Bab 4, Perang Telah Dimulai
Bab 4, Perang Telah Dimulai
Mike Bautzen pergi menuju ke arah Czechskia untuk mengunjungi salah seorang kerabatnya yang sedang dilanda sakit keras. Pria berjas hitam, bertubuh jangkung, dan berbadan ramping tersebut berkata, "Menurutku ada tangan-tangan jahat yang ingin mengganggu kedamaian kita. Mereka ingin kita saling berperang, sehingga dia menciptakan Operasi Bendera Palsu tersebut."
"Diamlah pemuja teori konspirasi!" bentak salah seorang Tentara bersenjatakan M-16.
Sedangkan sebagian Tentara yang lainnya tersenyum mengejeknya.
Mike Bautzen hanya bisa pasrah dibentak oleh seorang Tentara yang terlihat jauh lebih muda dari dirinya. Meskipun diperlakukan seperti itu, dia berusaha sabar karena yang menggeledah dirinya adalah Pemimpin dari sebuah Pleton yang tengah berjaga di pos batas lintas Negara yang menghubungkan antara Kota Sebnitz di Galicia-Saxony, dengan Kota Dolní Poustevna di Czechskia.
Sementara itu seorang Tentara Czechskia bersama dengan beberapa Prajurit Bayaran Afrika tengah bersiap dengan mortar mereka yang telah mereka instal di dekat pos lintas batas negara tersebut.
Pleton Tentara Czechskia tersebut tidak sadar akan bahaya yang tengah mengancam mereka untuk dijadikan tumbal justifikasi Czechskia untuk menginvasi Galicia. Mereka tengah bersiap dengan senjata-senjata berat yang telah mereka persiapkan dan hanya menunggu aba-aba dalam operasi bendera palsu ini.
Lampu di pos perbatasan Kota Dolní Poustevna mati secara tiba-tiba sehingga Tentara yang ada di sana kaget dibuatnya. Mereka dengan refleknya memborgol Mike pada pintu Mobil Trabant miliknya.
"Hoy, lepaskan aku!" teriak Mike sambil memberontak.
"Diamlah!" kata seorang Tentara lalu memukul kepala Mike sehingga membuatnya pingsan.
Puluhan mortar beterbangan dari atap beberapa rumah di dekat pos perbatasan tersebut. Hujan mortar tersebut menghancurkan pos perbatasan, menewaskan Mike dan menewaskan seluruh Pleton Tentara Penjaga Perbatasan Czechskia.
Alarm Kota Dolní Poustevna berbunyi dengan keras, pertanda invasi Galicia atas Czechskia. Pleton Tentara Galicia dibuat kaget akan hujan mortar yang menghancurkan pos perbatasan dan menewaskan seluruh Orang yang ada di sana. Mereka menatap puing-puing pos perbatasan Negara tetangganya yang telah hancur lebur tersebut.
"Apa yang terjadi di pos Dolní Poustevna?" tanya salah seorang Tentara Galicia yang terlihat bingung.
"Entahlah, aku tak tahu. Namun aku merasakan hal buruk akan segera terjadi," ucapnya dengan nada ketakutan dengan ekspresi yang serupa.
Beberapa misil ATGM 71 BMT meluncur dari Czechskia dan menghancurkan sebuah Tank T-72, menewaskan sebagian Tentara Galicia serta menghancurkan sebagian pos penjaga perbatasan Galicia.
Beberapa Tentara Czechskia dan para Prajurit Bayaran Afrika bergerak maju untuk merebut dan mengamankan pos Sebnitz.
"Untuk kawan-kawan kita yang mati dibunuh oleh Tentara Galicia yang terkutuk!" kata seorang Lelaki berbadan kekar sambil mengangkat senapan serbu M-16 ke angkasa. Padahal yang membunuh Tentara Penjaga Perbatasan Czechskia bukanlah Tentara Galicia, melainkan mereka beserta Tentara Bayaran Afrika. "Kita bebaskan Rakyat Saxony dari Kediktatoran Saxe-Weimar-Eisenach."
