Jodoh Tak Pernah Salah

Part 309 ~ Zico Bertemu Dila ( 3 )



Part 309 ~ Zico Bertemu Dila ( 3 )

1"Saya tertarik untuk bekerja dengan bank anda," ucap Zico membuat Dila dan tim tersenyum sumringah dengan wajah berbinar-binar.     

"Saya ingin bekerja sama asal apa yang anda tawarkan tidak hanya ucapan semata. Saya ingin bank MBC membuktikannya. Tidak hanya penawaran, tapi juga bukti nyata. Saya akan memindahkan gaji pegawai kami kesana dan pembayaran tagihan rumah sakit dialihkan ke MBC. Apa benar anda bisa menempatkan pegawai anda jika kami pindahkan dana kami ke bank anda?"     

"Tentu saja. Semuanya akan tertulis di Perjanjian Kerja Sama (PKS). Syarat dari saya cuma satu Pak Zico. Rumah sakit hanya akan memakai satu bank. Hanya MBC dan tak ada bank pesaing. Bagaimana?"     

"Baiklah saya akan menyanggupi semua permintaan anda."     

"Untuk tahap awal kami akan membukakan rekening giro untuk penampungan dana rumah sakit." Dila memberikan formulir pembuatan giro pada Zico.     

Zico menerimanya lalu memberikannya pada Fahmi untuk ditindak lanjuti.     

"Pak Zico setelah rekening gironya kita buka nanti secara bertahap kami akan meletakkan mesin EDC bank kami di di tempat kasir, sekalian barcode Q-RIS. Yang akan memudahkan pasien membayar tagihan. Nanti kami akan mengurus izin untuk menaruh mesin ATM di sekitar rumah sakit."     

"Menarik sekali. Di era digital seperti sekarang memang transaksi lebih mudah dengan non tunai. Lebih simpel dan tak beresiko."     

"Benar sekali Pak Zico kalau ada yang simpel kenapa harusnya ribet ya Pak. Kemungkinan besar kami mungkin saya akan sering bolak-balik ke Harapan untuk mengurus kerjasama kita. Sebelum PKS ditandatangani saya akan mengurus semua penawaran yang saya sampaikan tadi. Bapak kapan punya waktu lagi? Jadi gini saya akan bikin dulu konsepn PKS kita, seperti apa yang Bapak inginkan. Saya sudah catat tadi di agenda. Nah nanti saya akan kembali lagi ke sini untuk memperlihatkan konsep PKS, apakah Bapak setuju atau tidak. Kalau memang Bapak setujui oleh konsep PKS yang saya berikan besok, maka saya akan melanjutkan konsep itu. Saya cetak jadi surat perjanjian kerjasama. Nanti Bapak akan menandatangani PKS dengan kepala cabang saya."     

"Kenapa saya tidak menandatangani PKS dengan Bu Dila sementara Ibu sendiri yang menawarkan kerja sama kepada saya?" Tanya Zico keheranan.     

"Untuk penandatanganan PKS memang wewenang kepala cabang bukan saya."     

"Oh begitu." Zico manggut-manggut. Penjelasan Dila cukup jelas. Zico suka karena tidak bertele-tele.     

"Saya ingin secepatnya di eksekusi rekening perusahaan, rekening karyawan, mesin EDC, QRIS dan semuanya. Untuk masalah kredit akan dibahas di kemudian hari. Saya ingin kita menandatangani PKS sebelum rumah sakit launching nama baru. Bagaimana Bu Dila apa bisa?"     

"Tentu saja bisa Pak." Jawab Dila sumringah. Awalnya Dila takut akan ditolak Zico karena sang CEO sangat kritis dan teliti. Untung saja sudah dapat bocoran dari Naura bagaimana Zico. Semuanya berjalan dengan lancar.     

Meeting pun selesai. Mereka menyantap cemilan yang sudah disediakan oleh Fahmi. Mereka mengobrol ringan bukan lagi membahas pekerjaan. TV di ruangan Zico menayangkan berita demo besar-besaran masyarakat di kabupaten Dharmasraya. Masyarakat setempat menolak penambangan emas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Masyarakat menolak karena dengan adanya penambangan legal mereka akan kehilangan mata pencaharian karena telah di ambil alih perusahaan. Dalam TV Bara tampil untuk menemui masyarakat yang berdemo di kantor DPRD Sumbar. Masyarakat Dharmasraya nekat demo ke kota Padang karena aspirasi mereka tak ditanggapi pejabat setempat. Bara menjadi penengah dan berjanji akan mencari tahu permasalahan dan akan menyelesaikannya.     

