Memasuki Sarang Dewa Penguasa (1)
Memasuki Sarang Dewa Penguasa (1)
Tank yang tadi entah pergi ke mana. Kini Yin Wushuang dan kelompoknya melaju tanpa hambatan sampai ke jalan raya.
Perlahan-lahan mereka memasuki kota. Toko-toko di kedua sisi jalanan kota saat ini sudah tutup. Di jalan tampak berceceran bercak darah dan mayat-mayat tidak dikenal.
Tampak ada seorang anak kecil memungut roti yang telah hancur terinjak-injak dari tanah lalu cepat-cepat memasukkannya ke dalam mulutnya. Ketika anak kecil tersebut melihat Zoe datang dengan mobil, ia buru-buru mengangkat kedua tangannya dan berbicara dengan bahasa Inggris yang canggung, "Hidup Partai Hitam! Tentara hitam harus menang!"
Partai Hitam baru saja menduduki tempat ini.
"Pada permulaan abad sebelumnya Italia adalah koloni Liga Utara. Orang-orang lokal sejak kecil dipaksa mempelajari bahasa Inggris. Setelah kemerdekaan pada abad ini, karena mempertimbangkan perkembangan globalisasi, maka bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa umum kedua." Zoe memegang kemudi, "Seandainya benar-benar ada situasi yang mendesak, setidaknya tidak akan ada masalah besar dalam hal bahasa untuk berkomunikasi."
Saat ini mobil melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Yin Wushuang duduk di dalam mobil sambil memandang anak laki-laki kurus yang jaraknya semakin menjauh dari mereka, sorot matanya berubah menjadi kelam. Anak laki-lai itu seumuran dengan Wuchen.
Jun Shangxie menggenggam tangan Yin Wushuang dan berbisik, "Kita adalah orang China, tidak berhak mencampuri pemerintahan negara lain. Ini adalah peraturan internasional."
"Aku tahu." Yin Wushuang mengangguk dan tidak banyak berpikir, "Tujuan kita adalah sarang Dewa Penguasa."
"Sarang Dewa Penguasa terletak di kota Pisa yang ada di Italia." Kalau bisa mengendarai mobil dan siang malam, hanya membutuhkan waktu satu hari saja. Namun karena perang saudara yang terjadi dimana-mana di sepanjang jalan ini, sehingga membutuhkan waktu kira-kira dua hari untuk melewati zona pertempuran ini."
Tongkat Kebangkitan hanya bisa bertahan dalam waktu lima hari, hari ini adalah hari kedua. Untuk mencapai sarang membutuhkan dua hari, dengan kata lain hanya ada waktu satu hari yang tersisa bagi mereka untuk bertarung.
"Ini adalah layout peta sarang Dewa Penguasa. Coba kalian lihat." Zoe memberikan peta itu kepada Jun Shangxie.
Yin Wushuang mengangkat alisnya, ternyata selama Zoe adalah orang yang benar-benar sangat berhati-hati dalam setiap tindakan yang akan ia ambil.
Zoe sebenarnya bisa memperlihatkan peta ini pada saat berada di Liga Utara, tapi karena ia merasa khawatir mereka akan mundur di saat terakhir, sehingga ia pun sengaja menunggu mereka masuk ke wilayah negara Italia dan tidak ada pilihan untuk kembali lagi baru mengeluarkannya.
"Kota Pisa adalah kota dengan populasi terbanyak di Italia sebelum perang saudara, dan juga merupakan kota yang paling makmur. Karena Italia mengizinkan warga sipil membawa senjata, hampir semua orang kaya di sini mempunyai gudang amunisi sendiri. Setelah perang saudara dimulai, di sini juga merupakan tempat paling aman dan telah bertahan dari perselisihan antara kedua partai." Jun Shangxie membuka peta, sinar dingin melintas di matanya yang sipit.
"Dewa Penguasa memilih tempat ini karena wilayah ini populasi penduduknya banyak." Zoe menatap ke depan, sorot matanya tampak sangat dingin, "Aku pernah masuk ke sini dengan menyamar dan menemukan bahwa setelah perang saudara, orang-orang yang ada di sini semakin mempercayai aliran Tian Shen, itu karena cabang gereja di sini akan memberikan obat suci gratis kepada penganutnya. Perang saudara menimbulkan banyak korban yang tewas dan mengalami luka-luka di kedua partai. Mayat ada di mana-mana, malaria mewabah dan menyebabkan pasti membuat seseorang langsung meninggal hanya dalam waktu tiga hari. Sebelum dokter mendapatkan obatnya, aliran Tian Shen sudah menyelesaikan semuanya."
"Gratis?" Suara Yin Wushuang terdengar seperti orang yang sedang mengejek, "Cabang gereja yang diawasi oleh Dewa Penguasa apa bisa sebaik itu?"
"Terhadap penganutnya memang gratis, tapi ada prasyaratnya." Nada bicara Zoe tiba-tiba berubah menjadi muram, "Setiap hari minggu harus ada satu umat yang masuk ke gereja cabang dan menyanyikan himne untuk Dewa Pencipta. Setelah itu, dia tidak pernah keluar lagi."
"Menjadi mayat kering." Yin Wushuang menundukkan kepalanya, "Katanya menyanyikan himne, tapi sebenarnya mereka mempersembahkan nyawanya mereka . Apakah orang-orang itu benar-benar rela memberikan anak-anak mereka sendiri?"
"Tentu saja tidak rela." Zoe menggelengkan kepalanya, "Setelah umat muda yang pertama dan kedua tidak keluar, ada orang yang mulai curiga dan tidak mengirim umat pada minggu ketiga. Di minggu itu, gereja Tian Shen menutup pintunya. Malaria pun menyebar di kota dan belum ada obatnya. Hanya dalam waktu tujuh hari 13 orang meninggal karena wabah malaria. Di pagi hari senin minggu keempat, umat yang terpilih berlutut di depan pintu gereja Tian Shen, siap untuk menyanyikan himne."