Tentara Czechskia bergerak dengan sangat cepat sehingga memasuki wilayah Saxony dengan sangat mudah dan merebut beberapa pos mereka di sepanjang perbatasan.
Sebelum operasi bendera palsu ini dimulai, Pemerintah Czechskia telah menyiagakan sebagian besar Tentara beserta mesin-mesin tempur mereka di sepanjang perbatasan Galicia-Czechskia sehingga mereka menumbalkan Tentara mereka sendiri dan menuduh bahwa Galicia adalah pelakunya. Mereka dengan cepatnya segera menginvasi Negara tetangga mereka dan telah menguasai sebagian wilayah Galicia.
Tiga Puluh Pesawat Tempur Ostrogoth, Bavaria, Amerika Utara dan Czechskia meluncurkan rudal-rudal terhadap beberapa kota di kawasan Saxony, namun dari tiga ratus rudal yang ditembakkan, hanya enam puluh yang mengenai sasarannya seperti pangkalan militer, gudang persenjataan, pabrik bahkan serangan tersebut mengenai perumahan penduduk, sekolah, universitas dan rumah sakit. Rudal yang lainnya ditangkis dengan sistem pertahanan udara Pantsir, S-75, S-200 dan S-300 bahkan ada yang salah sasaran.
Galicia juga berhasil menembak jatuh sembilan Pesawat Tempur F-16, delapan diantaranya adalah milik Czechskia dan satunya adalah milik Ostrogoth. Mengingat Galicia telah menerapkan No Fly Zone disepanjang perbatasannya dengan Czechskia, Ostrogoth dan Bavaria, jadi mereka berhasil merontokkan beberapa Pesawat Tempur musuh.
Dalam serangan tersebut ada puluhan warga sipil yang meninggal dunia, dan ratusan lainnya mengalami luka berat akibat serangan Jet-jet tempur dari Czechskia, Ostrogoth, Bavaria dan Amerika Utara. Puluhan mesin tempur mengalami kerusakan dan hancur akibat serangan udara tersebut.
Pagi hari ini Pasukan Czechskia beserta Prajurit bayaran Afrika telah merebut beberapa Kota Galicia di wilayah Saxony (sepanjang perbatasan), di antaranya Sebnitz, Klingenthal, Adorf, Olbernhau, Zittau, Johanngeorgenstadt, dan Ebersbach.
.
.
Perempuan berbadan tinggi ramping, berkemeja hitam, dan dengan kacamata bulat yang menghiasi wajahnya tengah berjalan dengan sedikit terburu-buru di lobi Gedung Parlemen diikuti dengan delapan Orang Perempuan berkacamata hitam dan mengenakan jas berwarna hitam legam yang merupakan anggota dari Pasukan Penjaga Kanclerz. Perempuan tersebut adalah Alexandra Wieslaw Rosa Margaretha von Saxe-Weimar-Eisenach, Perempuan pertama di dunia yang menjabat sebagai Pemimpin tertinggi di Negara berhaluan Komunis.
Kanclerz Wiesla memasuki Ruang Rapat Paripurna dan segera berjalan menuju ke arah mimbar. Ratusan pasang mata para Politburo menatap sang Pemimpin tertinggi.
