Chapter 52 : Enemy's on sight
Chapter 52 : Enemy's on sight
"Kolonel Erik, apakah anda tahu siapakah dalang dibalik kasus half-demon yang sedang kita investigasi ini?" tanya Kapten Saito sembari menyetir mobil.
"Aku sudah mempunyai beberapa informasi tentang masalah ini, tapi aku masih belum menemukan titik terang siapakah dalang dibalik semua kejadian ini. Tapi yang pasti, half-demon adalah hasil dari eksperimen illegal sebuah pihak" ucap Kolonel Erik.
"Begitukah, kalau begitu kita masih harus bekerja lebih keras untuk menangkap pelaku dibalik semua ini. Bukankah seperti itu, Letnan Satu Shizu?"ucap Kapten Saito.
Letnan Satu Shizu pun tersenyum kecil setelah mendengar hal itu.
"Anda benar, Kapten Saito. Tentu saja kita harus menangkap pelaku dibalik semua ini" ucap Letnan Satu Shizu.
"Jadi di manakah tempat yang akan kita investigasi lebih dulu, Kolonel Erik?"tanya Kapten Saito.
Kolonel Erik terlihat mengeluarkan secarik kertas dari balik saku bajunya dan membaca kertas itu dengan seksama.
"Tempat pertama yang akan kita investigasi terlebih dahulu adalah sebuah desa kecil di balik pegunungan didepan kita. Menurut informanku, desa itu memiliki informasi tentang half-demon yang pernah menyerang desa mereka" ucap Kolonel Erik.
"Baiklah kalau begitu" ucap Kapten Saito.
Setelah melakukan perjalanan yang panjang, akhirnya mereka sampai di desa itu. Mereka pun turun dari mobil dan mendapati bahwa desa itu sepi dan tidak ada orang sama sekali. Desa itu terlihat sangat kumuh dan tidak terlihat prajurit yang menjaga tempat itu.
"Kolonel Erik, mengapa desa ini terlihat seperti desa tidak berpenghuni? Aneh sekali, seharusnya desa ini adalah desa yang ramai menurut pendataan" ucap Kapten Saito.
"Letnan Satu Shizu, bisakah kau berkeliling dan mencari penduduk desa? Mungkin saja mereka didalam rumah dan tidak berani untuk keluar rumah setelah mendengar rumor dari half-demon" ucap Kolonel Erik.
Letnan Satu Shizu pun mengangguk dan pergi untuk mencari penduduk desa.
"Baiklah, kalau begitu mari kita juga mencari penduduk desa disini" ucap Kolonel Erik.
"Baik, Kolonel Erik" ucap Kapten Saito.
Mereka berdua pun berkeliling desa itu dan mengetuk setiap pintu rumah, namun tidak ada satupun reaksi dari setiap rumah.
"Ini sungguh aneh, kemana para penduduk desa ini? Terlebih lagi seharusnya ada prajurit yang menjaga desa ini. Hmmm? Kolonel Erik, mengapa anda terdiam seperti itu?" ucap Kapten Saito heran.
"Nampaknya misteri hilangnya prajurit penjaga di desa ini sudah terjawab" ucap Kolonel Erik sembari menunjuk sesuatu.
Kapten Saito yang penasaran pun akhirnya melihat sesuatu yang ditunjuk oleh Kolonel Erik. Pandangan Kapten Saito pun berubah menjadi kengerian. Hal yang dilihat oleh Kapten Saito adalah tumpukan mayat yang sudah hampir membusuk.
"I-ini?! Mayat? Dan seragam itu adalah seragam prajurit [The Saviour]! "seru Kapten Saito.
"Nampaknya kita sudah terlambat, aku takut bahwa half-demon sudah membunuh seluruh prajurit penjaga dan seluruh penduduk desa ini" ucap Kolonel Erik.
Tiba-tiba terdengar suara langkah berlari menghampiri mereka berdua. Kolonel Erik dan juga Kapten Saito pun memasang posisi bersiaga.
