Divine_Gate

Chapter 70 : Infiltrasi



Chapter 70 : Infiltrasi

1Letnan Satu Shizu pun sedang menemani Kolonel Erik yang tengah melakukan sebuah eksperimen di laboratorium bawah tanah miliknya.     

"Kolonel Erik, apakah anda tidak khawatir tentang penyerangan dari pasukan [Saint Wolf] ke markas anda ini?" tanya Letnan Satu Shizu.     

Kolonel Erik masih tampak sibuk dengan eksperimen yang sedang dia lakukan.     

"Apa yang perlu ku khawatirkan, Letnan Satu Shizu? Aku memiliki pasukan elit [Three Disaster] yang sudah kutugaskan di hutan labirin itu untuk menghadapi pasukan [Saint Wolf], meskipun pasukan [Saint Wolf] itu dapat mengalahkan mereka dan masuk ke markas ini namun aku sudah menyiapkan pasukan half-demon milikku untuk menghadapi pasukan [Saint Wolf] itu. Ditambah dengan dirimu yang bersamaku saat ini, apa lagi yang perlu aku khawatirkan?" ucap Kolonel Erik.     

"Mungkin anda benar, namun anda terlihat tidak peduli sama sekali dengan penyerangan mereka ke markas anda ini. Apakah eksperimen ini begitu penting untuk anda?" ucap Letnan Satu Shizu.     

Kolonel Erik pun menghentikan kegiatannya dan tersenyum kepada Letnan Satu Shizu.     

"Apakah kau pernah mendengar tentang sebuah relik kuno yang dapat memberikan keabadian dan kekuatan serta kekuasaan besar kepada orang yang dianggap pantas oleh relik kuno itu? Aku sedang meneliti tentang relik kuno itu, jika aku bisa mengungkap rahasia dibalik relik kuno itu maka aku bisa menjadi orang terkuat di dunia ini. Jika itu terjadi, bahkan jendral itu dan [Great Demon Emperor] sekalipun tidak dapat mengalahkanku" ucap Kolonel Erik.     

Letnan Satu Shizu pun terdiam. Kolonel Erik pun berjalan ke sebuah tabung besar yang didalamnya terdapat seorang wanita yang sedang tertidur.     

"Dan aku juga ingin menggunakan kekuatan relik kuno itu untuk menghidupkan kembali istriku ini. Apa kau tahu alasan utama mengapa aku sampai berkhianat kepada jendral itu?" ucap Kolonel Erik sembari menyentuh tabung besar itu.     

Letnan Satu Shizu pun menggelengkan kepalanya.     

"Apa alasan anda itu, Kolonel Erik?" tanya Letnan Satu Shizu.     

"Karena dialah, istriku bisa sampai seperti ini. Jendral itu memberi perintah kepada istriku untuk menjadi mata-mata di wilayah demon. Namun entah mengapa, penyamaran istriku terbongkar dan diketahui oleh demon disana. Aku sudah memohon dan bahkan bersujud kepada Jendral itu untuk mengirim pasukan penyelamat kesana. Namun kau tahu apa yang dia ucapkan?" ucap Kolonel Erik.     

Kolonel Erik memukul meja dengan keras dan memasang ekspresi marah.     

"Jendral tua itu berkata bahwa itu sudah menjadi resiko bagi seorang mata-mata jika dia tertangkap oleh musuh dan menyuruhku untuk merelakan istriku di wilayah itu. Apakah kau bisa mempercayai hal itu? Jendral sialan itu… Aku nekat untuk pergi ke wilayah demon itu tanpa sepengetahuan jendral itu, namun ketika aku sampai disana… Semuanya sudah terlambat, istriku sudah di perkosa dan dibunuh oleh para demon. Tragis bukan? Aku selalu melakukan perintah jendral itu dan setia kepadanya, namun dia tidak berbuat apa-apa ketika diriku mengalami hal seperti ini" ucap Kolonel Erik.     

Letnan Satu Shizu pun hanya melihat Kolonel Erik dengan tatapan kasihan.     

"Kolonel Erik, sa—" ucap Letnan Satu Shizu.     

Tiba-tiba salah satu prajurit mengetuk pintu laboratorium itu.     

"Kolonel Erik, apa anda berada didalam?" ucap prajurit itu dari balik pintu.     

"Masuklah" ucap Kolonel Erik.     

Prajurit itupun masuk kedalam laboratorium itu.     

"Kolonel Erik, saya ingin melaporkan bahwa pasukan [Saint Wolf] sebentar lagi akan sampai markas ini, dan pasukan elit [Three Disaster] sedang bertarung di hutan labirin" ucap prajurit itu.     

Kolonel Erik pun mengangguk.     

"Letnan Satu Shizu, apakah kau tahu siapa saja yang ikut terlibat dalam penyerangan ke markasku ini?" tanya Kolonel Erik.     

"Pasukan [Saint Wolf] yang terdiri dari Ryouichi dan pasukannya ditambah beberapa prajurit dari divisi Dark Moon, Kolonel Ray, dan juga Kolonel Rose" ucap Letnan Shizu.     

"Hahaha menarik, bahkan dua [Guardian] ikut menyerang markasku ini. Namun itu tidak masalah, selama tidak ada Kolonel Ryota. Apakah kau bisa menyambut kedatangan mereka, Letnan Satu Shizu? Aku akan memberikan komando sebagian pasukan half-demon milikku kepadamu" ucap Kolonel Erik.     

