Swords Of Resistance: Endless War

Bab 5, Hrodric dan Albert



Bab 5, Hrodric dan Albert

0Kedua tangan dan kakinya tak bisa digerakkan ketika melihat Naga tersebut memakan seorang Perempuan yang barusan dia selamatkan. Tubuhnya begitu lemas seketika.     

Ekspresi ketakutannya di wajahnya tertutup oleh sebuah topeng berbentuk Kupu-kupu, namun aura ketakutan tersebut dirasakan oleh Dragomir.     

"Apakah ini akhir dariku?" pikirnya yang sudah putus asa ketika Naga tersebut bergerak menuju ke arahnya.     

Naga tersebut terlihat tersenyum jahat berjalan menghampirinya, namun secara tiba-tiba tubuhnya membeku dan sebuah peluru meluncur dengan cepat menghancurkan kepala dari monster reptil buruk rupa tersebut.     

"Headshot," kata Maria dari dalam kokpit Paladinnya.     

Paladin MiG-23 Cheburashka Mecklenburg-Schwerin yang dipiloti olehnya berhasil membunuh Dragomir dari atas langit.     

Paladin tersebut menembaki beberapa Tank dan Kendaraan Militer milik musuh yang berada di beberapa titik di Kota Zittau.     

"Hoy, sadarlah. Ini Medan Peperangan dimana membunuh atau dibunuh adalah hal yang wajar. Larilah ke atas sebuah gedung dan aku akan menyelamatkanmu," kata Maria berkomunikasi melalui kemampuan telepatinya.     

Mendengar suara dari Maria, Marie segera berlari menuju ke atas sebuah gedung di saat Paladin berwarna biru gelap tersebut sedang menembaki Tentara musuh.     

"Jangan khawatir, aku tak menembaki target yang menyandera Penduduk Sipil," kata Maria menyakinkan Marie.     

Paladin tersebut segera meluncur ke arah sebuah gedung di mana Marie berdiri di atasnya.     

"Naiklah ke pundakku," suruh Maria ketika Paladinnya telah berada di samping gedung tersebut. Marie lalu melompat ke arah Paladin berwarna biru gelap tersebut dan Paladin itu segera pergi meninggalkan Kota Zittau sambil menghindari hujan roket yang ditembakkan oleh Tentara Czechskia.     

"Apakah kau dari Prussia?" tanya Marie membuka topeng kupu-kupunya.     

"Ya. Rossiya juga sedang dalam perjalanan. Mereka akan memberikan dukungan via udara," jawab Maria menjelaskan. "Perang ini akan segera berakhir dan kita akan menang," sambungnya menyakinkan Marie.     

Perempuan itu hanya terdiam, karena bagi dirinya untuk saat ini diam jauh lebih baik.     

Seluruh wilayah perbatasan Galicia-Saxony telah jatuh ke tangan pihak Czechskia dalam waktu sebelas jam. Serangan mendadak Czechskia membuat Galicia-Saxony memilih untuk mundur dengan cepat agar musuh mengira bahwa mereka telah meraih awal yang baik dan gemilang dalam invasi tersebut.     

Dengan percaya dirinya yang berlebihan, Tentara Czechskia dan Prajurit Bayaran Afrika melanjutkan pergerakannya untuk menaklukan seluruh wilayah Saxony. Mereka dengan sombongnya melangkah maju menuju kemenangan yang mereka pikir telah diraih dengan begitu mudahnya.     

"Aku tak percaya, ternyata Tentara Galicia-Saxony sangatlah lemah," kata seorang Tentara Laki-laki dengan nada bicara yang sombong.     

"Sudah aku katakan, kita akan menaklukan Saxony dalam waktu satu minggu," balas rekannya dengan kalimat yang meremehkan.     

Salah seorang Tentara Perempuan terdiam mematung melihat banyaknya ratusan misil yang membakar langit yang cerah.     

"Kenapa kau diam mematung?" tanya salah seorang Rekannya sesama Tentara Perempuan.     

"Lihatlah ke langit," jawabnya sambil menunjuk langit yang dipenuhi dengan ratusan misil yang terbakar. "Seperti pesta kembang api di tahun baru," katanya dengan tatapan mata dan nada bicara yang takjub.     

"Bodoh, itu bukan kembang api! Melainkan hujan rudal katyusha yang akan segera menghujani Negara kita," katanya dengan penuh ketakutan.     

Seluruh Tentara terdiam ketika mendengar teriakan penuh emosi tersebut. Ketika sepasang mata mereka memandang ke arah langit, beberapa rudal katyusha langsung menghantam mereka dan memusnahkannya.     