"Gue enggak nyangka lo bakal menjadi ketua dewan. Semoga lo bisa memaafkan gue, " bisik Zico dalam hati. Zico melihat layar televisi dengan perasaan bersalah.     

"Cie…cie...cie….Pak ketua masuk TV tuch Kep," goda Niken pada Dila yang masih bisa di dengar Zico.     

"Suami siapa itu?" Celetuk Naura menambahkan.     

Wajah Dila merona karena digoda Niken dan Naura.     

"Suami siapa maksudnya?" Tanya Zico keheranan.     

"Ketua DPRD yang terima masyarakat demo itu suaminya Dila Pak," jawab Naura tergelak tawa.     

Jantung Zico rasanya berhenti berdetak mengetahui Dila istri dari Bara. Zico tidak menyangka Bara telah menikah dan punya istri secantik Dila. Sejuta tanya berkecamuk dalam kepala Zico. Apakah Bara sudah straight atau menikah dengan Dila hanya untuk menutupi identitasnya seorang gay?     

Raut wajah Zico langsung berubah. Dia benar-benar kaget dan tak percaya. Takdir macam apa yang tengah ia jalani. Pertama ia mengetahui jika Dian melahirkan anaknya, pegawai bank yang mengajaknya kerja sama ternyata istri dari Bara, pria yang ia perkosa lima belas tahun yang lalu.     

Zico bukanlah biseksual. Gangguan emosi dan pengaruh obat-obatan yang membuatnya memperkosa Bara tanpa ia sadari. Zico sendiri jijik dengan dirinya setelah peristiwa itu terjadi. Ia bahkan stress berat kenapa bisa memperkosa Bara kala itu.     

Zico berpikiran positif. Mungkin Tuhan mempertemukannya dengan Dila agar istri Bara bisa menjembataninya untuk memohon ampunan dari Bara. Zico sengaja tinggal sementara di Padang. Ia ingin menebus dan meminta maaf pada orang-orang yang telah ia sakiti di masa lalu.     

Pertama-tama Zico akan menyelesaikan masalahnya dengan Dian. Ia ingin mendapatkan maaf dari Dian dan ingin anaknya tahu jika dia adalah ayah biologis Alvin. Kedua Zico ingin meminta maaf pada Bara. Akibat perbuatannya Bara menjadi seorang gay. Rasa trauma membuat Bara jatuh dalam lingkungan gay.     

"Pak Zico." Naura memanggil Zico dengan suara yang sedikit keras.     

Zico melamun, terlihat seperti orang yang sedang linglung dan banyak pikiran.     

"Pak Zico anda sehat?" Tanya Naura sekali lagi menyenggol lengan Zico.     

"Eh….Iya," balas Zico kaget. "Maafkan saya melamun."     

"Bapak kecapekan kayaknya," ucap Naura khawatir     

"Sepertinya iya. Aku butuh istirahat. Ada lagi yang akan dibicarakan Bu Dila?"     

"Tidak ada Pak. Saya rasa untuk pertemuan kali ini sudah cukup."     

"Baguslah kalo begitu." Zico berusaha tersenyum walau ia masih shock.     

"Pak Zico bolehkah kita foto bersama? Foto ini sebagai dokumentasi awal kerja sama kita." Dila teringat pesan Bara agar foto bersama dengan CEO Harapan.     

Zico mengangguk setuju. Ia berdiri di depan mejanya. Dila berdiri disebelah kanan Zico diikuti oleh Niken dan Vino. Naura berdiri disebelah kiri Zico. Fahmi mengambil foto dengan berbagai pose. Setelah sesi foto berakhir Dila dan rombongan pamit undur diri dari ruangan Zico.     

Tak ada yang lebih membahagiakan Dila selain kerja sama yang sukses. Tak menyangka semuanya dipermudah dan Zico tak seseram yang dikatakan Naura.     

Note :     

1. Mesin EDC atau Electronic Data Capture adalah sebuah alat penerima pembayaran yang dapat menghubungkan antar rekening bank. Mesin ini sendiri diterbitkan oleh perbankan dan dapat terkoneksikan dengan server perbankan. Pada umumnya EDC memiliki bentuk seperti telepon genggam model lama dengan layar yang kecil. Sistem pembayaran dengan EDC hanya dengan cara menggesekkan kartu ke mesin dan mengetik pin kartu untuk melakukan pembayaran.     

2. Q-RIS (QR Code Indonesia Indonesian Standard) adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia, di mana satu QR Code dapat dipindai oleh seluruh aplikasi yang menyediakan pembayaran dengan QR Code. Pembayaran transaksi biasa melalui mobile banking, ovo dan gopay.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.