Divine_Gate

Chapter 58 : Hujan kelabu



Chapter 58 : Hujan kelabu

0"Papa, kapan kita sampai?" ucap Aiko yang sedang memandangi jendela mobil.     

"Kita baru saja pergi, Aiko. Bersabarlah, sayang" ucap Rose.     

"Mamamu benar, Aiko. Bersabarlah, bagaimana kalau Aiko bermain denganku saja?" ucap Akari sembari menepuk pelan kepala Aiko.     

Aiko pun memasang ekspresi cemberut.     

"Hmpph… Tapi Aiko bosan! Chloe dan Reina juga tidak ada disini. Aiko tidak mau bermain dengan bibi Akari" ucap Aiko.     

"Bi-bibi?! Mengapa hanya aku yang dipanggil bibi olehnya? Baik Tiara dan juga Natsumi dipanggil kakak olehnya. Apakah aku terlihat tua?" gumam Akari sembari menyentuh wajahnya.     

Enzo pun hanya bisa menahan tawanya.     

Rose dan Ryouichi pun tersenyum kecil.     

"Chloe dan Reina ada di mobil lainnya. Mobil ini tidak akan muat jika mereka semua ada disini, dan juga jangan panggil Akari dengan panggilan bibi yah" ucap Ryouichi.     

"Tapi bukankah bibi Akari lebih tua dari papa?" ucap Aiko dengan wajah polosnya.     

"Aku masih berusia 20 tahun!" seru Akari.     

Seluruh orang yang berada di mobil itupun tertawa.     

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka selama beberapa hari hingga akhirnya mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan mereka karena cuaca yang sedang hujan terus menerus dan mengakibatkan jalan yang mereka lalui terhalangi oleh pohon yang tumbang serta banjir.     

"Enzo! Bagaimana di depan sana? Apakah juga terhalang oleh banjir?" seru Ryouichi.     

Enzo pun sedang berada di luar mobil memakai jas hujan mencoba mencari jalan untuk melanjutkan perjalanan mereka, namun hasilnya nihil.     

"Semua jalan tidak bisa kita lalui, ketua!" seru Enzo.     

"Bagaimana Ryouichi? Apakah kita bisa melanjutkan perjalanannya?" tanya Rose sembari memangku Aiko.     

Ryouichi pun menggelengkan kepalanya dan memasang ekspresi bingung.     

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, ketua?" tanya Natsumi yang menghampiri Ryouichi.     

"Kita sedang berada di tengah-tengah banjir dan pohon yang tumbang di depan sana malah ikut mempersusah kita" gerutu Akari.     

Chloe dan Reina malah terlihat senang bermain air hujan, mereka berlarian kesana kemari.     

"Chloe! Reina! Hati-hati, jangan sampai terluka!" seru Tiara.     

"Tenang saja, Chloe akan berhati-ha—" ucap Chloe namun tanpa disadari dirinya terperosok jatuh ke jurang kecil yang berada dibawah mereka.     

"Chloe!" teriak Tiara.     

Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun terkejut dengan teriakan Tiara. Ryouichi dan juga Enzo pun berlari menghampiri Tiara.     

"Tiara, ada apa? Mengapa kau berteriak seperti itu?" tanya Ryouichi bingung.     

"Chloe… Chloe jatuh ke bawah sana!" ucap Tiara histeris.     

"Ryouichi, ada apa?" tanya Rose yang ikut menghampiri Tiara.     

"Rose, tetaplah disini bersama dengan yang lainnya. Aku dan Enzo akan pergi kebawah sana untuk menyelamatkan Chloe" ucap Ryouichi.     

Tanpa banyak bicara, Enzo dan Ryouichi pun meluncur dengan cepat kebawah jurang kecil itu. Setelah mereka sampai dibawah sana, mereka melihat Chloe yang sedang terdiam berdiri. Mereka pun menghampiri Chloe dengan cepat.     

"Chloe! Apa kau baik-baik saja?" tanya Ryouichi.     

Chloe terlihat diam dan tidak menjawab pertanyaan Ryouichi.     

"Chloe?" ucap Ryouichi.     

"Master…" ucap Chloe lirih.     

Ryouichi yang merasa heran dan bingung pun akhirnya mendekati Chloe. Dirinya terkejut setelah melihat sesuatu yang dilihat oleh Chloe.     

"Apa ini?!" seru Ryouichi.     

Ryouichi melihat setumpuk mayat anak-anak yang sudah bercampur dengan lumpur. Setelah Ryouichi menelitinya, akhirnya dirinya menyadari bahwa tumpukan mayat itu adalah tumpukan mayat half-demon yang sudah rusak dan hampir tidak bisa dikenali lagi bentuknya.     

"Ma-mayat half-demon? Mengapa bisa banyak sekali mayat disini?" ucap Enzo.     

