Permaisuri Kembali ke Sekolah

Gudang Harta Karun Paul



Gudang Harta Karun Paul

1Arthur menatap Pedang Sakti Penelan Api. tampak ada sedikit kerinduan di matanya, tapi kemudian ia menggoyang-goyangkan kepalanya.     

"Kalau kamu menginginkannya, mengapa tidak mengambilnya?" Yin Wushuang yang memperhatikan keanehan Arthur pun bertanya.      

"Itu bukan milikku." Arthur menunjuk tulisan di atas peta dan berkata, "Di sini ditandai 'gudang harta karun Paul', semua ini milik Paul."     

Arthur tidak merendahkan suaranya, dan bahkan semua orang yang ada di sana pun mendengarnya.     

Yin Wushuang tertawa ringan dan berkata, "Penglihatan yang bagus,"     

Semua orang telah melihat peta, mereka juga sudah mengetahui tempat apa ini. Tapi saat melihat harta karun yang ada di sana, mereka pun mengabaikannya.     

Gerakan orang-orang yang semula bermaksud untuk mencari harta pun menjadi kaku, seketika mereka merasa sedikit kecewa. Namun ada juga yang bersiap untuk meletakkan senjata sakti di tangannya.     

Pada saat itu, dari belakang mereka terdengar suara lembut seorang wanita yang berkata, "Semua boleh mengambil apapun yang diinginkan. Tempat ini disebut 'gudang harta karun Paul', tapi tidak ada siapa pun, itu hanya sebuah kata sifat. Misalnya, apakah di Jalan Raja pasti ada raja? Kalau tidak percaya kalian panggil saja, lihat apakah Paul akan keluar."     

Semua orang menoleh, mereka pun melihat Sophia yang mengenakan baju zirah berwarna merah yang seksi.     

Saat mengenakan baju zirah merah ini, anggota tubuh Sophia seakan utuh, dan ia juga tampak seperti seorang gadis yang baik hati, cantik, dan murni.     

"Baju zirah Dewi Kemenangan!" Arthur berseru kaget, "Meskipun orang itu cacat, namun jika mendapatkan baju zirah ini, dia bisa memperoleh kembali anggota tubuhnya. Sophia benar-benar sangat beruntung…"     

Mendengar perkataan Sophia itu, ada orang yang memanggil 'Paul', tapi tidak ada yang menjawabnya.     

"Kelihatannya yang dikatakan Nona Sophia tidak salah." Semua orang mengabaikan perkataan Arthur dan Yin Wushuang dan mereka pun melanjutkan untuk mengambil senjata sakti.     

Bahkan Louis dan Panther masing-masing memilih satu barang berharga. Panther memilih tongkat sihir, dan Louis memilih ornament seperti bunga. Yin Wushuang tidak tahu apa nama bunga itu, hanya saja ia ingat bahwa itu adalah bunga yang disukai Putri Arya.      

Semakin mereka berjalan maju, harta karun dan senjata sakti juga semakin banyak. Orang yang awalnya tidak mengambil apapun juga tidak bisa menahan godaan dan mengambil benda berharga yang menjadi dambaan mereka.     

Benda-benda yang diimpikan sejak kecil dan diinginkan oleh banyak orang tiba-tiba muncul di hadapan mereka, ambil atau tidak?     

Semakin banyak orang yang memilih untuk mengambilnya. Hanya Yin Wushuang yang pandangannya tetap fokus ke depan dan berjalan mengikuti arah di peta menuju ke istana Tongkat Kebangkitan.      

Arthur mengikuti apa pun yang dilakukan Yin Wushuang. Meskipun ia sangat menginginkan senjata-senjata sakti itu, tetapi ia lebih mempercayai Yin Wushuang.     

Selama perjalanan ini, tidak ada yang mempercayai Yin Wushuang lebih darinya.     

-     

Di ujung karpet merah terlihat ada sebuah istana. Terlalu banyak senjata sakti dan permata di sepanjang jalan ini, sehingga semua orang yang ada di sana tidak bisa berhenti tersenyum. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan air liur mereka yang menetes.     

Sophia yang saat itu mengenakan baju zirah Dewi Kemenangan, mendapat Tongkat Sihir Pemusnah, juga banyak perhiasan dan berlian yang indah.     

Untung besar!     

Bahkan meskipun tidak mendapatkan Tongkat Kebangkitan, mendapatkan semua barang itu saja sudah sangat menguntungkan!     

Semua orang berpikir begitu. Ekspresi wajah mereka penuh dengan obsesi hingga kegilaan. Sophia juga berpikir demikian.     

Bahkan Sophia berpikir lebih jauh, dengan adanya baju zirah dan tongkat sihir pemusnah, ia pasti bisa mengalahkan Yin Wushuang! Ia tidak ingin membiarkan Yin Wushuang tetap hidup!     

Namun yang pasti Yin Wushuang juga tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang! Daripada menunggu balas dendam Yin Wushuang, lebih baik bertindak lebih dulu!     

Sophia diam-diam mendekati Yin Wushuang dan ia bermaksud untuk melancarkan serangan mematikan kepada Yin Wushuang sewaktu-waktu!     

-     

Lima belas menit kemudian, semua orang tiba di ujung karpet merah. Di depan mereka ada sebuah istana tempat Tongkat Kebangkitan berada.     

Yin Wushuang dan Arthur berjalan keluar satu per satu lalu menyimpan peta. Orang-orang lainnya juga mengikutinya dari belakang. Saat hendak berjalan keluar dari karpet merah, tiba-tiba mereka merasa seperti menabrak sesuatu.     

Mereka menyentuhnya dengan tangan mereka dan mendapati bahwa di depan mereka ada sebuah penghalang transparan yang membuat mereka tidak bisa keluar!     

Selain Yin Wushuang dan Arthur, semua orang yang mengambil barang-barang di karpet merah ini tidak bisa keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.