"Baiklah, Kolonel Erik" ucap Letnan Satu Shizu.     

Letnan Satu Shizu pun keluar dari laboratorium itu dan menuju keatas. Sementara itu pasukan regu kedua yang di pimpin oleh Kolonel Ray sudah sampai dan berada beberapa ratus meter dari markas provinsi utara. Markas provinsi utara merupakan sebuah benteng besar yang kokoh dan memiliki magic barrier sebagai pelindung utamanya. Terlihat puluhan prajurit yang menjaga benteng besar itu.     

Terlihat regu kedua itu melakukan pengamatan dan pengintaian terlebih dahulu.     

"Baiklah, kita sudah sampai. Kita langsung bergerak sesuai dengan rencana yang sudah kita buat sebelumnya" ucap Kolonel Ray.     

Pasukan regu kedua itu pun terpecah menjadi beberapa kelompok dan ada yang bertugas untuk menyusup masuk kedalam markas itu dan ada pula yang bertugas untuk mengurus prajurit penjaga.     

"Aku, Rose, Tiara, dan juga Chloe akan masuk kedalam sana. Dan untuk kalian para prajurit divisi Dark Moon yang akan mengurus prajurit penjaga di luar, dan sebagian dari kalian akan menjaga Aiko agar tetap aman di tempat ini. Apa kalian paham?" ucap Kolonel Ray.     

"Kolonel Ray, bagaimana cara kita masuk kedalam sana? Bukankah para prajurit itu menjaganya dengan sangat ketat?" tanya Tiara.     

Kolonel Ray pun melihat kearah mobil jeep dan tersenyum.     

"Aku sudah lama ingin mencoba hal ini, aku harap kalian tahan dengan guncangan kecil" ucap Kolonel Ray sembari tersenyum aneh.     

"Ja-jangan-jangan?" ucap Rose.     

Kolonel Ray pun masuk kedalam mobil jeep.     

"Kalian masuklah" ucap Kolonel Ray bersemangat.     

Rose, Tiara dan juga Chloe pun akhirnya masuk kedalam mobil jeep itu.     

"Kolonel Ray, kita mau kemana?" tanya Chloe bingung.     

"Tenanglah, Chloe. Aku akan menunjukkan kehebatanku dalam menyetir, kalian semua berpeganganlah yang erat! " seru Kolonel Ray.     

Kolonel Ray pun menginjak gas mobilnya dengan kuat dan menyetir langsung menuju markas provinsi utara itu.     

Para prajurit penjaga yang menjaga markas provinsi utara itu pun terkejut ketika melihat mobil jeep dengan kecepatan tinggi menerjang mereka.     

"A-apa itu?!" seru salah satu prajurit penjaga itu.     

"Rose! Hancurkanlah magic barrier itu sekarang!" seru Kolonel Ray.     

"Baiklah, serahkan kepadaku! [Ultimate Skill : Fire Lotus Crimson]!" seru Rose.     

Serangan dari Rose pun tepat mengenai magic barrier dari benteng itu dan membuat magic barrier itu hancur berkeping-keping.     

"Serangan yang bagus, Rose! Sisanya biar aku yang urus!" seru Kolonel Ray bersemangat.     

Kolonel Ray pun menabrakkan mobil jeepnya langsung ke dinding benteng itu. Dinding benteng itupun hancur berantakan, Kolonel Ray dan yang lainnya pun langsung turun dari mobilnya dan berniat untuk menuju tempat dimana para anak-anak yang ditangkap oleh Kolonel Erik untuk dijadikan bahan percobaan berada.     

"Menurut peta yang diberikan Ryouichi, anak-anak itu dikurung di bawah tanah. Ayo kita segera kesana!" seru Kolonel Ray.     

Kolonel Ray pun berlari namun tiba-tiba dirinya terkena sebuah serangan yang tidak diketahui darimana asalnya, dirinya pun terhempas jauh kebelakang.     

"Kolonel Ray!" seru Tiara.     

"Ugh, seperti biasanya kau tidak menahan diri ketika menyerangku. Bukankah seperti itu, Shizu?" ucap Kolonel Ray.     

Letnan Satu Shizu pun berjalan dari kepulan asap.     

"Maaf, Kolonel Ray. Tapi setidaknya, saya tidak menyerang anda dengan niatan membunuh" ucap Letnan Satu Shizu sembari tersenyum.     

Kolonel Ray pun menghela nafasnya.     

"Aku sebenarnya ingin bertarung denganmu, tapi aku tidak punya waktu banyak untukmu sekarang" ucap Kolonel Ray.     

"Kolonel Ray, biarkan saya yang melawannya" ucap Tiara dengan tatapan yakin.     

Kolonel Ray pun tersenyum.     

"Baiklah, aku akan menyerahkan dia kepadamu. Rose, Chloe, ayo kita bergegas pergi sekarang" ucap Kolonel Ray.     

Kolonel Ray, Rose, dan juga Chloe pun meninggalkan Tiara yang menawarkan dirinya untuk melawan Letnan Satu Shizu. Sementara itu di hutan labirin, Ryouichi dan yang lainnya sedang bertarung habis-habisan dengan [Three Disaster].     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.