Permaisuri Kembali ke Sekolah

Menghadap kepada Ratu Liga Utara



Menghadap kepada Ratu Liga Utara

2Seseorang yang datang itu ternyata adalah Putri Arya yang sudah lama tidak terdengar kabarnya. Ketika melihat Yin Wushuang, ia langsung mengangkat roknya dan memberi salam, "Nona Yin, Ratu sudah secara khusus menunjukmu sebagai Baron. Mendengarmu sudah kembali, aku datang untuk memberitahumu bahwa pesta sudah disiapkan di Istana, saat ini hanya menunggu kedatanganmu saja."     

Yin Wushuang hampir saja melupakan hal ini. Setelah ia menerima undangannya, Putri Arya pun langsung pergi terlebih dahulu.     

Saat menerima surat undangan tersebut, tanpa diduga Yin Wushuang mendapati ada dua surat, dan salah satunya adalah milik Jun Shangxie.     

Jun Shangxie pun menghampirinya dan melirik ke samping, "Pesta ini bagimu bukan hal yang sepele. Aku harus mengurus beberapa hal penting, aku tidak bisa menemanimu ke sana."     

Dari tatapan matanya, sepertinya Jun Shangxie merasa sedikit menyesal. Kemudian Yin Wushuang pun bertanya, "Apakah aku bisa membantumu dalam hal penting itu?"     

"Beberapa masalah pada pemegang saham perusahaan Jun. Cukup mengadakan satu kali video meeting." Jun Shangxie menundukkan kepalanya lalu melirik arlojinya, alisnya tampak sedikit berkerut, "Waktunya tidak banyak lagi, bersiaplah untuk berangkat. Mereka yang bisa hadir dalam pesta sekelas ini bukanlah orang-orang biasa."     

Yin Wushuang juga mengerti hal itu. Saat ia keluar dari kamar mandi, Jun Shangxie sudah menutup pintu kamar, sepertinya rapatnya sudah dimulai.     

Saat itu Yin Wushuang melihat ada sebuah gaun dan sepatu yang diletakkan di atas meja. Semua sudah dipadankan oleh Jun Shangxie.     

Yin Wushuang pun tersenyum, kemudian ia pun berganti pakaian, lalu menulis sebuah catatan, dan setelah itu ia pun pergi dengan tenang dan tanpa suara.     

Saat meninggalkan apartemen, Yin Wushuang samar-samar merasakan seperti ada orang yang menatapnya dari lantai atas. Saat ia mengangkat kepala dan melihat ke atas, ia tidak melihat apa-apa selain sinar lampu yang meneranginya.     

Angin sore pun bertiup, samar-samar tercium bau sesuatu yang membusuk.     

-     

Sesampainya di Istana, Yin Wushuang langsung menghadap kepada Ratu Liga Utara.     

Saat ini Ratu sudah berumur hampir enam puluh tahun, rambutnya tampak sedikit memutih dan auranya sangat mulia. Ketika melihat Yin Wushuang, ia pun langsung turun dari kursinya lalu memegang tangan Yin Wushuang. Kehormatan seperti ini membuat suara terkesiap terdengar di seluruh aula.     

Saat itu Yin Wushuang tidak terkejut dan menjawab pertanyaan Ratu dengan mudah. Dalam pesta itu, Tuan Rumah dan para tamu yang datang sama-sama merasa senang.     

Yang membuat Yin Wushuang kaget adalah kenyataan bahwa ia masih bisa melihat Zoe di sana. Saat ini identitas Zoe adalah 'Louis' sang perdana menteri, dan merupakan tunangan Putri Arya.      

Setelah selesai jamuan makan, biasanya akan ada acara pesta dansa. Di lantai dansa, orang-orang menari dengan anggun.     

Saat itu Putri Arya mengambil inisiatif untuk berjalan ke samping Yin Wushuang dan meminta maaf sekali lagi, "Aku benar-benar minta maaf karena dulu tidak percaya padamu."     

"Putri tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Yang lalu biarlah berlalu." Yin Wushuang sedikit menggelengkan kepalanya.     

"Semua orang berkata begitu, tapi aku tidak bisa melakukannya. Setidaknya aku harus menebusnya, untuk mendapatkan sedikit penghiburan spiritual." Setelah berkata seperti itu, Putri Arya mengeluarkan sebuah kotak kecil. Di dalam kotak itu ada sebuah batu giok kecil berwarna abu-abu keperakan.     

"Apa ini?" Yin Wushuang bertanya kepada Putri Arya. Karena sebelumnya ia tidak pernah melihat benda ini.     

"Giok kekasih." Arya tersenyum kecil, "Waktu aku berkunjung ke negara lain, sebuah persembahan negara memberiku benda ini. Katanya giok ini memiliki restu dari Dewa Cinta, pemakainya tidak akan pernah berpisah dengan kekasihnya. Sst... mungkin ini bisa dipakai untuk melamar. Tahukah kamu, di Liga Utara, umur tujuh belas tahun sudah boleh menikah!"     

Putri Arya berbicara sambil menatap Yin Wushuang dengan pandangan menggoda. Saat mendengar Putri Arya berkata seperti itu kepadanya, Yin Wushuang hampir saja menyemburkan soda yang ada di mulutnya.     

Kemudian Putri Arya mengedipkan matanya lalu menjejalkan benda itu ke tangan Yin Wushuang, setelah itu ia pun pergi untuk berdansa dengan tetua.     

Yin Wushuang menundukkan kepalanya dan menatap giok itu. Sudut bibirnya tampak berkedut, namun hati ia masih terus memikirkan Jun Shangxie.     

Kalau dihitung-hitung, ulang tahun Yin Wushuang yang ke tujuh belas memang hampir tiba.     

Setelah menyimpan Giok itu, tidak lama kemudian Zoe pun datang menghampiri Yin Wushuang.     

Kalimat pertamanya yang ditanyakan Zoe adalah 'mengapa Jun Shangxie tidak datang'.     

Kemudian Yin Wushuang mengerutkan bibirnya dan berkata, "Saat ini dia sedang melakukan video meeting dengan pemegang saham perusahaan Jun."     

Mendengar Yi Wushuang berkata seperti itu, Zoe terdiam selama beberapa saat lalu hendak pergi.     

'Aneh.' Batin Yin Wushuang.     

Selama berada di Italia, tidak hanya sekali Yin Wushuang merasakan ada sesuatu yang salah. Tapi ia juga tidak tahu mengapa hal itu salah.     

Tiba-tiba ia teringat dengan perkataan Nenek Tua, lalu ia pun bertanya, "Mengapa Nenek Tua mengatakan kepadaku bahwa pisau yang membunuh Dewa Penguasa harus memakai tanganku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.