Chloe terlihat mengambil sesuatu dari salah satu mayat half-demon itu.     

"Chloe, apa yang kau lakukan?" tanya Ryouichi heran.     

Chloe pun memandangi sebuah boneka beruang kecil yang berada ditangannya.     

"Boneka ini… Chloe kenal dengan benda ini" ucap Chloe.     

"Apa maksudmu?" ucap Ryouichi.     

Chloe terlihat terduduk dan berlinang air mata.     

"Boneka ini adalah salah satu milik dari teman Chloe yang juga adalah half-demon. Chloe dulu berteman baik dengan half-demon yang memiliki boneka ini. Karena dialah, Chloe berhasil melarikan diri dari orang jahat yang membuat Chloe menjadi seperti ini" ucap Chloe.     

"Chloe…" ucap Ryouichi lirih.     

Chloe pun berteriak dan menangis histeris.     

"Kenapa? Kenapa seluruh teman Chloe mati?" ucap Chloe.     

Chloe pun mengingat kembali kenangan lamanya, saat dimana dirinya berteman dengan seorang half-demon perempuan yang telah dia anggap sebagai kakak perempuannya.     

"Chloe, ayo kita pergi dari sini" ucap Ryouichi.     

Chloe pun ikut bersama dengan Ryouichi pergi meninggalkan tempat itu sembari masih memeluk boneka beruang yang kotor oleh lumpur. Sesampainya mereka diatas, Tiara langsung berlari ke arah Chloe.     

"Chloe, apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya Tiara.     

Chloe terlihat diam dengan pandangan kosong.     

"Chloe baik-baik saja…" ucap Chloe lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi.     

Ryouichi yang melihat hal itupun ikut sedih.     

"Tuan Ryouichi, apa yang terjadi dengan Chloe?" tanya Tiara.     

"Kami menemukan tumpukan mayat half-demon di bawah sana, dan nampaknya salah satu dari mayat itu adalah teman baik dari Chloe" ucap Ryouichi.     

Tiara yang mendengar hal itu pun tersentak kaget.     

"Chloe…" gumam Tiara.     

Tiba-tiba saja Enzo menyadari bahwa ada yang menguping pembicaraan mereka dari balik semak-semak.     

"Siapa disana!" seru Enzo.     

Terlihat sosok itu berlari dengan cepat, namun dengan cepat Enzo dapat menangkap sosok itu dengan mudah. Enzo pun terlihat terkejut dengan sosok yang dia tangkap.     

"Kau? Bukankah kau adalah prajurit dari markas provinsi utara ? Mengapa kau bisa jauh sekali berada disini?" tanya Enzo.     

"Kalian cepatlah keluar dan bantu aku!" seru prajurit utara itu.     

Tiba-tiba sekelompok prajurit yang mengenakan seragam markas provinsi utara mengepung Ryouichi dan juga pasukannya. Pasukan [Saint Wolf] Ryouichi pun memasang posisi siaga untuk mengantisipasi jika ada serangan.     

"Enzo, lepaskan prajurit itu" ucap Ryouichi.     

"Ta-tapi ketua?" ucap Enzo bingung.     

"Tidak baik menyelesaikan semua masalah dengan kekerasan" ucap Ryouichi.     

Enzo pun mematuhi perintah Ryouichi dan melepaskan prajurit itu.     

"Kalian sudah tahu tentang mayat half-demon itu, jadi aku tidak akan membiarkan kalian pergi hidup-hidup. Aku akan membunuh kalian dan membuang mayat kalian juga ke bawah sana" ucap prajurit utara itu.     

Ryouichi yang mendengar hal itupun berjalan dengan pelan menghampiri para prajurit utara itu.     

"Jadi kalian yang sudah jauh-jauh datang kesini dan membuang mayat-mayat half-demon itu?" tanya Ryouichi.     

"Hahaha, sudah jelas. Half-demon itu adalah hasil eksperimen gagal, jadi kami terpaksa membunuh mereka. Lagipula pemimpin kami tidak memerlukannya." ucap prajurit utara itu.     

Terdengar suara tangisan Aiko yang membuat para prajurit utara itu teralihkan perhatiannya.     

"Mama! Aiko kedinginan" ucap Aiko.     

"Baiklah, kalian sebaiknya pasrah saja dan biarkan kami membunuh kalian semua. Jika kalian menuruti kami, setidaknya kami akan membunuh kalian tanpa rasa sakit. Aku akan mulai dengan membunuh anak itu, tangisannya membuat telingaku sakit" ucap prajurit utara itu dengan sombong.     

Prajurit utara yang sombong itu lalu memberi tanda kepada prajurit lainnya untuk menangkap Aiko. Terlihat 2 prajurit utara berjalan mendekat ke arah pasukan [Saint Wolf]. Namun dengan hitungan detik, kepala dua prajurit utara itu sudah lepas dan jatuh ketanah.     