"Minggir! "
Sesosok anak kecil yang terlihat kotor dan tak terawat pun berlari kearah mereka sembari memegang sebuah ranting pohon.
"Kolonel Erik, anak itu…" ucap Kapten Saito.
"Tangkap anak itu, dia mungkin adalah salah satu dari penduduk desa yang selamat. Atau bisa juga dia adalah half-demon itu sendiri" ucap Kolonel Erik.
Belum sempat Kapten Saito menangkap anak kecil itu, tiba-tiba saja Letnan Satu Shizu sudah menangkap dan membungkam anak kecil itu.
"Le-lepaskan aku! Kalian adalah orang jahat! "teriak anak kecil itu.
Letnan Satu Shizu terlihat tidak menghiraukan ucapan dari anak kecil itu dan tetap menahan anak itu ditanah.
"Letnan Satu Shizu, kau bisa lepaskan dia. Tidak seharusnya kita berlaku kasar kepada masyarakat sipil, terlebih lagi kepada anak kecil" ucap Kolonel Erik.
Letnan Satu Shizu lalu melepaskan anak kecil itu setelah mendengar perintah dari Kolonel Erik.
Kolonel Erik pun mendekati anak kecil itu lalu berjongkok dan tersenyum.
"Nak, apa yang terjadi kepada seluruh penduduk dan juga prajurit penjaga didesa ini? "tanya Kolonel Erik.
"Aku tidak tahu! Tiba-tiba saja seluruh orang di desa ini sudah mati ketika aku bangun tidur dan kakak perempuan itu (Letnan Satu Shizu) tiba-tiba saja mengejarku" ucap anak kecil itu.
Anak kecil itu lalu membuangan pandanganya.
"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Kolonel Erik? Apakah saya perlu memanggil bantuan dari markas provinsi terdekat? "tanya Kapten Saito.
Kolonel Erik lalu berdiri dan membakar rokoknya.
"Kita tidak perlu memanggil bantuan, kita masih dapat menginvestigasi hal ini sendiri" ucap Kolonel Erik.
"Ba-baiklah kalau begitu" ucap Kapten Saito dengan sedikit rasa curiga.
"Kapten Saito, bisakah kau mengawasi anak ini? "ucap Kolonel Erik.
"Baiklah" ucap Kapten Saito.
Mereka pun akhirnya melanjutkan investigasi mereka dengan mengelilingi seluruh penjuru desa itu. Namun tidak ada hal lain yang mereka lihat selain pasir yang ternoda oleh darah kering.
"Tidak ada yang bisa kita temukan di tempat ini. Nak, bisakah kau jujur dan katakan siapa yang membunuh seluruh desa ini? "ucap Kolonel Erik.
"Aku sudah bilang aku tidak tahu! "seru anak kecil itu.
"Jangan berbohong, aku mencium bau darah dari bajumu. Sekarang katakan siapa pelakunya! "seru Letnan Satu Shizu.
Kapten Saito hanya bisa diam melihat Kolonel Erik dan juga Letnan Satu Shizu menginterogasi anak kecil itu.
"Kalian sama saja seperti penduduk desa ini! Bahkan prajurit penjaga juga selalu memperlakukanku dengan kasar. Mereka tidak pernah sekalipun baik kepadaku, hanya Nero yang baik kepadaku! "ucap anak kecil itu.
"Nero? Siapa dia? "ucap Kapten Saito.
Tiba-tiba sesosok half-demon muncul di samping Kapten Saito.
"Aku adalah Nero" ucap half-demon itu.
Kapten Saito yang merasakan aura yang tidak biasa berada disamping dirinya pun terkejut dan menoleh kesamping.
"Si-sialan, sejak kapan dia ada disampingku?!" jerit Kapten Saito dalam hatinya.
Half-demon itu lalu menendang Kapten Saito hingga terpental cukup jauh. Kolonel Erik dan juga Letnan Satu Shizu yang melihat hal itupun terkejut dan langsung menjauh dari half-demon serta anak kecil itu.
