Divine_Gate

Chapter 67.6 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 6



Chapter 67.6 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 6

1Pada pagi harinya, Hayate pun pergi menuju Central untuk bertemu dengan jendral. Dirinya pun datang seorang diri dan akhirnya sampai di gerbang masuk gedung pemerintahan Central.     

"Sial, aku lupa memakai seragam. Terserahlah, lagipula aku hanya akan bertemu dengan August" ucap Hayate sembari membakar rokoknya.     

Ketika dirinya hendak masuk, dua orang prajurit penjaga menghentikannya.     

"Tunggu sebentar, ada urusan apa kau disini?" ucap salah satu prajurit dengan sinis.     

"Lagi-lagi aku berurusan dengan adegan seperti ini, dasar pembuat cerita sialan" gumam Hayate sembari menghela nafas.     

Terlihat dua prajurit itu menginspeksi Hayate dari atas hingga kebawah, Hayate terlihat hanya memakai kaus putih dengan jaket kulit hitam kesayangannya dan sepatu boot berwarna hitam.     

"Aku ingin bertemu dengan nenekmu… Tentu saja aku mau masuk kedalam, bisakah kalian berhenti bertanya hal aneh seperti itu? Aku tahu aku hanya memakai baju biasa seperti ini, tapi aku merasa kalian hanya melihat orang dari penampilannya saja" ucap Hayate sembari menghisap rokoknya.     

"Ka-kau! Masyarakat sipil dilarang masuk kedalam, kecuali ada kepentingan dengan militer. Apa kau ada urusan dengan salah satu petinggi didalam gedung ini?" ucap prajurit itu kesal.     

"Kau pikir aku bodoh? Anak kecil pun tahu bahwa tidak bisa sembarangan orang masuk kedalam gedung itu. Jangan sampai kalian menyesal sudah melarangku masuk…" ucap Hayate.     

"Hah? Kau pikir kau adalah atasan kami? Pergilah dari sini, sebelum kami mengusirmu secara paksa" ucap salah satu prajurit itu.     

Hayate pun hanya menghela nafas panjang.     

"Baiklah, aku akan pergi dari sini. Dan oh ya, serahkan surat ini pada Brigadir Jendral Ivan" ucap Hayate sembari menyerahkan sebuah surat putih kepada para prajurit itu.     

Hayate pun pergi meninggalkan gerbang itu dan berjalan menuju pusat kota.     

"Baiklah, karena aku sudah di usir, bagaimana jika aku bersantai dan meminum kopi dulu…" gumam Hayate.     

Hayate pun mendatangi sebuah café dan memesan sebuah kopi.     

"Baiklah, seharusnya para prajurit bangsat itu sudah tahu mengenai identitasku yang sebenarnya" gumam Hayate.     

Kopi yang dia pesan pun akhirnya sampai, dirinya pun bersantai sembari meminum kopinya.     

"Sungguh nikmat sekali, aku harap Lily bisa bersamaku hari ini…" gumam Hayate dengan ekspresi sedih.     

Tiba-tiba dia mendengar keributan antara pelayan café itu dengan seorang pria tua. Pelayan itu terlihat sedang membela seorang anak laki-laki yang sedang di marahi oleh pria tua itu.     

~BRAK     

Pria tua melempar cangkir gelas ke kepala anak kecil itu. Terlihat anak kecil itu tidak dapat berbuat apa-apa dan dari kepalanya mengucur darah.     

"Pergi dari sini! Aku tidak mau ada anak kecil miskin sepertimu muncul dihadapanku! " seru pria tua itu.     

"Pak, tolong tenangkan diri anda. Dia hanyalah seorang anak kecil, anda tidak dapat berbuat seperti itu kepadanya" ucap pelayan itu.     

"Diam kau, pelayan! Ini adalah salahmu karena membiarkan anak miskin seperti itu masuk kedalam café ini! " seru pria tua itu.     

Pria tua itu kembali hendak memukul anak kecil itu, namun akhirnya Hayate pun turun tangan.     

"Oi, pak tua. Bisakah kau tidak bersikap kasar seperti itu kepada adik laki-laki ku?" ucap Hayate.     

Pria tua itu nampak terkejut dengan kehadiran Hayate.     

"Siapa dirimu? Tidak perlu ikut campur dalam masalah ini, kau tidak tahu siapa diriku ini? Aku ini adal—" ucap pria tua itu.     

