Manusia Itu Bodoh
Manusia Itu Bodoh
Yin Wushuang sama sekali tidak pernah menyangka bahwa orang yang tubuhnya terpotong di depan matanya adalah kakak sepupunya sendiri, Yin Tianji.
Orang yang membuat keributan di bandara, di pesta ulang tahun, saat ini berbaring di atas lantai dengan tubuhnya yang terpotong menjadi 5 bagian.
Qing Long berambut hitam yang sebelumnya bersandar di reruntuhan dinding pabrik air mineral itu seketika langsung berdiri dengan tegak. Ia tahu bahwa Yin tianji sudah meninggal.
Selama ini Qing Long berambut hitam itu sudah melihat begitu banyak kematian, dan ia juga sudah berkali-kali menyebabkan orang kematian dengan tangannya sendiri.
Dalam benaknya Qing Long berambut hitam itu berkata, 'Ada orang yang meninggal di medan perang, ada orang yang meninggal karena penyakit, ada orang yang meninggal karena kecelakaan… Apa Yin Tianji mati seperti ini adalah hal yang layak? Jika sejak awal langsung membunuh Long Ye, membunuh laba-laba raksasa itu lalu membunuh A Zi, maka dia tidak perlu mati kan? Kenapa dia memilih jalan ini? Kenapa dia harus mengorbankan nyawanya sendiri?'
Saat memikirkan banyak hal, Qing Long berambut hitam itu mendapatkan satu kesimpulan bahwa, manusia itu bodoh.
-
"Jadi apa ada orang mau menyelesaikan misi Yin Tianji yang belum selesai?" Laba-laba raksasa itu mengayunkan kakinya bagian depan dengan agresif ke arah Yin Wushuang dan yang lainnya, "Jika tidak ada, maka aku akan langsung menyerang."
Laba-laba raksasa itu melewati mayat Yin Tianji, setiap langkahnya kaki laba-laba raksasa itu seperti sedang menusuk dalam ke bawah.
Retakan mulai terlihat di lantai, sehingga membuat mayat Yin Tianji masuk ke dalam sana dan yang tersisa hanyalah bunga kamelia yang masih dipegang oleh potongan tangan Yin Tianji. Hal itu membuat bunga tersebut terlihat seperti tumbuh dari tanah. Hingga akhir hayatnya potongan tangan Yin Tianji sama sekali tidak mau melepaskan bunga itu, seolah ia berusaha menunjukkan dedikasinya kepada seseorang.
Laba-laba raksasa itu terus melangkah maju, dia sama sekali tidak menghiraukan potongan mayat ataupun bunga kamelia itu. Setelah ia berhasil kembali hidup lagi, ia hanya ingin membunuh semua orang yang sebelumnya ingin ia bunuh.
"Yin Wushuang, Kakak Sepupu kamu itu benar-benar memiliki cinta yang begitu dalam." Laba-laba raksasa itu melihat ke arah Yin Wushuang, matanya yang berwarna hijau itu memancarkan cahaya dan terlihat seperti mata serigala di tengah hutan.
Kemudian laba-laba raksasa itu kembali melanjutkan, "Sekarang tekanan yang kamu rasakan semakin besar kan? Lihatlah, Kakak Sepupumu bahkan sudah mati untuk menyelamatkan A Zi, dia mengantarkan kematiannya sendiri karena tidak mau kalian membunuh A Zi dan mengambil resiko dengan menggunakan Tongkat Kebangkitan yang belum tentu bisa digunakan kepada A Zi setelahnya."
"Sedangkan aku, aku adalah orang yang membunuh Kakak Sepupumu. Kamu sekarang mungkin sangat ingin membunuhku untuk membalaskan dendam Kakak Sepupumu. Tapi kamu juga ingin meneruskan keinginannya untuk menyelamatkan A Zi. Tapi sayang sekali, aku dan A Zi memiliki tubuh yang sama. Jika dia hidup, maka aku juga akan tetap hidup. Jika aku mati, maka dia juga akan mati. Bagaimana? Apa yang akan kamu lakukan?"
Suara Long Ye terdengar seperti pusing, "Hal ini benar-benar sulit untuk diputuskan."
Dalam keadaan seperti Long Ye justru bersikap seolah prihatin dan menyesal, ia semakin menunjukkan bahwa ia sedang mengejek Yin Wushuang.
Ketika ia mengejek Yin Wushuang, Long Ye tidak lupa untuk terus bergerak mendekat ke arah Yin Wushuang.
Qing Long berambut hitam seketika langsung bersiap untuk bertarung, Suzaku juga berubah menjadi ke dalam bentuk makhluk magis dan siap bertarung kapan saja.
[Jelas-jelas tadi aura iblisnya sudah sangat lemah, kenapa tiba-tiba bisa menjadi begitu kuat lagi?]Wajah Mo Baobao terlihat muram, kesedihan terlihat di sorot matanya,[Apa mungkin karena petir tadi? Petir siapa itu? Kenapa...]
Setelah petir itu muncul, tidak lama kemudian Yin Tianji meninggal. Kemunculan petir berwarna ungu kehitaman itu begitu tiba-tiba, dan Yin Tianji sama sekali tidak memiliki waktu untuk melawan.
Yin Wushuang mengepalkan tangan kirinya dengan erat hingga kukunya menusuk telapak tangannya sendiri.
Sorot matanya yang sebelumnya terlihat penuh dengan kekecewaan dan kesedihan itu dalam waktu cepat berubah menjadi amarah yang sangat besar. Itu adalah bentuk dari rasa bersalah yang ia rasakan.
'Aku tidak seharusnya membiarkannya pergi ke sana! Aku seharusnya menghalanginya!' Batin Yin Wushuang.
Ketika Jun Shangxie merasakan tenaga di tangan Yin Wushuang menjadi semakin besar, ia melihat ke arah tangannya yang sedang menggenggam tangan Yin Wushuang. Kemudian ia berkata, "Semenjak dia memutuskan untuk maju, dia sudah memprediksi tentang kematiannya. Dia tidak takut dengan kematian, tapi dia takut A Zi tidak bisa hidup."