"Selamat pagi, Saudara-saudaraku dan seluruh Rakyat yang aku hormati. Salam damai, kasih dan sejahtera untuk kita semuanya dimanapun kita berada. Semoga Tuhan selalu melindungi kita, khususnya Tentara Nasional Galicia-Saxony yang sedang melindungi wilayah Saxony dari Invasi Negara Boneka Czechskia," sambut sang Kanclerz dengan nada yang hangat. "Kita dengan Orang-orang Jerman dan Czechskia adalah saudara. Mengingat banyak Orang-orang di Saxony yang memiliki kerabat di Jerman dan Czechskia. Bahkan, aku juga memiliki beberapa kerabat jauh yang berasal dari Klan Wettin beserta Klan-klan cabangnya di Lombardia, Jerman, Czechkia, dan Hollande." Dengan ekspresinya yang sendu dan sedih Kanclerz Wiesla berkata, "Sayangnya persahabatan antara Kita dengan Orang-orang dan Czechskia dirusak oleh kelakuan korup para pemimpin Boneka yang berkuasa di Negara-negara Jerman dan Czechskia dengan mengorbankan Rakyat dan Persaudaraan hanya demi ambisi Politik sesaat. Benar-benar Boneka yang payah."
Raut wajah Kanclerz Wiesla mendadak menjadi tegas dan serius, "Ingat, sebentar lagi di Czechskia akan digelar Pemilihan Umum dan dia sedang mencari dukungan serta untuk menutupi skandal yang menimpa Keluarganya. Bagaimana caranya agar mendapatkan dukungan serta menutupi Skandal? Jawabannya hanya satu, yaitu memulai Perang dengan Kita. Dia beserta Tuannya merancang sebuah konspirasi dan beberapa operasi false flag sebagai justifikasi untuk berperang. Pesawat Tempur mereka membom sebuah peternakan di kawasan pedesaan di pinggiran Zittau, dan sudah sepantasnya kami menembak jatuh Pesawat tersebut untuk melindungi Rakyat kami beserta hartanya. Namun mereka menyangkal dan menolak seperti seorang Pencuri yang tertangkap basah. Tapi percayalah padaku, Kamerad sekalian. Bahwa yang namanya pencuri tidak akan pernah mengaku. Dalam sidang di Gedung PBB, Duta Besar Galicia menuntut penyelidikan secara independen atas peristiwa tersebut guna menjaga perdamaian di Eropa Tengah. Namun, dengan segala kebodohannya Pemerintah Czechskia menolak penyelidikan tersebut, dan menuntut Kita untuk minta maaf. Aku bisa memaklumi sikap yang diambil Pemerintah Czechskia, karena Orang bodoh akan selalu mencari pembenaran atas segala kesalahannya. Wahai para Kamerad dan Rakyatku, Pantaskah kita meminta maaf kepada Orang-orang yang melukai Rakyat kita dan menghancurkan sebuah Peternakan dan melukai Pemiliknya. TIDAK! Tidak pantas bagi kita meminta maaf kepada para Agresor. Mereka tidak ada bedanya dengan Nazi Jerman dan Fasis Bizantium yang menebar ketakutan dan kebencian! Mereka menciptakan sebuah operasi false flag dengan mengorbankan Tentara mereka dan membunuh Rakyat kita yang ingin mengunjungi kerabatnya di Czechskia. Mana mungkin kita menghujani mereka dengan mortar, sementara Prajurit perbatasan kita tidak bersenjatakan mortar. Kalau mereka membunuh temannya sendiri adalah wajar. Kepada seluruh Rakyat Galicia-Saxony di manapun kalian berada. Angkatlah senjata kalian dan pertahankan Tanah Air Kita dari Kaum Imperialis yang terkutuk. Tuhan akan selalu bersama Rakyat dalam melawan para Penindas dan Orang-orang Dzalim."
Tepuk tangan yang meriah terdengar begitu keras di dalam Gedung Parlemen. Para Politburo bertepuk tangan mengapresiasi ketegasan sang Kanclerz dalam menghadapi Invasi Czechkia.
.
.
Bergerak di dalam bayangan dan membunuh di dalam kesunyian di Kota Zittau. Perempuan bertopeng Kupu-kupu itu menjatuhkan beberapa Tentara Czechskia dan Prajurit Bayaran Afrika yang dia lihat.
Perempuan itu adalah Marie Wiktoria Zenker, anak dari Wali Kota Zittau.
