Sikap Yin Wushuang
Sikap Yin Wushuang
Feng Xiyao berani mengatakan 'Batu Sumpah Darah' itu sudah membuktikan bahwa ia tahu apa yang ia lakukan saat ini.
Sekarang masalahnya hanyalah apakah ratu akan membiarkan Feng Xiyao berdiri di atas batu sumpah darah atau tidak.
Saat ini hanya ada 2 kemungkinan yang ada, yang pertama, Feng Xiyao berbohong dan ia akan hancur di atas batu sumpah darah lalu menjadi lelucon.
Dan yang kedua adalah Feng Xiyao tidak berbohong, itu berarti ia sudah diperlakukan tidak adil dengan berada di penjara selama ini, dan juga membuktikan bahwa memang terdapat pertengkaran di antara para tuan putri keluarga Feng yang akan membuat Negara Feng mendapatkan citra buruk.
Tidak ada yang tahu apa yang akan diputuskan oleh ratu saat ini.
"Apa ini adalah trikmu?" Di tengah ketenangan tiba-tiba suara dingin Tuan Putri ke-10 terdengar dan dengan sorot mata yang sinis ia kembali bertanya, "Apa ini yang diajarkan Ibumu?"
Perkataan itu membuat semua orang yang ada di sana kembali mengingat bagaimana Ibu Feng Xiyao dulu saat berkuasa menindas Tuan Putri ke-10.
Dengan kata lain, Tuan Putri ke-10 ingin mengatakan bahwa ibunya begitu kejam dan licik, jadi anaknya bukan tidak mungkin juga memiliki sifat yang sama.
"Saat itu kamu memanggilku Bibi ke-10, aku ditindas dengan begitu buruknya oleh Ibumu. Aku tidak pernah memperlakukanmu dengan buruk!" Suara Tuan Putri ke-10 terdengar keras dan matanya terlihat emosional, "Feng Xiyao, kamu masih ingat saat kamu ulang tahun ke-8, Bibi ke-10 secara khusus membelikanmu kue bunga?! Bibi ke-10 memperlakukanmu dengan tulus, tapi kamu malah mau menghancurkan bola cahaya milik anak Bibi ke-10!"
"Xiyao ingat!" Feng Xiyao mengangkat kepalanya, darah mengalir dari dahinya dan sorot matanya terlihat begitu tenang, "Xiyao ingat bagaimana sikap Bibi ke-10 kepada Xiyao, Xiyao juga berterima kasih akan hal itu. Tapi Xiyao benar-benar tidak pernah memiliki keinginan untuk melukai Wushuang! Malam itu, ada orang yang mengendalikanku dengan sihir misterius, dan membuatku jadi melukai Wushuang. Aku tahu kalian tidak percaya, aku juga tidak memiliki bukti, jadi aku mohon kepada Nenek untuk memberikan satu kesempatan, biarkan aku naik ke atas batu sumpah darah!"
"Lancang!" Tuan Putri ke-10 mengayunkan tangannya dan sorot matanya terlihat kejam, "Istana Negara Feng berada di tengah hutan, lalu Ratu ada di jabatannya, kamu kira siapa orang yang bisa menjebakmu tanpa sepengetahuan Ratu?! Kamu yang sudah serakah, tidak perlu mencari alasan!"
"Wushuang!" Feng Xiyao tahu bahwa tidak ada gunanya bicara dengan Tuan Putri ke-10, sehingga ia melihat ke arah Feng Wushuang dan berkata, "Wushuang, yang melukaimu adalah orang lain, hidupku memang tidak berharga. Tapi aku tidak akan membiarkan pelaku sebenarnya berkeliaran di luar sana!"
Yin Wushuang melihat ke arah Feng Wushuang, dan dalam benaknya ia berkata, 'Posisi Feng Wushuang di Negara Feng tidak sepele, jika dia mau membantu Feng Xiyao…'
"Ibu." Suara Feng Wushuang terdengar datar, "Aku merasa kita harus memberikannya satu kesempatan jika memang bukan dia, maka kita tidak seharusnya melukai keluarga kita sendiri."
Setelah mengatakan itu, Feng Wushuang melihat ke arah Ratu dengan sorot mana meminta persetujuan.
Saat ratu baru saja hendak bicara, Tuan Putri ke-10 tiba-tiba menangis dan berkat, "Shuang'er, Ibu tahu kamu anak yang baik. Tapi kamu harus tahu bahwa orang yang baik akan mudah ditindas. Ibu pernah begitu baik kepada Feng Xiyao, tapi ibunya malah takut dengan kelahiranmu akan mengambil kejayaan mereka dan mereka mau melukaimu bahkan membunuhmu. Jika saat itu Ibu tidak datang tepat waktu, maka kamu mungkin sudah…"
Pada akhirnya hanya terdengar suara tangisan.
Feng Wushuang merasa tidak tega dan mengulurkan tangannya keluar dari bola cahaya lalu mengusap air mata di wajah ibunya itu.
Tuan Putri ke-10 pernah bercerita kepada Feng Wushuang tentang semua itu, jadi ia tahu apa yang pernah dilalui oleh ibunya.
"Kamu berpikir Ibu bersikap tidak masuk akal? Jika bukan karena Ibu Feng Xiyao yang terlalu serakah dan kejam, apa Ibu akan bersikap seperti ini? Hati manusia bisa menjadi kejam!" Tuan Putri ke-10 mengusap air matanya, lalu melihat ke arah Feng Xiyao dengan wajah kecewa dan berkata, "Feng Xiyao, aku pernah begitu baik kepada kalian, tapi kalian membalasnya dengan mengambil kekuatan spiritual dari bola cahaya anakku saat dia baru berusia 1 bulan! Dan sekarang, kamu datang kemari dengan sikap seperti ini, kamu kira Bibi ke-10 akan bersikap lemah dan luluh seperti dulu?!"