Tentara Czechskia dan Prajurit Bayaran Afrika berlari dengan penuh ketakutan kembali ke Kota di perbatasan yang masih mereka kuasai. Sedangkan di Czechskia, hujan rudal Katyusha dan Scud dari Galicia-Saxony, menghantam beberapa titik penting yang salah satunya adalah pangkalan militer.     

Penduduk Kota berlarian dan bersembunyi penuh ketakutan ketika Kota mereka dihujani oleh puluhan rudal dari wilayah Saxony. Hujan rudal yang mengenai beberapa pangkalan militer serta beberapa bangunan, kantor, gedung dan pabrik, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi pihak Czechskia serta menimbulkan banyaknya korban tewas pada Tentara, juga beberapa Warga Sipil.     

Pihak Czechskia tidak menyangka bahwa Galicia-Saxony akan meluncurkan tiga ratus sembilan puluh tujuh rudal ke wilayah mereka.     

"Kenapa kalian tidak menangkis rudal-rudal tersebut?" tanya Presiden Jaroslav dengan penuh emosi melalui sambungan telepon. Dia tidak menyangka bahwa Galicia akan memberikan serangan balasan dengan cepat.     

"Kalau jumlahnya hitungan jari tidak masalah, Tuan Presiden. Rudal-rudal tersebut berjumlah ratusan dan sistem pertahanan rudal Patriot kita tidak mampu untuk menghalaunya. Terlebih lagi rudal musuh turut menghancurkan beberapa sistem rudal Patriot kita."     

Mendengar jawaban dari salah seorang kru sistem pertahanan anti udara benar-benar membuat Presiden Jaroslav terdiam membisu. Dia dibuat kaget akan tindakan Galicia yang menunjukkan perlawanan gigih, kekagetannya adalah hal yang wajar mengingat Presiden berasal dari kalangan sipil, bukan dari kalangan militer.     

Jaroslav berusaha untuk tetap tenang, ketika dia mengingat bahwa Amerika Utara, Bavaria dan Ostrogoth akan memberikan dukungan via serangan udara.     

"Aku baru ingat bahwa aku memiliki sekutu," ucapnya dengan tenang dan serius.     

.     

.     

"Target kita adalah gudang senjata, pangkalan militer, sistem pertahanan udara, markas, dan target musuh yang bergerak," kata Marsekal Hermann Kruger.     

"Dimengerti, Kamerad Marsekal Hermann."     

Belasan Pesawat Tempur tipe Sukhoi dan MiG menembakkan puluhan rudal ke wilayah Czechskia. Serangan balasan dari Galicia difokuskan untuk menghancurkan markas musuh, gudang senjata serta arus logistik. Tidak seperti Czechskia, Bavaria, Ostrogoth dan Amerika Utara yang melakukan serangan secara membati buta tanpa memandang target, Galicia memilih untuk meminimalisir korban sipil dari pihak musuh, walaupun sebenarnya mereka ingin sekali membalas serangan brutal mereka.     

Dari layar monitor yang menampilkan citra visual yang direkam oleh beberapa Pesawat Tempur Galicia-Saxony, serangan balasan mereka menghancurkan beberapa target yang diinstruksikan oleh Marsekal Hermann.     

"Kita berperang dengan Tentara, bukan dengan Warga Sipil yang tak berdosa," ungkap sang Marsekal yang kharismatik dan memancarkan aura ketegasan dari dirinya.     

Radar Galicia menangkap beberapa Pesawat Tempur dari Bavaria, Ostrogoth dan Amerika Utara.     

"Bersiaplah untuk pertempuran di udara. Jatuhkan Kaum Imperialis dan penindas!" perintah Marsekal Hermann kepada para Pilot Galicia-Saxony. "Kirim mereka ke Neraka!"     

Rudal-rudal yang mereka tembakkan saling berhantaman dan menciptakan ledakan di langit yang berwarna jingga. Belasan Pesawat Tempur Galicia terlibat dogfight dengan belasan Pesawat Tempur dari Bavaria, Ostrogoth dan Amerika Utara. Beberapa Pesawat dari kedua belah pihak hancur dan serpihan serta bongkahan materialnya bejatuhan.     

Beberapa Pilot Bavaria, Ostrogoth dan Amerika Utara tidak menyangka bahwa Pesawat-pesawat Tempur Galicia sama canggihnya dengan mereka dan para Pilotnya juga sama hebatnya. Mereka merasa bersyukur bisa bertempur melawan para Pilot-pilot Galicia yang profesional, tidak seperti para Pilot dari Czechskia.     

