Jodoh Tak Pernah Salah

Part 167 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 4 )



Part 167 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 4 )

0Adegan 21+ ke atas. Yang belum cukup umur diharap menghindar dulu ya….     

Kecupan Bara turun ke paha hingga terus ke bawah menuju pusat tubuh sang istri. Lidah Bara bergerilya memberikan kenikmatan pada pusat inti tubuh Dila. Racauan dan desahan Dila membuat Bara semakin horny dan bernafsu. Bara mengisap tubuh Dila semakin tak beraturan dan tak terarah.     

Kenikmatan menyergap tubuh Dila. Merasa Bara terlalu lambat dan seakan mempermainkan dirinya yang telah dibakar api gairah. Bara memulai bercocok tanam di ladangnya. Akhirnya ia bercocok tanam di tempat yang benar bukan tempat yang salah seperti yang sudah-sudah.     

Dila mendapatkan pelepasan dari oral sex yang dilakukan Bara.     

"Ini sangat nikmat Bara," kata Dila dengan suara pelan. Tubuhnya bermandikan keringat usai mendapatkan pelepasan. Dila serasa berlari 10 km dan melayang ke udara. Menikmati gelanyar- gelanyar aneh dalam tubuhnya.     

"Kamu menikmatinya?" Dila mengangguk.     

"Kita akan lamgsung ke permainan," kata Bara dengan suara serak yang dikabuti gairah.     

Dila menutup mata menikmati sentuhan demi sentuhan Bara di tubuhnya yang penuh kelembutan. Dila meringis nikmat ketika Bara mengulum dadanya bergantian. Gairahnya terbakar lagi dan ia merasa ngos-ngosan karena di dera gelombang kenikmatan. Ia bahkan menekan kepala Bara agar berlama-lama di dadanya.     

Bara tersenyum manis Dila memberikan balasan atas perbuatannya. Tak ada lagi keterpaksaan, air mata dan obat perangsang. Mereka melakukannya secara natural dan sadar, tanpa ada keterpaksaan.     

"Kamu sudah siap Dila? Kamu sudah basah?" Tanya Bara dengan suara serak-serak basah.     

"Hmmmmm," jawab Dila singkat.     

"Hmmm ini bagaimana? Kamu siap untuk penyatuan kita atau kamu belum siap?"     

"Aku sudah siap," jawab Dila terengah. Walau Bara mengajaknya bicara tapi jari jemarinya tetap bergerilya membelai dan menyentuh sang istri memberikan kenikmatan.     

Bara sudah tak sabar menyantap hidangan utama. Ciuman Bara naik merayapi kening, kelopak, mata, leher, bibir dan dada. Ia melumat bibir Dila, mengulum hingga membuat tubuhnya menggelinjang. Geli…..geli…. gatal dan ingin digaruk.     

Bara menuruni tubuh bawah Dila. Memberikan sentuhan yang memabukkan. Satu tangan meremas puncak dada Dila dan satu tangan lagi bermain-main di inti tubuh sang istri. Dila tak dapat menahan racauan dan desahannya.     

"Bara," katanya memanggil sang suami.     

"Kenapa?"     

"Jangan main-main. Cepat lakukan," jawabnya ngos-ngosan.     

Bara tersenyum kecil melihat sang istri minta segera dipuaskan karena diliputi gairah. Dila sudah tak sabar agar mereka segera menyatu dan menginginkan penyatuan ini segera dilakukan.     

Tangan Bara meremasi puncak dada Dila yang bulat dan kencang membuatnya gemas. Bara senang bermain-main di puncak dada sang istri seolah mainan baru untuknya.     

Tangan Bara bermain-main ke bawah, mengusap dan menyentuh kewanitaan Dila. Jari jemarinya menyusup dalam kewanitaan sang istri.     

"Enggggg," Dila melenguh seraya menaikkan pinggulnya karena kaget dengan perbuatan Bara. Tak menyangka Bara sangat pintar melakukan pemanasan dan membuatnya kegerahan. Keringat keluar dari pori-pori kulitnya. Dila bermandikan keringat. Ia menutup mata menikmati sensasi demi sensari gairah yang tengah melanda.     

Bara membuka lebar kedua paha Dila. Dan ia melesakkan miliknya ke milik sang istri. Dengusan kasar napas Bara dapat di dengar dengan jelas. Ia menggeram ketika miliknya di remas oleh milik Dila. Bara bergerak pelan-pelan. Ia tak mau menyakiti sang istri. Dila seperti masih perawan dan ia harus pelan-pelan memasukkan Jojo. Dila masih sangat sempit untuk dimasuki.     

