Divine_Gate

Chapter 68 : Awal dari tragedi



Chapter 68 : Awal dari tragedi

0Kapal Ryouichi pun akhirnya berlabuh, dan pasukan gabungan Ryouichi turun dari kapal itu.     

"Ketua! Seluruh mobil dan perlengkapan kita sudah siap. Saya dan Kolonel Ray sudah memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal" ucap Enzo.     

"Bagus, sekarang kita hanya perlu masuk kedalam markas provinsi utara dan menangkap Kolonel Erik" ucap Ryouichi.     

Rose pun menghampiri Ryouichi yang sedang membahas rencana dengan salah satu prajurit divisi Dark Moon.     

"Ryouichi, apa kau punya waktu sebentar?" ucap Rose.     

Ryouichi pun mengangguk pelan, dan prajurit divisi Dark Moon itu pun bergegas pergi.     

"Ada apa Rose?" tanya Ryouichi.     

"Apa kau tidak merasa ada keanehan?" ucap Rose.     

"Keanehan? Apa maksudmu?" tanya Ryouichi heran.     

"Bukankah seharusnya Kolonel Erik sudah mengetahui tentang penyerangan ini? Mengapa dia tidak mengirim pasukannya untuk menyerang kita?" ucap Rose.     

Ryouichi pun terdiam untuk sesaat.     

"Kau benar, tapi kita tidak dapat berbuat apa-apa tentang hal itu. Kita hanya bisa melanjutkan rencana penyerangan ini" ucap Ryouichi.     

Tiba-tiba terdengar seruan dari salah satu prajurit divisi Dark Moon.     

"Kapten Ryouichi! Kita sudah siap untuk berangkat, kami hanya tinggal menunggu perintah anda" ucap prajurit itu.     

"Baiklah!" seru Ryouichi.     

"Ryouichi…" ucap Rose lirih.     

Rose pun memegang tangan Ryouichi.     

Ryouichi pun tersenyum dan mengelus kepala Rose.     

"Tenanglah, Rose. Jika sesuatu terjadi, aku mengandalkanmu untuk menyelamatkanku" ucap Ryouichi.     

Rose pun terpaksa mengangguk pelan dengan ekspresi khawatir.     

"Baiklah, kita akan berangkat sekarang. Enzo! Kau pimpin regu pertama sesuai dengan rencana awal" ucap Ryouichi.     

"Baik, ketua!" seru Enzo.     

Akhirnya Ryouichi dan pasukannya pun langsung menuju markas provinsi utara dengan mobil jeep yang juga mereka bawa dengan kapal itu. Regu penyerangan terbagi menjadi dua, regu pertama adalah pasukan [Saint Wolf] dan regu kedua adalah pasukan divisi Dark Moon yang di pimpin oleh Kolonel Ray. Perjalanan menuju markas provinsi utara melewati hutan yang sangat lebat dan gelap, hanya sedikit cahaya matahari yang dapat menembus pepohonan     

"Ketua, entah mengapa perasaan saya menjadi tidak enak" ucap Natsumi.     

"Saya juga, ketua. Saya merasa ada yang aneh di hutan ini" ucap Akari.     

"Tenanglah kalian semua, semua akan baik-baik saja selama kita mengikuti rencana" ucap Ryouichi berusaha untuk menenangkan regunya.     

Tiba-tiba saja mobil yang mereka tumpangi berhenti mendadak dan membuat seluruh orang terkejut.     

"Enzo, ada apa denganmu? Kenapa kau berhenti mendadak seperti itu?" tanya Ryouichi.     

"Di-di depan ada seorang anak kecil yang berdiri dan menghalangi perjalanan kita" ucap Enzo.     

Ryouichi pun tersentak dan memutuskan untuk keluar dari mobil untuk memeriksa. Sesaat setelah Ryouichi keluar dari mobil, anak kecil yang sebelumnya diam itu tiba-tiba menyerang Ryouichi.     

"Ryouichi! Awas!" seru Rose.     

"Ha-half demon?!" gumam Ryouichi terkejut.     

Dengan cepat, Ryouichi menghindari serangan dari anak kecil itu.     

"BUNUH…BUNUH!" seru anak kecil itu.     

Anak kecil itu terlihat memiliki tanduk di kepalanya dan bersayap hitam besar dengan mata merah menyala.     

Seluruh pasukan gabungan dari Ryouichi pun turun dari mobil jeep mereka.     

"Ketua!" seru Enzo.     

"Kapten Ryouichi!" seru prajurit divisi Dark Moon.     

"Kalian semua mundur! Aku masih bisa mengatasi hal ini" ucap Ryouichi.     

Enzo dan pasukan lainnya pun menuruti perintah Ryouichi dan tetap diam ditempat.     

"Ro-chan, apa kau punya cara untuk mengalahkan half-demon itu tanpa melukainya?" gumam Ryouichi.     

Nampak tidak ada jawaban dari Ro-chan.     

"Ro-chan, Ro-chan! Dimana kau? Aku membutuhkan bantuanmu" gumam Ryouichi.     

"Berisik! Bisakah kau tidak menganggu tidurku, Ryouichi bodoh" suara Ro-chan menggema di kepala Ryouichi.     

"Aku sedang melawan half-demon saat ini, dan aku tidak mau melukainya. Apa kau mempunyai saran untukku?" gumam Ryouichi.     

