Permaisuri Kembali ke Sekolah

Bangun dari Mimpi (3)



Bangun dari Mimpi (3)

3Setelah Putri Arya pergi, orang ketiga yang datang adalah pendeta gemuk dari aliran Tian Shen. Meskipun semua orang tahu bahwa pendeta gemuk itu mempunyai hubungan gelap dengan Sophia, namun tidak ada terlalu banyak pembicaraan tentangnya karena status si pendeta gemuk.     

"Memakai pedang untuk memaku tanganmu, ini terlalu kejam." Pendeta gemuk itu berdiri di depan Sophia, nada suaranya yang terdengar sedikit bersimpati, sorot wajahnya terlihat sedih.     

Mulutnya berkata seperti itu, dan ia juga meletakkan tangannya di gagang pedang phoenix itu.     

"Anthony!" Sophia melihat seberkas harapan di balik keputusasaannya. Matanya pun tiba-tiba menjadi berwarna, "Terima kasih… ah!"     

Namun ucapan terima kasih dari Sophia itu diakhiri dengan jeritan kesakitan. Pendeta gemuk itu memegang gagang pedang lalu menekannya lagi! Pedang yang semula hanya memakunya itu kini dengan keras memotongnya beberapa inci!     

Bahkan Sophia dapat mendengar suara tulangnya yang terbelah!     

"Ya, memang begini." Pendeta gemuk itu memegang dagunya sambil mengagumi fitur wajah Sophia yang berkerut karena kesakitan, "Waktu aku menidurimu, ekspresimu juga begini, sungguh vulgar. Sophia, kamu adalah wanita jalang, aku dapat merasakannya. Bagaimanapun juga kamu tidak memiliki kelembutan seperti seseorang yang masih perawan, kamu sudah tidur dengan banyak pria."     

Saat berkata seperti itu, pendeta gemuk itu menatap Yin Wushuang dan melanjutkan, "Nona Yin, apa kamu punya obat untuk menyembuhkan penyakit seksual? Meskipun dulu aku sangat brengsek, tapi aku juga tidak mau mendapat penyakit seksual. Kasihanilah aku si babi gendut ini."     

Saat pendeta gemuk itu menyebutkan nama Sophia, nada suaranya terdengar penuh rasa jijik, seakan-akan ia telah meniduri seekor babi betina. Namun nada bicaranya kepada Yin Wushuang adalah mencemooh untuk dirinya sendiri.     

Saat seseorang berbicara kepadamu dengan nada mencemooh diri sendiri, itu berarti bahwa orang tersebut sudah merendahkan statusnya.     

Yin Wushuang berpikir sejenak lalu ia membalikkan telapak tangannya. Ia mengeluarkan sebuah ramuan obat dan melemparkannya kepada si pendeta gemuk sembari berkata, "Meskipun tidak dapat menyembuhkan sampai ke akarnya, tapi obat ini dapat meredamnya. Sebaiknya periksakan dulu ke rumah sakit."     

"Terima kasih! Aku akan ke dokter, aku akan ke rumah sakit terbaik." Pendeta gemuk itu mengucapkan terima kasih kepada Yin Wushuang.     

-     

Interaksi antara Yin Wushuang dan pendeta gemuk itu benar-benar membuat Sophia merasa sangat malu.     

John dan Sophia hanya menyalahkan Sophia dari sudut pandang moral dan membuat Sophia malu. Tetapi apa yang dilakukan pendeta gemuk itu ternyata lebih kejam.     

Coba pikirkan, seorang pria berselingkuh dan tidur dengan seorang wanita, kemudian ia langsung memeriksakan diri untuk penyakit seksual. Apa artinya ini bagi si wanita?     

Pada dasarnya ini mempermalukan Sophia. Sama saja seperti sedang merendahkan martabat Sophia sebagai seorang wanita!     

-     

Dengan panduan dari Tongkat Kebangkitan, pertarungan berdarah pun dimulai. Saat semua telah selesai, semua orang pun bangun dari mimpi.     

Pengalaman ini akan menjadi sebuah mimpi buruk di hati setiap orang, sebuah pelajaran, dan di saat yang bersamaan juga ada sebuah penilaian terhadap diri sendiri yang berharga dan langka.     

Mereka adalah orang-orang telah mati satu kali dan dapat mengulang kehidupan mereka kembali. Hal ini sangat patut disyukuri, tidak semua orang bisa seperti mereka.     

Mereka akan mengingat ada seorang wanita bernama Sophia yang begitu kejam dan begitu tidak manusiawi. Mereka juga akan mengingat ada seorang wanita China yang bernama Yin Wushuang yang telah membereskan Sophia. Ia layak untuk dikenang.     

-     

Akhirnya, orang-orang yang datang untuk memperebutkan harta karun itu pun pulang dengan kelompoknya masing-masing.     

Dengan persetujuan dari Putri Arya dan Louis, Panther mengeluarkan belenggu yang khusus digunakan untuk menahan penyihir dan mengunci kekuatan spiritual yang dimiliki Sophia. Dengan sihir elemen tanahnya ia membuat kurungan lalu menyeret Sophia pulang untuk menghadap kepada Ratu Liga Utara.     

Sophia menundukkan kepalanya seperti anjing kalah dan tidak mengatakan apapun sepanjang perjalanan. Hanya saja pada saat melewati Yin Wushuang, ia tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan menatap Yin Wushuang dengan tatapan yang tajam. Matanya tampak merah, dan ia bernapas dengan cepat.     

Di matanya ada keengganan, kemarahan, penyesalan, dan yang lebih banyak adalah keputusasaan.. Menghadapi kemarahan seperti itu, Yin Wushuang tidak berani mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangkat tangan kanannya, kemudian menegakkan jari tengahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.