"Oi, bocah. Apa kau baik-baik saja? Apa mereka melukaimu?" tanya Nero.
Half-demon itu adalah seorang perempuan dengan tinggi 156 cm dan juga mempunyai 1 tanduk didahinya serta sayap hitam kecil di punggungnya.
Anak kecil itu lalu memeluk Nero dan tersenyum.
"Nero! Kau kembali… " ucap anak kecil itu bahagia.
"Tentu saja aku kembali, aku tidak bisa meninggalkan anak yang ceroboh dan bodoh sepertimu menderita sendirian" ucap Nero.
Kolonel Erik pun tersenyum menakutkan setelah melihat half-demon itu.
"Akhirnya aku menemukanmu, half-demon sialan!" ucap Kolonel Erik.
Kapten Saito pun bangkit dan bingung dengan perilaku Kolonel Erik.
"Apa anda mengenal half-demon itu, Kolonel Erik?" tanya Kapten Saito.
Kolonel Erik pun mengalihkan perhatiannya kepada Letnan Satu Shizu.
"Kapten Saito, terima kasih atas bantuanmu untuk membantuku menginvestigasi kasus half-demon. Namun sekarang, kau sudah tidak dibutuhkan lagi" ucap Kolonel Erik.
"Apa maksud anda, Kolonel Erik?" tanya Kapten Saito bingung.
Tiba-tiba Letnan Satu Shizu menyerang Kapten Saito dari belakang, namun dengan cepat Kapten Saito menghindari serangan itu.
"Apa maksud dari semua ini? Mengapa kalian menyerangku!"seru Kapten Saito.
Half-demon itupun terlihat gemetaran setelah melihat wajah dari Kolonel Erik.
"Ka-kau! Ti-tidak mungkin, aku sudah memastikan bahwa aku sudah kabur cukup jauh dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Mengapa kau bisa ada disini?" ucap Nero ketakutan.
"Nero, ada apa denganmu?" tanya anak kecil itu heran.
"Apa kau ingat dengan ceritaku? Bahwa aku kabur dari seseorang yang membuatku menjadi half-demon? Prajurit itulah yang membuatku menjadi half-demon seperti ini. Pria tua itu menculik anak-anak dan bereksperimen dengan mereka, membuat mereka menjadi suatu makhluk mengerikan yang akan digunakan sebagai prajuritnya" ucap Nero sembari menunjuk Kolonel Erik.
Kapten Saito terlihat tidak percaya dan bingung.
"Ko-kolonel Erik, apakah benar apa yang diucapkan oleh half-demon itu? Apakah benar anda sengaja menculik anak-anak dan merubah mereka menjadi half-demon?" tanya Kapten Saito.
Kolonel Erik pun terlihat membakar rokoknya dan mulai menghisapnya.
"Kalau memang benar bahwa aku melakukan hal itu, apa yang akan kau lakukan?" ucap Kolonel Erik.
"Dimana adikku! Cepat katakan! Hanyalah dia satu-satunya keluarga yang aku punya, cepat katakan!" teriak Nero.
Kolonel Erik pun mengalihkan perhatiannya kepada Letnan Satu Shizu.
"Letnan Satu Shizu, Kapten Saito sudah terlalu banyak mengetahui tentang ekperimenku untuk membuat half-demon. Cepat bunuh dia, jangan biarkan dia kabur dan membocorkan hal ini kepada siapapun" ucap Kolonel Erik.
"Baik, Kolonel Erik" ucap Letnan Satu Shizu.
Dengan secepat kilat, Letnan Shizu berlari ke arah Kapten Saito dan berusaha untuk menebasnya. Namun Kapten Saito dengan cepat mengeluarkan senjata roh miliknya yang berbentuk seperti perisai besar berwarna putih dan menangkis serangan itu. Kapten Saito pun mempertaruhkan nyawanya agar Nero dan juga anak kecil itu bisa melarikan diri.