Permaisuri Kembali ke Sekolah

Anggaplah Aku Ditendang Gajah



Anggaplah Aku Ditendang Gajah

2Perbuatan Lan Hai itu membuat Yin Wushuang tersenyum. Tidak lama kemudian, dari dalam kamar terdengar suara Xuanyuan Qianqian yang berseru kaget, juga suara pria asing itu yang merasa bahwa ini adalah hal yang tidak masuk akal.     

"Mohon maaf, si pria brengsek datang lagi." Suara Lan Hai terdengar sedikit bangga dan kaku, "Kamu sudah tidak punya kesempatan lagi."     

Sebenarnya Xuanyuan Qianqian ingin mengatakan sesuatu, tetapi Lan Hai menciumnya dan menghentikan semua kata-katanya yang hendak ia ucapkan.     

Pria asing itu tercengang lagi dan lagi, tidak lama kemudian ia pun pergi dengan perasaan kebingungan. Ia pun paham apa yang ada di dalam hati Xuanyuan Qianqian setelah melihat bahwa Xuanyuan Qianqian tidak memberikan perlawanan kepada pria ini.     

Melihat punggung pria asing yang pergi itu, Yin Wushuang menunduk dan melirik koin yang dibelah dengan paksa itu lalu tersenyum lagi.     

Kata-kata itu benar. Saat kamu terjerat di antara dua hal, lempar koin saja. Melempar koin bukan untuk meminta surga membantumu membuat pilihan, tetapi saat koin itu dilontarkan, hasilnya adalah yang pertama kali diinginkan oleh hatimu. Yang diinginkan Lan Hai adalah sisi depan, yaitu merawat Xuanyuan Qianqian.     

Ia membelah koin dengan paksa dan memberikan sisi depan kepada Yin Wushuang, dan ia juga mengatakan kepada Yin Wushuang bahwa hanya ada sisi depan, tidak ada pilihan kedua seperti sisi belakang.      

Ketika seorang pria sedang berhadapan dengan wanita yang dicintainya, di saat itulah ia memang harus bersikap sedikit agresif.     

-     

Di dalam kamar, suasana yang canggung sekaligus keras menyelimutinya. Lan Hai menuangkan air panas dan mengupas buah. Alisnya tampak mengernyit, dan tatapan matanya sudah tidak lagi terlihat dingin seperti sebelumnya, melainkan khawatir, bersimpati, dan menyalahkan diri sendiri.      

"Kamu sedang apa? Sudah gila?" Xuanyuan Qianqian menyeka bibirnya dengan lembut, dan ujung telinganya tampak memerah.     

Kemudian Lan Hai pun mendongakkan kepalanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku sedang menyenangkanmu."     

"Kamu… untuk apa berusaha membuatku merasa senang?" Hati Xuanyuan Qianqian langsung bergejolak.     

"Kalau aku tidak menyenangkan dan merayumu, bagaimana mungkin kamu mau menjadi istriku?" Lan Hai terus menunduk sambil mengupas buah, "Karena aku sudah yakin denganmu, maka aku harus membawamu pulang untuk bertemu dengan tetua. Orang tuaku sudah meninggal, aku akan membawamu menemui Bibiku yang bernama Xue Ran."     

"Xue Ran? Permaisuri langit? Dia adalah Bibimu… bah! Siapa yang mau ikut denganmu untuk menemui keluargamu?"     

"Kamu sudah tidur, apa yang ingin kamu lakukan? Kukatakan kepadamu, perilaku semacam itu akan mendapat hukuman di tempat kami!"     

"Lan Hai, apa otakmu ditendang keledai?"     

"Anggaplah aku ditendang gajah."     

Saat itu Yin Wushuang sedang bersandar di kusen pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada, ia pun tersenyum.     

Jadi, ada satu hal terakhir yang harus diselesaikan antara Xuanyuan Qianqian dan Lan Hai.     

"Lan Hai, karena kamu sudah memilih Qianqian, lalu bagaimana dengan tunangan yang tidak bisa kamu kecewakan itu?" Yin Wushuang bertanya sambil mengangkat alisnya.     

Mendengar kata 'tunangan' disebutkan, seketika ekspresi wajah Xuanyuan Qianqian langsung berubah.     

'Tunangan ini… tunangan yang mana?' Batin Xuanyuan Qianqian.     

"Kalau ada kesempatan untuk bertemu lagi dengannya, aku akan meminta maaf kepadanya." Gerakan Lan Hai mengupas apel sedikit melambat, nada bicaranya terdengar sedikit tidak berdaya, "Bertahun-tahun yang lalu, aku terluka parah. Ada seorang gadis kecil yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan aku. Aku berjanji untuk menikahinya. Selama bertahun-tahun ini aku terus mencari gadis yang lembut itu, berambut panjang berkibar-kibar ketika tertiup angin. Dia adalah gadis yang lemah, dan mungil. Tapi sebelum aku menemukannya, aku sudah kehilangan akal dan terpikat oleh Qianqian. Ya sudah, siapa suruh aku adalah lelaki brengsek. Nanti aku akan menyiapkan hadiah besar untuk gadis itu, sebagai kompensasi atas ingkar janjiku kepadanya."     

...      

Suasana di dalam kamar rawat inap pun menjadi semakin canggung. Otak Xuanyuan Qianqian seolah telah berhenti berputar.     

Mulut Yin Wushuang tampak berkedut. Dengan sungguh-sungguh dan teliti ia membandingkan Xuanyuan Qianqian yang ganas, berambut pendek, tidak punya rasa takut, dan pantang menyerah itu dengan gadis kecil lembut, berambut panjang berkibar-kibar, lemah, dan mungil yang disebutkan oleh Lan Hai tadi. Tiba-tiba ia merasa…     

Kalau Lan Hai tidak mengenali Xuanyuan Qianqian, itu sepenuhnya bisa dimaafkan!     

"Sebelum, sebelum pergi bukankah gadis kecil itu memberimu sebuah catatan yang memberitahukan namanya kepadamu?" Xuanyuan Qianqian tiba-tiba bertanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi daripada sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.