Dila mencengkram selimut dengan kuat menahan rasa sakit yang tiba-tiba datang menderanya. Sudah lama tak bercinta ia seperti perawan kembali. Ia berusaha menahan sakit agar sang suami berhasil menjalankan kewajibannya.     

"Ahhhhhh," racau Bara ketika Jojo berhasil masuk seluruhnya. Bara tak bergerak membiarkan Jojo agar bisa mengisi milik Dila.     

"Apakah sakit?" Tanya Bara mengelus pipi sang istri.     

"Sedikit," jawab Dila parau.     

"Aku tidak akan bergerak sebelum kamu nyaman. Jika sudah nyaman bilang padaku dan aku akan bergerak." Bara membungkam mulut Dila dengan bibirnya. Memberikan kenikmatan untuk menghilangkan rasa sakit yang mendera Dila,     

"Ya."     

Dila masih butuh penyesuaian dan ketika ia sudah mulai nyaman dengan Jojo ia mengatakannya pada Bara.     

Wajah Bara berseri-seri seraya mengulas senyum. Ia menggerakkan pinggulnya dan maju mundur. Mereka berkutat dalam gairah. Desahan dan racauan mereka memenuhi kamar. Teriakan Dila berubah menjadi desahan membuat gairah sang suami meledak-ledak. Bara menikmati hal yang ia lakukan sekarang. Rasanya sangat nikmat berbeda ketika bercinta dengan Egi. Inilah bercinta yang sesungguhnya disalurkan dengan pasangan halal dan pada orang yang tepat bukan pedang dengan pedang. Bara mengerang keras dan ia berpacu menuju puncak kenikmatan.     

Gairah Bara semakin memuncak manakala Dila meremas rambut belakangnya seraya mencium bibirnya. Bara senang Dila menunjukkan keagresifannya. Bara semakin menyentakkan tubuhnya ke dalam tubuh sang istri. Dila pasrah mendapatkan perlakuan dari sang suami yang membuatnya belingsatan dan lupa daratan.     

Bara menatap manik mata Dila. Sang istri gemetar karena terbakar birahi. Dila merasakan kenikmatan mana kala Jojo menusuk-nusuk kewanitaannya. Ia seperti terbang di atas awan menikmati gairah demi gairah yang melanda.     

Bara membalikkan posisi Dila. Ia mengganti gaya permainan karena bosan dengan posisi sekarang.     

Bara melepaskan penyatuan mereka. Dila protes karena ia belum mencapai klimaks tapi sang suami menghentikan permainan mereka.     

"Tenanglah Dila ada yang lebih panas daripada ini," kata Bara menggendong Dila menuju kolam renang.     

Bara memberikan cupangan demi cupangan di leher dan tengkuk Dila. Ia meninggalkan tanda-tanda kepemilikan di tubuh sang istri. Tak satu inci pun tubuh Dila bebas dari cupangan Bara.     

Malam hari air kolam berenang menjadi hangat. Bara mengajak Dila berendam dalam kolam renang. Ketika Dila sedang asik berendam Bara membungkam mulut Dila dengan ciuman panas. Mendapat serangan mendadak Dila menjadi kaget. Butuh waktu Dila menyesuaikan diri dengan permainan liar sang suami.     

Bara mengangkat sebelah kaki Dila. Dalam hitungan detik tubuh mereka menyatu. Bara menusuk-nusuk tubuhnya dari bawah. Sensasi liar menyergap Dila, ternyata permainan ini tak hanya di ranjang dalam kolam renang pun mereka bisa bercinta dan sensasinya lebih wowww.     

Dila membalas ciuman Bara lebih panas. Ia mengulum, menyecap dan menggigit kecil bibir sang suami. Dila hati-hati melakukannya tak mau melukai bibir sang suami.     

Gerakan Bara semakin cepat dan semakin kasar. Desakan birahi menyergapnya. Sedikit lagi ia akan mencapai klimaks. Dila mengimbangi gerakannya dengan bergerak-gerak kecil. Racauan dan desahan keluar dari mulut mereka.     

"Bara," panggil Dila terengah. Napasnya tak beraturan.     

"Ya Dila," jawab Bara menghujami tubuh Dila dengan ciuman. Dengan gemas ia menggigit puncak dada sang istri.     

"Bara jangan digigit," pekik Dila antara nikmat dan sakit.     

"Maafkan aku," ujar Bara memegang pinggang Dila. Dalam satu gerakan cepat ia membalikkan tubuh sang istri menusuknya dari belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.