"Aku ini… Aku itu… Pantat nenekmu. Tutup mulutmu itu, aku tidak tahan mendengar omong kosongmu itu. Aku tahu siapa dirimu, kau adalah manager di bank pemerintahan bukan? Lalu memangnya kenapa? Aku bahkan berani menendang bokong seluruh leluhurmu tanpa terkecuali" ucap Hayate.     

"Ka-kau!" geram pria tua itu.     

Hayate terlihat menatap anak kecil yang terluka itu, dan mengusap kepalanya yang bercucuran darah dengan sapu tangan miliknya.     

"Kau tidak apa-apa?" tanya Hayate dengan lembut.     

Anak kecil laki-laki itu hanya mengangguk pelan.     

"Ayo kita pergi dari café ini, aku akan mentraktirmu makanan enak" ucap Hayate.     

Hayate dan anak kecil laki-laki itu pun berniat untuk pergi dari tempat itu namun dihentikan oleh pria tua itu.     

"Mau pergi kemana kalian? Anak itu sudah mengacaukan agenda makanku hari ini, aku minta ganti rugi" ucap pria tua itu.     

Hayate pun nampak muak dan kesal dengan pria tua itu, hingga dirinya merogoh sesuatu dari kantong jaketnya dan melemparnya ke muka pria tua itu.     

~PLAK     

"Ambillah ini" ucap Hayate.     

"Ko-koin emas platinum?! Ba-bagaimana bisa kau mempunyai uang sebanyak ini? Ko-koin ini hanya dimiliki oleh petinggi-petinggi besar pemerintahan, si-siapa kau sebenarnya?" tanya pria tua itu heran.     

Hayate tidak menjawab pertanyaan dari pria tua dan bergegas keluar dari café itu. Di luar café itu terlihat 2 mobil jeep yang terparkir dan ada sepuluh orang prajurit berseragam lengkap yang berdiri di dekat mobil jeep itu.     

Salah satu prajurit itu pun berjalan menuju Hayate dan memberinya hormat.     

"Letnan Jendral Hayate, saya memohon maaf karena prajurit penjaga di gerbang tadi telah mengusir anda. Kami sudah memberikan hukuman kepada mereka, kami harap anda tidak keberatan jika kami mengantar anda kembali ke gedung pemerintahan central" ucap prajurit itu dengan formal.     

"Tidak usah banyak bicara, aku sedang kesal. Antarlah dulu anak ini ke rumahku dan temuilah kepala pelayanku, dia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dan perlakukan anak ini dengan baik, jika terjadi sesuatu dengan anak itu maka akan kupastikan kalian semua akan menyesalinya" ucap Hayate.     

"Sesuai dengan perintah anda, Letnan Jendral Hayate" ucap prajurit itu dengan sopan.     

Hayate pun mengelus kepala anak itu dan tersenyum.     

"Maaf, adik kecil. Tapi ikutlah bersama mereka, mereka akan mengantarmu ke rumahku. Disana kau bisa makan enak" ucap Hayate.     

Anak kecil laki-laki itu pun mengangguk pelan dan masuk kedalam salah satu mobil jeep bersama dengan prajurit lainnya dan pergi dari tempat itu.     

"Kalau begitu, mari kita pergi Letnan Jendral Hayate" ucap prajurit itu.     

"Tunggu sebentar, tangkap pria tua kurus itu. Dia sudah melanggar pasal tentang perlindungan anak dan menganiaya anak tadi hingga terluka parah. Hukuman dia adalah 40 tahun bekerja di tambang batu sihir, segera tangkap dia" ucap Hayate.     

"Baik!" seru prajurit itu.     

Para prajurit itu lalu meringkus pria tua itu dan membawanya pergi.     

"Ti-tidak, aku tidak bersalah!" teriak pria tua itu.     

Hayate terlihat tersenyum dan melambaikan tangan kepada pria tua itu.     

"Apa anda sudah bisa ikut bersama kami, Letnan Jendral Hayate?" tanya prajurit itu.     

Hayate pun membakar rokoknya dan berjalan masuk kedalam mobil jeep itu.     

"Aku harap kalian tidak keberatan jika aku merokok didalam mobil ini" ucap Hayate dengan santai.     

"Ten-tentu saja, pak" ucap prajurit itu dengan gugup.     

Hayate pun akhirnya ikut bersama dengan para prajurit itu menuju gedung pemerintahan central. Sesampainya di gedung pemerintahan central, dirinya pun di kawal menuju ruangan jendral. Di ruangan itu terlihat jendral dan Brigadir Jendral Ivan sedang berbincang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.