Tiba-tiba half-demon itu kembali menyerang Ryouichi dengan beringas. Ryouichi pun terus menghindar dan tidak memberi perlawanan.     

"Kenapa kau tidak membunuhnya langsung? Bukankah itu lebih mudah?" ucap Ro-chan.     

"Tapi… Aku memang… Tidak… Berniat… Untuk membunuhnya" ucap Ryouichi terputus-putus karena terus menerus menghindari serangan dari half-demon itu.     

Enzo pun melihat hal itu dengan heran.     

"Kenapa ketua tidak langsung saja membunuh half-demon itu?" ucap Enzo.     

"Apa kau lupa dengan aturan yang sudah diberikan ketua untuk pasukan [Saint Wolf] ?" ucap Natsumi.     

"Ah, benar juga" ucap Enzo.     

Ryouichi terus menghindar dan tetap tidak memberi perlawanan apa-apa.     

"Ro-chan! Cepatlah! Aku sungguh tidak punya pilihan apa-apa lagi!" seru Ryouichi.     

"Ah, menyebalkan. Gunakan saja skill penghenti waktumu dan suruh salah satu bawahanmu untuk mengikatnya! Kau sungguh bodoh, sampai bertanya tentang hal itu kepadaku" ucap Ro-chan.     

Ryouichi pun tersenyum.     

"[Skill : Time Freeze!]" rapal Ryouichi.     

Half-demon itu pun menjadi tidak bisa bergerak.     

"Kalian! Cepat gunakan tali atau apapun untuk menahan half-demon itu! Aku hanya sanggup menahannya selama 10 detik!" seru Ryouichi.     

"Ketua! Biar aku yang melakukannya!" ucap Akari.     

Akari pun merapal mantera, terlihat lingkaran sihir muncul di bawah kaki half-demon itu.     

"[Skill Alkemi : Binding Root!]"     

Sebuah akar panjang pun mengikat half-demon itu, bertepatan dengan efek dari skill time freeze Ryouichi yang sudah habis.     

"BUNUH! BUNUH!" teriak half-demon itu.     

Terlihat half-demon itu berteriak tidak terkendali. Ryouichi pun mendekati half-demon itu dan menatapnya.     

"Kau masih anak-anak, dan kau sudah harus merasakan penderitaan seperti ini" ucap Ryouichi lirih.     

Chloe pun menghampiri Ryouichi.     

"Chloe, apa yang kau lakukan?" tanya Ryouichi.     

"Chloe mengenal anak ini… Chloe pernah bertemu dengannya dulu… Dia adalah anak yang baik, namun sekarang dia…" ucap Chloe.     

Ryouichi pun berbalik badan dan melihat kearah Kolonel Ray.     

"Kolonel Ray, apa anda punya sihir yang dapat mengembalikan kesadaran half-demon ini?" tanya Ryouichi.     

Kolonel Ray pun berjalan menghampiri half-demon itu dan memeriksa kondisinya. Kolonel Ray pun menggelengkan kepalanya dengan pelan.     

"Maaf, Ryouichi. Half-demon ini sudah terpengaruh oleh sihir pengikat, satu-satunya jalan untuk mengembalikan kesadarannya adalah membuat orang yang sudah memberinya sihir ini untuk membatalkan sihir pengikat ini. Dengan kata lain kita harus membuat Kolonel Erik membatalkan efek sihir ini, atau cara terakhirnya adalah… Membunuh Kolonel Erik" ucap Kolonel Erik.     

Ryouichi yang mendengar hal itupun terdiam dan berjalan menuju sebuah pohon besar. Dirinya pun meninju pohon besar itu hingga tumbang.     

"SIALAN! Pada akhirnya aku tidak dapat menolong siapapun! Kolonel Erik! Aku pasti akan membuatmu menyesal telah melakukan hal ini" teriak Ryouichi.     

Seluruh pasukan hanya dapat melihat Ryouichi yang mengamuk. Rose pun menghampiri Ryouichi dan menepuk pundaknya dengan lembut.     

"Ryouichi, tenanglah. Pasukan yang lain sedang menunggu perintahmu…" ucap Rose.     

Ryouichi pun akhirnya tenang kembali dan berjalan kembali menuju pasukannya.     

"Akari, sampai berapa lama kau bisa menahan skill sihirmu itu? Dan berapa banyak kau bisa merapal sihir itu?" ucap Ryouichi.     

"Sa-saya bisa tetap menjaga skill itu tetap aktif selama mungkin, asalkan saya masih sadar. Dan karena kapasitas mana saya yang besar, saya bisa merapal skill itu sebanyak mungkin" ucap Akari gugup.     

Ryouichi pun terlihat diam memikirkan sesuatu.     

"Baiklah, kita ubah rencana kita. Akari akan ikut bersama dengan regu kedua yang di pimpin oleh Kolonel Ray. Regu kedua akan menangkap dan mengikat seluruh half-demon yang kita temui selama perjalanan. Jangan membunuh, kecuali benar-benar terpaksa. Kalian paham?" ucap Ryouichi.     

Seluruh pasukan pun mengangguk, dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali. Namun mereka tidak menyadari bahwa hutan itu sudah dipasangi alat sihir yang akan terus merubah rute dari hutan itu, dan membuat mereka hanya berputar-putar tanpa ada jalan keluar dari hutan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.