Permaisuri Kembali ke Sekolah

Hidup dan Mati Tidak Ada Bedanya



Hidup dan Mati Tidak Ada Bedanya

2Api yang menyelimuti Jun Shangxie itu tampak menyala-nyala, dan saat itu Jun Shangxie berlutut di tanah, ia seolah tidak merasakan apa-apa. Ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk melawan.     

Malaikat bersayap biru membawa pergi mayat malaikat bersayap putih tanpa sedikitpun melirik Jun Shangxie. Ia tahu, bahwa Jun Shangxie pasti akan mati tanpa perlu diragukan lagi.     

Jun Shangxie juga merasa dirinya pasti akan mati. Di matanya yang sipit itu sepertinya ada sedikit keputusasaan.     

Ini adalah pertama kalinya Yin Wushuang melihat ekspresi Jun Shangxie yang seperti itu, bahkan ia melihatnya melalui batu sihir dan melewati waktu sepuluh tahun.     

Setelah malaikat bersayap biru pergi, dari ujung yang lain tiba-tiba datang roh-roh tingkat rendah berjubah hitam yang memegang rantai di tangannya. Para roh itu yang akan membawa Jun Shangxie turun ke neraka.     

Jun Shangxie saat ini berada di Liga Utara, dan kematiannya semakin dekat. Para roh itu mengabaikan nyala api dan mendekati Jun Shangxie, kemudian mengikat kedua tangan Jun Shangxie dengan menggunakan rantai.     

"Hei, ini bukan orang dari Liga Utara. Pemuda ini sepertinya belum mati!" Salah satu roh tampak terkejut saat mendengarnya.     

Roh yang lain juga ada yang merasa heran, "Dia telah melihat kita, mengapa tidak takut? Apa wajah kita kurang mengerikan?"     

Dalam beberapa ratus tahun terakhir, semua orang yang melihat mereka, jika tidak mati secara langsung orang tersebut pasti akan sangat ketakutan hingga membuatnya mati. Bahkan orang yang sudah mati pun juga masih harus merasakan ketakutan sekali lagi!     

Tapi pemuda China ini sangat tenang!     

"Hei!" Roh itu merendahkan suaranya, dan suaranya terdengar sangat menakutkan, "Kami adalah roh. Dan kamu, akan segera mati! Ikut kami ke neraka!"     

Jun Shangxie mengerahkan tenaga untuk mengangkat kepalanya. Kemudian ia memicingkan mata dan memandang roh yang ada di depannya lalu berkata perlahan…     

"Kalau tidak bisa melindungi orang yang ingin dilindungi, hidup dan mati tidak ada bedanya."      

Jantung Yin Wushuang seketika menegang dan ia merasa sedikit sulit untuk bernapas, seakan dirinya terjepit di telapak tangan raksasa, benar-benar sangat sesak.     

Di gereja Tian Shen di Italia, sebelum Jun Shangxie membunuh Dewa Penguasa, Dewa Penguasa dengan sombong berkata 'kamu tidak berani membunuhku'.     

Karena Dewa Penguasa tahu, kalau Jun Shangxie membunuhnya, maka ia harus menerima hukuman dewa dan mati dengan cara yang mengenaskan.     

Saat itu Jun Shangxie mengabaikannya dan mengambil nyawa Dewa Penguasa. Ia berkata…     

Kalau tidak bisa melindungi orang yang ingin dilindungi…     

Kalimat berikutnya yang tidak diselesaikannya adalah 'hidup dan mati tidak ada bedanya'.     

Pada saat itu Jun Shangxie yang masih berusia lima belas tahun ingin melindungi Ibunya yang bernama Xue Ran. Dan saat ini, yang ingin dilindungi oleh Jun Shangxie ketika sudah berumur dua puluh lima tahun adalah orang yang dicintainya yaitu Yin Wushuang.     

Yin Wushuang tidak berani membayangkan, seberapa keras usaha pria itu untuk menyembunyikan kematiannya yang akan segera datang.     

"Nona Yin, cepat lihat ini." Desakan Zoe yang tiba-tiba membuat Yin Wushuang sadar dari lamunannya.     

Keduanya menatap gambar itu dan melihat tanah tiba-tiba retak, lalu seorang pria yang berusia kira-kira lima puluh tahun berjalan keluar. Pria tersebut mempunyai janggut pendek, dan wajahnya juga menunjukkan bahwa ia adalah seorang pria yang romantis semasa mudanya.      

Dua roh tingkat rendah dengan buru-buru membungkukkan badannya sambil menundukkan kepala.     

Pria tersebut memegang sabit besar Dewa Kematian di tangannya, petir hitam dan ungu berkilat di sekitar tubuhnya dari waktu ke waktu. Setiap kilatan petir itu penuh dengan kekuatan.     

"Ini…" Yin Wushuang bernapas dengan tegang.     

Di sisi lain, Zoe melirik Yin Wushuang lalu menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Itu nantinya akan menjadi senjata milik Jun Shangxie."     

Pria itu itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya membawa Jun Shangxie pergi.     

Gambar itu tiba-tiba berhenti sampai di sana, batu sihir tersebut tidak bersinar lagi. Kini suasana di sekeliling mereka kembali menjadi perabotan apartemen.     

"Siapa orang itu?" Yin Wushuang bergegas bertanya, ada kepanikan di matanya yang ia sendiri tidak dapat melihatnya, "Yang bisa memegang sabit Dewa Kematian hanyalah Dewa Kematian. Aku pernah melihat Dewa Kematian lainnya, aku melihatnya saat menjalankan misi di Saint Petersburg. Tapi sabit Dewa Kematian itu berbeda dengan sabit ini. Dengan kata lain, kedudukan orang itu di atas Dewa Kematian. Apakah dia adalah Raja Iblis Tujuh Dosa?"     

Raja Iblis Tujuh Dosa adalah tujuh dosa mematikan, seperti keserakahan, kerakusan, kemalasan, dan lain-lain.     

"Raja Iblis?" Suara Zoe meninggi, lalu ia menggeleng-gelengkan kepala, "Itu adalah Raja Neraka, yang mengatur Roh, Dewa Kematian, dan Raja Iblis. Dia adalah makhluk yang terkuat di dunia bawah. Sabit itu adalah senjata Raja Neraka."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.