Permaisuri Kembali ke Sekolah

Masalah Kecil yang Dibawa oleh Identitas Baru



Masalah Kecil yang Dibawa oleh Identitas Baru

3Nama orang Italia terasa aneh, panjang dan berbelit-belit. Yin Wushuang meliriknya dan hampir tidak dapat mengingat akhirannya. Sekarang namanya adalah 'Aslan'. Jun Shangxie juga hanya mengingat nama akhirannya saja, namanya saat ini adalah 'Man'.     

Zoe berjalan paling depan untuk memimpin, Yin Wushuang dan Jun Shangxie mengikuti di belakangnya.      

Berbeda dengan perang yang biasa terjadi di luar, di dalam kota Pisa ini semua kegiatan sehari-hari masih terlihat normal. Ada beberapa orang yang berbelanja, ada yang sedang berjalan-jalan, dan di wajah orang-orang yang berlalu-lalang itu ada semacam ekspresi bangga, terutama ketika melihat mereka.     

Bisa menikmati kedamaian di negara yang sedang berperang, bagaimana mungkin tidak bangga? Tentu saja merasa bangga.     

Namun orang-orang itu tidak tahu, dibandingkan dengan kekejaman tembakan senjata sungguhan di luar, yang mereka hadapi saat ini bahkan lebih kejam dan menakutkan.      

Di antara orang yang datang dan pergi juga ada anak-anak yang bermain dan tertawa. Zoe menjelaskan dengan suara pelan, "Di belokan kiri persimpangan ketiga adalah 'rumah kita'. Nona Yin, identitasmu ini sedikit rumit, mungkin akan ada sedikit masalah kecil."     

"Masalah kecil… apa?" Yin Wushuang mengernyitkan keningnya. Gerakan otot di wajahnya membuat tanda lahir yang semula sudah mengerikan itu menjadi semakin terlihat mengerikan.     

"Aslan adalah putri tertua dari seorang pengusaha kaya di Pisa, tapi karena membawa tanda lahir maka dia dianggap tidak jelas dan diusir dari keluarga. Aslan semula pernah dijodohkan sewaktu masih kecil, tunangannya adalah putra dari pengusaha kaya lainnya. Aslan mengagumi ketampanannya, tapi pangeran tampan ini lebih menyukai adik perempuan Aslan dan tidak menyukai Aslan si gadis jelek dengan tanda lahir di wajahnya ini."     

"Kedengarannya sedikit dramatis." Yin Wushuang menyentuh tanda lahir yang ada di wajahnya.     

Di saat Yin Wushuang sedang menyentuh tanda lahirnya, dari seberang jalan terdengar suara wanita, "Ya Tuhan!"     

Yin Wushuang menoleh ke arah suara yang didengarnya itu dan melihat seorang wanita yang mengenakan gaun panjang putih bertali sedang menutupi mulutnya dengan kipas kecil yang indah dan halus.     

Di samping wanita itu tampak berdiri seorang pria tampan berambut coklat dengan setelan jas dan sepatu kulit yang kelihatannya berusia sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun.     

"Kakakku yang jelek, ternyata benar-benar kamu. Mengapa kamu kembali lagi ke sini?!" Wanita dengan gaun panjang bertali itu menginjakkan sepatu hak tingginya dan melingkarkan tangannya di lengan pria tampan berambut coklat itu lalu menyeberangi jalan dan berdiri di depan Yin Wushuang dengan pandangan tidak setuju.     

Sorot mata pria itu juga penuh penghinaan saat melihat Yin Wushuang.     

"Lihat bajumu, ya Tuhanku." Wanita bergaun putih itu membuka kipasnya, lalu sambil menggerakkan kipasnya ia mengamati Yin Wushuang dari atas ke bawah, "Aku ingat waktu mengusirmu dari keluarga, kami memberimu sejumlah uang. Tapi ternyata kamu… begitu sengsara dan menyedihkan!"     

Saat itu awal bulan maret, memasuki musim semi dan bunga-bunga sedang bermekaran, masih belum cukup panas sampai membutuhkan kipas.      

Yin Wushuang melirik kipas wanita bergaun putih itu, sepertinya di setiap rangka kipasnya ada sebuah berlian putih.     

Ketika Yin Wushuang masih belum mengucapkan sepatah kata pun, tapi wanita bergaun putih itu berkata lagi, "Tidak perlu melihatnya, ini diberikan kepadaku oleh Jonny. Aku tahu kamu cemburu setengah mati."     

Jonny membelai wajah wanita bergaun putih itu dan berkata dengan lembut, "Wendy, dia sudah bukan Kakakmu lagi. Apa kamu lupa dia diusir karena ketidakjelasannya? Melihat penampilannya yang menyedihkan ini, mudah ditebak kalau dia baru saja merangkak keluar dari tumpukan orang mati. Ayo kita pergi, akan buruk kalau sampai tertular malaria."     

Melalui percakapan kedua orang itu, tidak sulit bagi Yin Wushuang untuk mendapatkan beberapa informasi. Yang pertama, Wendy si wanita bergaun putih itu adalah Adiknya Aslan. Yang kedua, pria dengan setelan jas yang bernama Jonny itu adalah pasangan yang dulu dijodohkan dengan Aslan, orang yang dikagumi Aslan. Kisah cinta keluarga kaya yang melodramatis.     

"Jangan begitu, Jonny. Ada hal-hal yang harus aku katakan." Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia menutup kipasnya dan menunjuk hidung Yin Wushuang dengan ujung kipas bulunya, "Aslan, aku tidak peduli apa yang kamu alami di luar, tapi kamu sudah bukan anggota keluargaku. Jangan menggunakan cara lamamu dengan menangis, membuat masalah, atau gantung diri untuk mengancam Ayahku dengan kematian agar membiarkanmu masuk ke dalam mansion. Kalau hidupmu dalam kesulitan, aku akan memberimu sejumlah uang lagi karena mengingat hubungan kita dulu sebagai saudara."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.