Chapter 49 : Hasil pertarungan yang mengejutkan!
Chapter 49 : Hasil pertarungan yang mengejutkan!
"Aku sudah berniat seperti itu, Jendral. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapan Rose" ucap Ryouichi.
Ryouichi dan Jendral nampak diam beberapa saat, hingga akhirnya Ryouichi memulai pergerakan lebih dahulu. Dengan cepat Ryouichi berlari kearah Jendral dan menendang Jendral tepat dikepalanya, seluruh orang yang ada diruangan itu terkejut dengan serangan Ryouichi yang tepat mengenai jendral dengan keras.
"Nampaknya kau tidak sekuat yang dibicarakan orang-orang, Ryouichi" ucap Jendral.
Jendral terlihat baik-baik saja setelah tendangan Ryouichi ke kepalanya.
"Cih, kau sungguh kuat Jendral. Orang lain akan langsung pingsan jika terkena seranganku tadi" ucap Ryouichi.
Jendral lalu mencengkram kaki Ryouichi dan memutarnya lalu melemparnya ke udara, namun Ryouichi berhasil mendarat ketanah dengan aman.
"Kekuatanmu hampir sama dengan kekuatan Ryota, namun kekuatanmu masih belum bisa menyamai dia" ucap Jendral.
"Apa yang kau harapkan dariku, Jendral? Aku hanyalah prajurit lemah yang baru saja masuk ke militer" ucap Ryouichi sembari tersenyum menyeringai.
"Hahaha, aku suka dengan gayamu yang terkesan merendah. Omong-omong bukankah sudah cukup bagimu untuk pemanasan?" ucap Jendral.
"Tentu saja, mari kita bertarung dengan serius sekarang" ucap Ryouichi.
Jendral dan Ryouichi pun terlihat bertukar pukulan demi pukulan, gelombang kejut yang besar pun tercipta seiring berjalannya pertarungan mereka. Seluruh orang hanya bisa terdiam melihat pertarungan mereka.
"Bahkan ketua dapat bertarung seimbang dengan jendral tanpa kekuatan sihir" ucap Akari.
"Kau salah, meskipun terlihat bahwa ketua dapat seimbang dengan Jendral namun sebenarnya ketua kewalahan menghadapi Jendral" ucap Natsumi.
"Apa maksudmu? Bukankah ketua dapat memukul Jendral?"tanya Akari heran.
"Natsumi benar, coba perhatikan lebih jelas. Meskipun ketua dapat memukul Jendral, namun kekuatan di antara mereka berbeda jauh. Ketua sudah nampak kelelahan, tapi Jendral masih terlihat baik-baik saja. Perbedaan stamina diantara mereka berdua sangat berbeda jauh" ucap Enzo.
"Ryouichi…" gumam Rose lirih dengan perasaan campur aduk karena khawatir dengan pertarungan itu.
Pertarungan antara Ryouichi dan Jendral pun masih belum menampakkan hasil yang jelas. Hingga akhirnya jendral memukul Ryouichi tepat diperut dan wajahnya. Ryouichi nampak hampir tumbang, namun masih memaksakan dirinya untuk tetap berdiri walau dengan pandangan yang memburam.
"Sial, kekuatan diantara kami masih terlalu jauh. Sekarang aku tahu kenapa dirinya bisa menjadi Jendral" gumam Ryouichi.
"Ada apa, Ryouichi? Apa kau mau menyerah?" ucap Jendral.
Ryouichi lalu menyeka hidungnya yang berdarah akibat pukulan dari jendral dan tersenyum.
"Apa yang kau bicarakan, Jendral? Aku bukanlah tipe orang yang akan menyerah begitu saja. Selagi masih ada secercah harapan, aku akan terus bertarung" ucap Ryouichi.
Jendral pun tertawa keras setelah mendengar ucapan dari Ryouichi.
"Aku mengakui dirimu! Kau lebih dari pantas untuk menjadi pasangan Rose, Rose tidak salah memilih dirimu sebagai pasangan hidupnya. Namun sayang sekali, aku harus menunjukkan perbedaan kekuatan diantara kita" ucap jendral.
Jendral pun terlihat mengeluarkan aura besar yang membuat lantai yang dipijaknya retak karena tidak mampu menahan tekanan dari kekuatannya. Melihat hal itu pun, Ryouichi juga mengeluarkan aura miliknya. Aura milik Ryouichi dan Jendral terlihat saling bergesekan satu sama lain.
"Apa kau masih punya cukup kekuatan untuk mengalahkanku?" tanya Jendral.
"Sudah kubilang, aku akan tetap menghadapi apapun yang berada didepanku. Meski itu Tuhan sekalipun!" seru Ryouichi.
"Aku suka semangatmu! Mari kita tentukan siapa pemenang dari pertarungan ini!" teriak Jendral bersemangat.
Ryouichi terlihat mengumpulkan semua kekuatan miliknya di kepalan tangannya, Jendral juga nampak mengumpulkan kekuatan untuk serangan terakhir miliknya. Hingga pada akhirnya keduanya saling berlari dan menyerang satu sama lain dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan satu gedung.
"Terima ini! " teriak Ryouichi.
Pukulan dari mereka pun saling berbenturan dan membuat angin besar yang membuat semua orang di tempat itu terhempas dan terlempar.