Seluruh prajurit utara lainnya pun terkejut.     

"Jadi, kalian berani mengancam pasukanku dan berani berkata akan membunuh putriku?" ucap Ryouichi dengan nada dingin.     

Terlihat Ryouichi yang sudah memegang Chronos dan darah mengalir dari bilah pedangnya.     

Enzo melihat hal itu dengan tatapan heran.     

"Ketua, baru saja anda berkata untuk tidak menggunakan kekerasan. Namun anda membunuh mereka, sungguh berlawanan dengan perkataan anda tadi" ucap Enzo.     

"A-apa yang baru saja kau lakukan? Mereka adalah unit elit dari markas provinsi utara yang sudah dilatih untuk misi pembunuhan. Mereka setidaknya memiliki satu senjata roh tingkat rendah" ucap prajurit utara itu dengan nada gemetar.     

"Unit elit? Apa itu? Kalian lebih cocok disebut sebagai unit anjing" ucap Ryouichi dengan tatapan tajam.     

"Si-sialan! Kalian semua, cepat bunuh dia!" teriak prajurit utara itu.     

"Enzo, aku serahkan mereka kepadamu, aku tidak ada waktu untuk serangga seperti mereka. Namun jangan bunuh prajurit utara yang satu itu, dia adalah mangsaku" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun berbalik badan dan pergi menjauh.     

"Mau kemana kau bajingan!" teriak salah satu prajurit utara itu.     

Tiba-tiba Enzo sudah berada di depan wajah prajurit itu.     

"Siapa yang kau sebut dengan bajingan?" ucap Enzo.     

Enzo pun membelah prajurit itu menjadi dua bagian yang simetris. Tidak butuh waktu lama bagi Enzo untuk menghabisi para prajurit itu.     

"Ba-bagaimana mungkin ini terjadi?! Seluruh unit elit yang sudah dilatih untuk membunuh, telah di habisi oleh hanya satu orang ?" gumam prajurit utara itu.     

Melihat teman-temannya yang telah di habisi oleh Enzo, prajurit utara itu pun berniat untuk melarikan diri. Namun ketika dia mencoba untuk melarikan diri, prajurit utara itu menabrak Chloe yang sedang memeluk boneka beruang. Boneka beruang itupun jatuh ketanah, Ryouichi yang menyadari keberadaan Chloe di sana pun terkejut.     

"Se-sejak kapan Chloe berada disana?!" gumam Ryouichi.     

"Menyingkirlah dariku!" seru prajurit utara itu sembari berusaha untuk berlari.     

Enzo yang melihat hal itu pun terkejut.     

"Sial! Aku lengah. Aku harus mengejarnya!" gumam Enzo     

Tanpa diduga, kedua kaki dari prajurit utara itu sudah terpotong. Prajurit utara itupun jatuh ketanah.     

"Arghh! Kakiku! Sialan, beraninya kau memotong kakiku!" teriak prajurit utara itu.     

Chloe pun mendekati prajurit utara itu dengan tatapan kosong.     

"Kenapa kalian membunuh teman Chloe? Teman Chloe tidak pernah melukai siapapun, mengapa kalian tega membunuhnya?" tanya Chloe.     

Ryouichi pun berteriak kepada Enzo.     

"Enzo! Hentikan Chloe! Aku takut dia akan membunuh prajurit utara itu!" teriak Ryouichi.     

Chloe terlihat mengeluarkan senjata belatinya dan berjalan pelan menuju prajurit utara itu. Prajurit utara itu hanya bisa ketakutan dan berusaha melarikan diri dengan menyeret tubuhnya.     

"Siapapun tolong aku…" rintih prajurit utara itu.     

Chloe terlihat merapal mantera sihir, setelah dirinya merapal sihir itu sebuah penghalang besar berwarna biru pun muncul. Langkah Enzo pun terhenti tepat setelah penghalang itu muncul, diapun mencoba untuk menghancurkan penghalang itu. Namun semua itu sia-sia, penghalang itu nampak tidak tergores sama sekali.     

"Sial. Chloe, cepat hilangkan penghalang ini!" seru Enzo.     

Namun suara Enzo tidak terdengar oleh Chloe yang berada di dalam penghalang itu bersama dengan prajurit utara itu. Seluruh pasukan [Saint Wolf] lainnya pun menghampiri penghalang itu dan mencoba untuk menghancurkan penghalang itu.     

"Chloe! Sadarlah!" teriak Tiara.     

"Kami tetap tidak bisa menghancurkan penghalang ini, ketua!" seru Enzo.     

"Ryouichi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Rose gelisah.     

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa, untuk sekarang kita hanya bisa berharap Chloe tidak kehilangan kendali" ucap Ryouichi.     

Disisi lain penghalang itu, Chloe terus berjalan menuju prajurit utara yang putus asa itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.