?" ucap pria tua itu bingung.     

"Apa kau pernah mendengar tentang sang singa pemerintahan?" tanya Hayate.     

"Tentu saja pernah, dia adalah salah satu dari prajurit terkuat dan kabarnya dia sedang mengambil cuti lama. Dia adalah legenda di kalangan prajurit, memangnya kenapa anda bertanya seperti itu?" tanya pria tua itu heran.     

Hayate pun tersenyum.     

"Tidak apa-apa, aku hanya senang karena masih ada orang yang tahu tentang dirinya. Kalau begitu aku pinjam dulu dermaga mu, aku ingin bertemu dengan teman lamaku" ucap Hayate.     

"Ba-baiklah…" ucap pria tua itu heran.     

Pria tua itu masih belum menyadari bahwa sosok prajurit yang berbincang dengannya adalah sang singa pemerintahan itu sendiri. Hayate pun berjalan menuju dermaga bersama dengan pria tua itu hingga akhirnya dia sampai di ujung dermaga itu.     

"Baiklah, aku harap dia masih ada di laut ini. Aku jadi merasa bersalah karena meninggalkannya sendirian di tempat ini" gumam Hayate.     

Hayate pun terlihat menjetikkan jarinya dan tanda insignia besar muncul di langit.     

"In-insignia? Apa anda hendak memanggil elemental beast milik anda disini?" tanya pria tua itu.     

"Tunggu dan lihat saja" ucap Hayate.     

Tidak beberapa lama, gelombang air laut pun menjadi tidak beraturan. Hingga akhirnya muncul sesosok naga laut besar dari dalam laut itu yang tidak lain adalah Leviathan.     

"Yo, lama tidak berjumpa denganmu. Apa kabarmu, Levi?" ucap Hayate sembari tersenyum.     

Leviathan terlihat diam menatap Hayate.     

"Ada apa, Levi? Apa kau sakit?" tanya Hayate heran.     

Tubuh Leviathan pun bersinar dengan terang dan menyilaukan seluruh dermaga itu. Leviathan pun berubah wujud menjadi manusia dan menatap Hayate.     

"Tu-tuan Hayate, apa itu benar-benar anda?" tanya Leviathan dengan ekspresi tidak percaya.     

"Tentu saja, Levi. Apa kau sehat?" tanya Hayate sembari tersenyum.     

Pertemuan mereka di liputi suasana kesedihan, diiringi suara ombak laut yang tenang dan angin lembut yang berhembus.     

Leviathan pun perlahan berjalan dan akhirnya berlari ke arah Hayate. Leviathan pun memeluk Hayate dengan erat sembari menangis.     

"Tuan… tuan, akhirnya anda menjemputku. Aku selalu yakin bahwa tuan tidak akan pernah meninggalkanku sendirian disini. Aku…aku sudah mengikuti perintah tuan untuk menjadi yang terkuat di lautan, aku selalu memimpikan pertemuan dengan tuan lagi. Aku…aku" ucap Leviathan dengan berlinang air mata.     

Hayate pun mengelus kepala Leviathan.     

"Aku tahu. Kau kesepian bukan? Maafkan aku yang dulu meninggalkanmu hingga kesepian seperti ini… Kau membenciku bukan?" ucap Hayate lirih.     

"Tidak! Aku tidak akan pernah membenci tuan Hayate. Tidak akan pernah…" ucap Leviathan.     

Hayate pun mengusap air mata Leviathan dengan lembut.     

"Aku pulang, Levi" ucap Hayate.     

Leviathan pun tersenyum.     

"Selamat datang, tuan Hayate" ucap Leviathan.     

Pria tua itupun tidak percaya akan apa yang dia lihat, pria tua itupun menghampiri Hayate.     

"Mung-mungkinkah anda adalah Letnan Jendral Hayate? Sang singa pemerintahan yang terkenal itu?" ucap pria tua itu.     

Hayate pun berbalik badan dan menaruh jempolnya di dadanya.     

"Benar, aku adalah Hayate. Apa kau senang bertemu denganku?" ucap Hayate.     

Seluruh tubuh pria tua itupun menjadi gemetar ketakutan.     

"Ma-maafkan atas kelancangan perilaku saya, Letnan Jendral Hayate. Saya tidak tahu sebelumnya bahwa anda—" ucap pria tua itu sembari menundukkan kepalanya.     

Hayate pun menepuk pundak dari pria tua itu.     

"Tidak perlu bersikap seperti itu. Kau adalah prajurit yang baik, aku suka dengan itu. Jadi angkatlah kepalamu" ucap Hayate.     

Pria tua itupun mendongakkan kepalanya dan melihat Hayate.     

"Te-terima kasih atas pengertian anda" ucap pria tua itu.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Levi, apa kau bisa mengantarku menuju markas provinsi utara ? Ada sesuatu yang harus aku selesaikan disana" ucap Hayate.     

"Markas provinsi utara? Apakah anda ingin menangkap orang yang bernama Erik itu?" tanya Leviathan.     

"Kau tahu darimana jika aku sedang mencari orang itu?" tanya Hayate terkejut.     

"Beberapa hari sebelumnya, aku berpapasan dengan seorang prajurit yang bernama Ryouichi. Aku salah paham dan menyerang mereka kala itu, namun Ryouichi itu… Dia berhasil mengalahkanku seorang diri. Dia cukup hebat, tuan Hayate" ucap Leviathan.     

"Heee… Jadi dia bahkan bisa mengalahkanmu seorang diri? Hebat juga, sesuai yang kuharapkan dari anak angkat Ryota" ucap Hayate.     

Leviathan pun merubah wujudnya kembali menjadi naga laut besar, Hayate pun naik ke punggung Leviathan dan bergegas pergi menuju markas provinsi utara.     

"Aku harap tidak terjadi apa-apa disana… Bertahanlah, kalian semua" gumam Hayate.     

Sementara Hayate sedang mencoba untuk menyusul Ryouichi dan pasukannya, kapal yang ditumpangi oleh Ryouichi dan yang lainnya sudah sampai di markas provinsi utara. Ryouichi dan pasukannya pun bersiap untuk menyerang dan menangkap Kolonel Erik dengan segala yang mereka punya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.