Mereka saling melakukan jual-beli serangan rudal, di mana ada juga rudal yang nyasar dan menghantam Tentara Czechskia maupun nyasar ke arah sebuah hutan di Galicia.     

Dua puluh menit berlangsungnya dogfight, tak ada lagi Pesawat Tempur di udara. Seluruh Pesawat Tempur dari kedua belah pihak hancur tak bersisa, dan sebagian Pilotnya ada hidup dengan badan yang tersangkut pada sebuah pohon, ataupun tubuhnya hancur tak bersisa.     

"Apakah kita kalah?" tanya salah seorang Kru radar.     

"Delapan belas Pesawat kita memusnahkan dua puluh dua Pesawat musuh," ucapnya dengan suara pelan. "Meskipun seluruh Pesawat Tempur kita dan musuh sama-sama hancurnya. Namun, kita telah menang dari segi jumlah. Aku yakin, akan terjadi sedikit guncangan di sana."     

.     

.     

Dua Orang Lelaki berpakaian serba hitam tengah berjalan dengan hati-hati memasuki sebuah bangunan di Kota Ebersbach. Mereka adalah Alexander Giussepe Hrodrick Albertus Leonardo von Savoy-Saxe-Coburg-Gotha, seorang Pangeran keturunan Jerman dari Kerajaan Lombardia yang membelot ke Galicia, dan George Franz Ludwig Albert Leopold von Saxe-Coburg-Gotha, seorang Bangsawan Jerman yang membelot ke Galicia.     

"Walikota dan para Tokoh Masyarakat mereka sandera di Penjara Ebersbach," kata Hrodrick. "Ada sepuluh Orang yang berjaga."     

"Membersihkan musuh, maka mereka akan terselamatkan," jelas Albert. "Ada berapa musuh dan spesifikasi mesin tempur mereka?" tanyanya sambil menatap saudara sepupu jauhnya.     

"Tunggu sebentar," balas Hrodric. Lelaki berambut coklat itu memejamkan kedua matanya dan menempelkan kedua telapak tangannya ke tanah. Dalam pandangannya semuanya terlihat hitam-putih. Delapan unit Paladin EF-2000 Typhoon berwarna abu-abu tengah berpatroli mengelilingi Kota, puluhan unit Tank Leopard serta puluhan Humvee tengah bersiaga pada beberapa titik, dan ada sekitar empat ribu Tentara gabungan Czechskia dan Prajurit Bayaran Afrika yang ada di Kota Ebersbach.     

"Delapan unit Paladin EF-2000 Typhoon berwarna abu-abu tengah berpatroli mengelilingi Kota, puluhan unit Tank Leopard serta puluhan Humvee tengah bersiaga pada beberapa titik, dan ada sekitar empat ribu Tentara musuh," ungkap Hrodric tentang kekuatan musuhnya.     

"Pertama-tama kita lumpuhkan para Paladin terlebih dahulu. Setelah Paladin kita lumpuhkan, kita akan memberikan sinyal," jelas Albert.     

"Aku mengerti," balas Hrodric.     

"Target pertama kita adalah para Paladin. Serang kokpit Pilotnya dengan peluncur roket. Bergeraklah dengan hati-hati dan yakinlah bahwa serangan kalian pasti berhasil," kata Albert menyakinkan rekan-rekannya melalui telepati kepada Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya.     

Hrodric mengarahkan senapan rifle Dragunov miliknya ke arah kokpit Paladin EF-2000 Typhoon yang tengah berjalan di dekat tempat persembunyiannya. Dia mengalirkan mana-nya ke senapan tersebut dan menarik pelatuknya. Peluru meluncur dengan cepat dan menembus kokpit Paladin tersebut.     

Paladin Paladin EF-2000 Typhoon tersebut terjatuh dan meledak setelah kokpitnya tertembus oleh sebuah timah panas yang dialiri dengan mana.     

Para Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya melakukan serangan mendadak yang menargetkan seluruh Paladin Paladin EF-2000 Typhoon yang tengah berpatroli di Kota Ebersbach.     

Para Paladin EF-2000 Typhoon tumbang satu per satu setelah mereka dihantam oleh peluncur roket berdaya ledak tinggi yang ditembakkan oleh Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya. Kini seluruh Paladin di Ebersbach telah dibersihkan, dan para Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya yang menyusup memulai serangan mereka terhadap posisi musuh.     