"Kalian bagaikan Vampir yang haus darah yang mengorbankan masa depan Pemuda Czechskia untuk mati di medan peperangan," kata Marie merendahkan mereka. "Aku harap Ayah dan yang lainnya baik-baik saja. Maafkan aku, untuk saat ini aku belum bisa membebaskanmu, Ayah."
Kota Zittau yang bergaya abad perntengahan telah kehilangan kehidupan normalnya. Tak ada lagi tawa Anak-anak dan keramaian akan aktifitas seperti sedia kala. Sejauh mata memandang, ratusan Tentara Czechskia beserta sekutunya telah menguasai Kota yang berbatasan dengan Czechskia di selatan dan Prussia di timur.
Sebagian penduduknya mengungsi ke tempat yang aman, dan sebagiannya tersandera oleh Tentara Czechskia. Wali Kota Viktor Zenker ditahan oleh Czechskia bersama dengan beberapa tokoh di Kota Zittau. Mereka di jebloskan ke dalam sebuah sel yang biasa digunakan oleh Pemerintah Galicia-Saxony untuk memenjarakan mata-mata musuh dan para pembelot.
Seorang Perwira Czechskia dan beberapa Tentara Bayaran Afrika memasuki sebuah Gedung berlantai tiga, di mana Marie telah membunuh beberapa musuh Negara.
"Periksa seluruh Gedung ini, aku merasakan kehadiran musuh berdasarkan naluri pembunuhku," perintah Kolonel Dragomir kepada beberapa Pajurit berkulit hitam legam.
Para Prajurit berkulit hitam memasuki Gedung berlantai tiga tersebut dan menggeledah setiap isi ruangannya.
"Kolonel Dragomir, bagaimana suasana di sana?" sebuah suara yang terdengar via komunikasi radio melalu headset kecil yang terpasang di telinga sang Kolonel yang terlihat gagah dengan badannya yang berukuran sedang namun kekar.
"Kami sedang mencari seorang Assassin yang telah membunuh beberapa Tentara kita. Berdasarkan insting membunuhku dia ada di Gedung ini," balas Kolonel Dragomir.
"Aku harap kau melakukan yang terbaik untuk Negara kita."
"Siap, laksanakan, Jenderal," jawab sang Kolonel dengan nada yang tegas.
Salah seorang Tentara Afrika memasuki sebuah ruangan, dengan mendobrak pintunya. Dia berjalan dengan santainya memasuki ruangan tersebut, dan melihat ada seorang Perempuan cantik berambut panjang bergelombang berwarna pirang yang terbaring tak berdaya di kasurnya.
"Hai, manis. Sepertinya kau sudah siap untuk berpesta denganku," goda Lelaki berkulit hitam tersebut. Dia melepas seragam militernya dan berjalan menghampirinya. Tangannya yang berwarna hitam membelai lembut wajah cantik Perempuan yang sedang sakit tersebut.
"Aku selalu mendambakan Perempuan Eropa yang cantik jelita. Kulitnya putih, halus dan mulus seperti sutra. Matanya biru bagai lautan, dan rambutnya berwarna pirang seperti emas. Dirimu bagaikan seorang Malaikat," ungkapnya sambil membelai tubuh Perempuan yang tak berdaya tersebut. "Tubuhmu panas, yah."
Tanpa disadarinya, sebuah kawat melilit lehernya dan dengan cepat Marie menarik kawat tersebut dan menariknya. Lelaki berkulit hitam itu berusaha melawannya dengan sekuat tenaga untuk melepaskan lilitan kawat. Marie melepaskan tangan kanannya, lalu mengambil sebuah Belati dan menusuk mata kanan musuhnya.
Teriakan Lelaki itu terdengar begitu keras seperti seekor Singa. Teman-temannya yang mendengarnya segera berjalan menuju ke arah sebuah ruangan yang terletak di lantai tiga.
