Permaisuri Kembali ke Sekolah

Tidak Rela



Tidak Rela

2Jun Shangxie tetap bersikap tidak tahu malu dan bermuka dua. Ia terlalu memahami Yin Wushuang bahwa Yin Wushuang berhati lunak!     

Saat ini Jun Shangxie masih terus menatapnya. Lima menit kemudian, Yin Wushuang mengibarkan bendera putih di dalam hati kecilnya.     

Apabila pria tercinta sedang menatapmu dengan sorot mata seperti ini, siapa yang bisa tahan?     

Yin Wushuang memiliki sisi yang unik di depan Jun Shangxie. Demikian pula Jun Shangxie, ia juga memiliki sisi unik di depan Yin Wushuang.     

-     

"Kamu ingin makan apa? Daging panggang? Ikan panggang? Atau minum anggur?" Yin Wushuang bertanya kepada Jun Shangxie.     

Kemudian Jun Shangxie mengedip-ngedipkan matanya sembari berkata, "Ingin makan kamu."     

"Huh…"     

Jonny yang saat itu sedang berada di samping mereka pun langsung mendengus. Ia menatap Jun Shangxie seperti sedang melihat hantu, namun Jun Shangxie sama sekali tidak menghiraukannya.Seketika Jonny langsung merasa bahwa manusia adalah binatang yang rumit.     

Zoe yang saat itu berada di tengah hadirin, ia sedang mengunyah daging panggang dengan tenang dan rileks. Ia sudah terbiasa dengan hal semacam ini.     

"Benar-benar cinta yang membuat orang iri." Di antara kerumunan, ada seseorang yang berkata seperti itu.     

Saat ini Yin Wushuang tidak berdaya. Ia mengangkat piring dan menyuapkan daging panggang ke mulut Jun Shangxie.     

Jun Shangxie tidak menolaknya dan ia justru menikmati perasaan dilayani oleh Ratu tanpa sedikitpun memikirkan tatapan aneh orang lain yang ada di sekitarnya.     

Dari tatapan matanya menunjukkan rasa kepuasan, kebanggaan, dan juga kelicikan kecil. Selain itu, juga ada ketidakrelaan yang hanya diketahui oleh Jun Shangxie.     

-     

Tidak lama kemudian pesta pun selesai, dan acara pernikahan selesai.     

Ketika orang-orang yang hadir dalam pesta itu masih belum bubar, pendeta muda itu berdiri dan berjalan ke arah Tuan Tyron, lalu ia berkata, "Besok pagi bawa umat untuk menunggu di depan pintu gereja. Kalau tidak ada umat yang taat, mungkin tragedi yang sebelumnya akan terulang lagi."     

Suaranya tidak keras, tetapi kalimat yang ia katakan itu membuat semua orang terkejut saat mendengarnya. Orang yang tadinya hendak pergi pun tiba-tiba menghentikan langkahnya.     

'Siapa yang akan dipilih oleh keluarga Tyron untuk 'menyanyikan himne'?'     

'Mungkinkah mereka akan menyuruh 'Aslan' yang pergi?'     

'Atau bukan 'Aslan' melainkan orang lain?' Batin semua orang yang ada di sana.     

Sebelum Tuan Tyron berbicara, Wendy tiba-tiba berjalan keluar dari kerumunan sembari berkata, "Tentu saja Aslan. Dia adalah Kakakku, dan juga anggota keluarga Tyron."     

Ketika Tuan Tyron berkata seperti itu, Yin Wushuang dan Jun Shangxie menunjukkan ekspresi tidak bisa percaya di saat yang tepat.     

Orang-orang yang lain juga merasa terkejut. Mereka baru saja meminta Aslan kembali kepada keluarga, lalu keluarganya mengadakan pesta pernikahan yang mewah untuknya, apa mungkin setelah ini keluarganya menyuruh mereka berdua pergi begitu saja?     

'Jadi, yang keluarganya lakukan ini bukan untuk menyambut anak perempuan yang kembali ke keluarga, tapi mencari kambing hitam untuk mati?'     

'Kenapa mereka memperlakukan seorang Nona besar tidak lebih berharga dari seorang pembantu?'     

Yin Wushuang berpura-pura sedikit mundur dan menatap Tuan Tyron dengan pandangan menuduh, "Ayah, ini tidak benar, kan?"     

"Faktanya, kamu sudah mengikuti upacara untuk kembali ke keluarga. Dan karena kamu sudah kembali ke dalam keluarga, maka kamu harus mendengarkan perkataanku. Meskipun kamu tidak mau mendengarkanku, aku tetap akan mengikat dan membawamu ke gereja Tian Shen." Saat ini kebenaran pun terungkap, dan Tuan Tyron tidak perlu lagi berpura-pura adil dan baik hati. Ia pun berkata dengan tatapan matanya yang tampak sangat kejam, "Pergilah dengan tenang, aku akan memberikan sejumlah uang untuk suamimu."     

Ketika Tuan Tyron berkata seperti itu, Yin Wushuang masih tidak bisa menerimanya. Ia mundur sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.     

"Aslan, mengapa kamu mundur? Aku hanya menyuruhmu menyanyikan himne saja dan tidak menyuruhmu untuk mati! Apa tidak baik menyanyikan himne untuk semua orang? Atau kamu mau hidup dengan egois dan membuat semua orang yang ada di kota terkena malaria yang tidak ada obatnya karena tindakan kamu ini?" Wendy pun berjalan keluar, dan berbicara dengan nada yang penuh keadilan.     

Kata-kata 'tidak ada obatnya' memprovokasi semua orang yang ada di sana. Mereka tidak lupa bahwa dulu mereka pernah mengalami seperti hidup di neraka selama satu minggu karena wabah malaria merajalela!     

Pada saat itu, Jun Shangxie memeluk Yin Wushuang, dan dengan suaranya yang terdengar sedikit marah ia berkata, "Jika kalian menyuruh Istriku pergi, kalau begitu aku bersedia untuk menggantikan Istriku. Biar aku saja yang menyanyikan himne!"     

Tindakan yang dilakukan Jun Shangxie itu lagi-lagi mengejutkan semua orang yang ada di sekelilingnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.