Tembakan sebuah Tank menghancurkan tubuh dua Orang Tentara Galicia, dan Tank tersebut bergerak untuk memburu mereka.     

Belasan Drone berbentuk Burung Elang terbang menuju ke arah kerumunan Tentara dan Kendaraan-kendaraan Militer. Drone-drone tersebut melakukan serangan kamikaze yang memberikan kerusakan yang cukup para pada beberapa unit Tank dan Humvee Czechskia.     

Serangan kamikaze drone dari pihak Galicia benar-benar tidak bisa diduga oleh Czechskia. Mereka telah kehilangan sebagian kekuatan utama mereka di Ebersbach. Tentara Czechskia melakukan serangan balasan dengan melakukan hujan mortir ke arah beberapa titik yang diduga tempat Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya berada.     

"Matilah kalian, Galicia. Terkutuklah Lenin, Stalin dan Saxe-Weimar-Eisenach!" teriak seorang Tentara Czechskia dengan penuh emosi dan amarah sambil menembakkan sebuah mortir.     

Serangan mortir dari pihak Czechskia menghancurkan beberapa tempat di mana Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya tengah bersembunyi serta membunuh dan melukai beberapa di antara mereka.     

Sementara itu, sebuah konvoy Truk yang terdiri dari tiga belas unit yang masing-masing mengangkut delapan belas Prajurit Bayaran Afrika memasuki Kota Ebersbach. Di angkasa yang gelap, sebuah Drone milik Prussia menembakkan rudal-rudal mereka ke arah iring-iringan Truk yang berisikan delapan belas Prajurit Bayaran Afrika tersebut.     

Serangan udara tersebut menghancurkan seluruh Truk dan menewaskan seluruh Prajurit Bayaran Afrika.     

"Yahoo!" Charla begitu senang ketika Drone yang dia operasikan menghancurkan iring-iringan Truk tersebut dan menewaskan seluruh Prajurit Bayaran yang ada di dalamnya. "Rasakan itu, Czechskia," ungkapnya dengan meninjukan tangan kanannya ke arah layar monitor berukuran besar di mana dia sedang mengendalikan Drone miliknya.     

Hrodric dan Albert bergerak dengan cepat dan membunuh setiap Tentara musuh yang mereka temui.     

Mereka terus berlari ke depan tanpa mempedulikan serangan dari musuh.     

"Albert, lindungilah aku. Aku akan membuat Kolosus setinggi lima belas meter dari tanah, batu dan puing-puing bangunan," kata Hrodric kepada saudara sepupu jauhnya.     

Albert memukul pundak saudaranya dengan pelan, "Serahkan padaku, Saudaraku."     

Albert menembakkan kilatan petir dari ujung jari kedua tangannya untuk melumpuhkan musuh-musuhnya. Kilatan-kilatan Petir berwarna merah menyambar Tentara musuh yang ada di seberang sana.     

Dengan kemampuannya yang bisa mengendalikan bhumi, Hrodric membuat sebuah Kolosus dari puing-puing bangunan yang hancur, batu dan tanah. Hrodric tengah berkonsentrasi penuh mengumpulkan benda-benda yang dia butuhkan untuk membuat sebuah Kolosus. Ketika Kolosus tersebut sudah jadi, Hrodric mengendalikannya.     

"Kau hebat, Hrodric," puji Albert.     

"Majulah, Kolosus!" teriak Hrodric.     

Kolosus tersebut berlari cepat dan menginjak Tentara musuh beserta Kendaraan Militer dan Tank milik mereka hingga hancur. Kolosus tersebut mengamuk sehingga membuat seluruh Tentara Czechskia berlari dengan sangat ketakutan akan munculnya sebuah Kolosus setinggi lima belas meter.     

"Larilah, ada Monster Komunis yang akan menghancurkanmu!" teriak para Tentara Czechskia yang berlari ketakutan kembali ke wilayah mereka.     

Albert mengambil sebatang rokok Gudang Garam dan membakar ujungnya. Dia menghirup rokok tersebut dengan penuh penghayatan.     

"Siapa sangka kita berhasil membebaskan Ebersbach dari empat ribu musuh hanya dengan seribu empat ratus lima puluh Tentara," kata Albert menikmati aroma rokoknya. Dia memandang Golem setinggi lima belas meter yang tengah berdiri di pinggiran Kota. "Mereka terlalu terburu-buru untuk memerangi Galicia."     

Kemudian Tentara Galicia dan sukarelawan dari Prussia dan Rossiya membebaskan Walikota dan para Tokoh Masyarakat yang dipenjara oleh Czechskia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.