Marie menusuk-nusukkan Belati ke arah kepala musuhnya, sehingga menjadi hancur tak terbentuk. Merasakan akan kehadiran puluhan langkah kaki. Marie mengambil senjata musuhnya dan bergegas keluar.
Perempuan bertopeng kupu-kupu tersebut menembaki beberapa musuhnya yang tengah bergerak ke arahnya. Sebagian ada yang berlindung di balik tembok, dan sebagiannya lagi meregang nyawa setelah tertembus timah panas. Mereka menembaki posisi di mana Marie tengah bersembunyi. Secara tiba-tiba terdengar sebuah lagu dari Deep Purple yang berjudul "Soldier of Fortune" sehingga para Tentara berusaha mencari sumber bunyi tersebut.
Terlahir sebagai seorang Ras Wizard, Marie Wiktoria Zenker memiliki sebuah kemampuan untuk memanipulasi suara. Dimana dia membuat sebuah bunyi atau suara melalui gelombang otak yang dia pancarkan.
Belasan Orang musuh yang ada terlihat seperti terhipnotis ketika menikmati alunan lagu balad yang begitu syahdu tersebut. Tanpa mereka sadari, mereka telah terbawa suasana dan terjebak dalam hipnotis suara yang dilancarkan oleh Marie.
Perempuan bertopeng Kupu-kupu itu berjalan perlahan dan menusuk leher salah seorang Prajurit Bayaran Perempuan berkulit hitam lalu mengambil senapannya. Dia menjadikan Perempuan tersebut sebagai perisai daging dan menembaki para musuhnya.
Suasana yang semula sempat hening dan syahdu kini pecah setelah berondongan peluru menjatuhkan seluruh Tentara musuh yang dia lihat.
Dari atas lantai tiga, Marie melihat ke arah sekelilingnya. Namun sayangnya, sebuah peluru dari arah bawah menggores topeng Kupu-kupunya.
"Kau mungkin bisa menghipnotis para Iblis dari Benua Hitam! Namun, kau tak bisa menaklukanku," teriak Kolonel Dragomir.
Marie berusaha untuk tetap tenang dan menembaki tempat di mana Kolonel Dragomir bersembunyi. Lelaki berkulit pucat tersebut hanya berlindung di balik sebuah dinding. Dia membalas menembaki Marie.
Marie segera melompat turun ke bawah dan melemparkan beberapa Pisau bedah ke arah kedua pundak Dragomir sehingga dia tidak bisa menggerakkan kedua tangannya yang menggenggam Pistol.
Marie berlari untuk membunuh Dragomir, namun dia berhenti secara tiba-tiba ketika melihat adanya sebuah lingkaran sihir di bawahnya.
Terjadi sebuah ledakan yang cukup besar di gedung tersebut, sehingga gedung tersebut rubuh dan Marie terpental jauh.
Dari puing-puing bangunan tersebut, terlihat sesosok bayangan Naga yang berukuran besar yang tengah melebarkan sayapnya.
Lelaki itu telah berubah menjadi seekor Naga berwarna hitam dengan matanya yang berwarna kuning menyala dan bersayap lebar namun compang-camping. Naga tersebut langsung memakan seorang Perempuan pesakitan yang merupakan salah satu penghuni ruangan apartemen tersebut yang hampir diperkosa oleh seorang Prajurit Bayaran Afrika.
Kedua tangan dan kakinya tak bisa digerakkan ketika melihat Naga tersebut memakan seorang Perempuan yang barusan dia selamatkan. Tubuhnya begitu lemas seketika.
Ekspresi ketakutannya di wajahnya tertutup oleh sebuah topeng berbentuk Kupu-kupu, namun aura ketakutan tersebut dirasakan oleh Dragomir.
"Apakah ini akhir dariku?" pikirnya yang sudah putus asa ketika Naga tersebut bergerak menuju ke arahnya.