"Sungguh kekuatan yang besar sekali. Ahhh! " gumam Enzo yang ikut terhempas.
Terlihat Ryouichi dan Jendral terdiam setelah melancarkan serangan terakhir mereka.
"Kau cukup tangguh juga, Ryouichi. Kau adalah orang pertama yang masih bisa berdiri setelah menerima seranganku." ucap Jendral.
Ryouichi pun muntah darah setelah menerima serangan itu.
"Hehe, aku tidak akan tumbang duluan sebelum musuhku tumbang" ucap Ryouichi yang nampak babak belur.
"Baiklah, satu serangan terakhir dariku sebagai penghormatan untukmu." ucap Jendral.
Jendral lalu mengumpulkan kekuatan terakhir dan bersiap untuk memukul Ryouichi untuk terakhir kalinya.
"Ryouichi! Menghindar!" teriak Rose.
Rose pun berlari menuju Ryouichi dengan tergesa-gesa namun dirinya terdiam beberapa saat setelah melihat sesuatu yang mengejutkannya.
Di sisi lain Jendral pun memukul Ryouichi, namun belum sempat pukulan itu mengenai dirinya tiba-tiba muncul perisai sihir berbentuk daun berwarna hijau yang melindungi Ryouichi.
"Perisai ini… " ucap jendral.
Sesosok pria pun berjalan ke arah jendral dan juga Ryouichi. Sosok itupun menopang tubuh Ryouichi yang hampir tumbang karena kehabisan tenaga.
"Apa kau sudah gila? Kau hampir membunuh anak ini" ucap sosok itu.
"I-ivan ?!" seru Jendral terkejut.
"Apa yang akan kau lakukan jika Kolonel Ryota mengetahui hal ini dan mencarimu?" ucap Brigadir Jendral Ivan sembari menghela nafas.
Jendral pun terdiam kebingungan.
"Ryouichi!" teriak Rose yang berlari menghampiri Ryouichi.
Brigadir jendral Ivan pun menyerahkan Ryouichi kepada Rose. Rose pun membaringkan Ryouichi di pangkuannya.
"Ryouichi apa kau baik-baik saja?" tanya Rose khawatir.
"Aku baik-baik saja, kenapa kau menangis seperti itu?" ucap Ryouichi sembari menyeka air mata Rose.
Jendral pun merasa bersalah atas perbuatannya dan berusaha mendekati Rose.
"Rose, maafkan aku. Aku terlalu bersemangat dan tidak menahan diriku sama sekali" ucap Jendral dengan nada menyesal.
"Berhenti disana!" teriak Rose.
Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun hanya bisa melihat hal itu dari kejauhan.
"Rose, aku tidak bermaksud untuk…" ucap jendral.
"Apa kau ingin membuatku kehilangan orang yang kucintai lagi? Pertama adalah ibu dan kakak, lalu selanjutnya Ryouichi. Apa kau belum puas jika kau belum membunuh Ryouichi!" teriak Rose.
Jendral hendak mengucapkan sesuatu namun membatalkan niatnya. Brigadir jendral Ivan yang melihat hal itu menghampiri jendral dan menepuk pundaknya.
"Berikan dia waktu, ayo kita pergi dari tempat ini" ucap Brigadir Jendral Ivan.
Jendral hanya bisa mengangguk pasrah dan berjalan pergi bersama dengan brigadir jendral Ivan.
"Rose…" ucap Ryouichi.
"Ryouichi, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bermaksud untuk mengucapkan hal itu kepadanya, hanya saja aku masih trauma dengan kejadian yang merenggut ibu dan juga kakakku" ucap Rose.
"Rose, tenangkan dirimu dulu. Aku akan membantumu untuk berbicara dengan Jendral, bisakah kau melakukan itu untukku? " tanya Ryouichi.
Rose pun menyeka air matanya dan mengangguk pelan.
"Baiklah kalau begitu. Enzo, bantu aku berdiri dan sisanya tolong menemani Rose" ucap Ryouichi.
Enzo pun membantu Ryouichi berdiri dan membopongnya lalu pergi dari tempat itu. Sementara anggota pasukan yang lainnya mencoba untuk menenangkan Rose yang sedang sedih.
"Ketua, apa yang akan anda lakukan selanjutnya?" tanya Enzo penasaran.
"Tenang saja, semua ini adalah bagian dari rencanaku untuk membuat Rose berbaikan dengan jendral" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
"Ketua, jadi anda sengaja mengalah kepada Jendral?" tanya Enzo.
"Mengalah? Apa kau bercanda? Orang itu jauh lebih kuat dari yang kuduga, bahkan aku hanya memiliki peluang kecil untuk mengalahkannya di pertarungan tadi" ucap Ryouichi.
"Be-begitukah? Sesuai yang diharapkan dari seorang Jendral... Tapi saya ragu, apakah Kolonel Rose akan berbaikan dengan Jendral atau tidak" ucap Enzo.
"Kau lihat saja nanti, aku pasti akan membuatnya berbaikan dengan jendral" ucap Ryouichi.
Pertarungan pada hari itu pun berakhir dengan kekalahan Ryouichi, dan juga hubungan Rose dengan jendral pun semakin memburuk. Sementara itu, Ryouichi masih belum mengetahui bahwa sesuatu telah terjadi di markas provinsi timur.