Permaisuri Kembali ke Sekolah

Atas Nama Cinta, Bunuh



Atas Nama Cinta, Bunuh

1Yin Wushuang menoleh dan melihat ksatria laki-laki yang sebelumnya penuh cinta itu menusuk perut kekasihnya yang terlihat sedikit menonjol itu dengan pedangnya.     

Di dalam perut kekasihnya itu juga ada bayi yang belum berbentuk. Kekasihnya itu bahkan tidak sempat menangis dan langsung tewas.     

Orang-orang yang ada di sekelilingnya secara refleks mundur selangkah, namun ksatria itu justru mencabut pedangnya dengan ekspresi yang sangat datar. Segera setelahnya, mayat sang kekasihnya itu menghilang dan berubah menjadi sebuah kartu dengan poin yang jatuh ke tangan ksatria laki-laki itu.     

"20 poin? Karena wanita ini hamil? Untung!" Ksatria itu menyimpan kartu skornya, tatapan matanya tampak sangat egois dan mengerikan, "Anna, jangan salahkan aku. Aku tidak mungkin merawat wanita hamil yang mual-mual sampai akhir. Kalau kamu mencintaiku, kamu tidak akan menjadi beban untukku, kan? Tunggu sampai aku mendapatkan Tongkat Kebangkitan, mungkin aku menghidupkanmu kembali."     

Atas nama cinta, bunuh!     

Tidak semua orang di sini datang untuk membangkitkan orang yang dirindukan. Senjata magis adalah sebuah label. Banyak sekali bahkan tidak terhitung orang yang mengejarnya untuk menaikkan reputasi, juga untuk mendapatkan kehormatan dan kemuliaan. Ini adalah jalan yang brilian untuk menuju puncak kehidupan.     

Tidak lama kemudian, raut wajah ksatria itu tiba-tiba berubah. Terlihat ada sebuah kekuatan yang mengelilinginya. Dengan cepat ia pun naik tingkat dari ksatria level delapan menjadi ksatria level sembilan.     

"Aku lupa mengingatkan kalian." Terdengar lagi suara seseorang yang bertugas mengantarkan semua orang yang menuju ke tahap selanjutnya, "Setelah kalian membunuh orang, kalian bukan hanya mewarisi poin dari orang yang tewas itu. Tetapi juga… kekuatan selama hidupnya."     

Tidak ada kehangatan dalam suara pengantar itu, bahkan suaranya terdengar sedikit tidak bernyawa. Tetapi kata-kata tidak bernyawa itu sekali lagi menembus batasan dan hasrat yang lebih dalam di hati seseorang.      

'Membunuh orang akan mendapat poin? Juga bisa mendapatkan kekuatan orang yang terbunuh itu?'     

'Apa artinya ini? Artinya adalah di medan Shura ini, cara tercepat dan terbaik untuk berlatih adalah dengan membunuh!'     

'Bisa mendapat poin, dan juga bisa mendapatkan kekuatan yang dimiliki orang tersebut untuk memperkuat diri sendiri… bunuh! Bunuh! Bunuh!' Batin semua orang.     

Ketika si pengantar itu baru saja berkata seperti itu, tiba-tiba ada seorang pembunuh bertubuh kecil yang menyerang punggung Yin Wushuang, "100 poin ini akan jadi milikku!"     

Seketika ekspresi wajah Yin Wushuang langsung berubah menjadi dingin, kesadaran spiritualnya bergerak. Dengan pedang phoenix di genggamannya, lengannya melambai, dan cahaya dingin berkelebat!     

Sret!     

Si penyerang itu memegangi lehernya yang berdarah dan ia langsung tewas mengenaskan di sudut.     

Tidak lama kemudian mayat orang tersebut berubah menjadi debu, dan kartu 10 poin pun melayang ke tangan Yin Wushuang. Di saat yang bersamaan, Yin Wushuang juga dapat merasakan adanya kekuatan dari luar yang melebur ke dalam tubuhnya. Meskipun kecil, tetapi itu tetap membuat kekuatannya sedikit meningkat.     

[Benar-benar… bisa meningkatkan kekuatan diri sendiri.]Nada bicara Mo Range terdengar seperti sulit untuk mengungkapkannya, [Kalau begitu selanjutnya…]     

Yin Wushuang menyimpan kartu poinnya setelah itu ia langsung berbalik. Seketika ia pun melihat bahwa pertarungan berdarah telah dimulai.     

Tim yang sesaat tadi masih seperti saudara dan saling bahu membahu, sekarang mereka saling membunuh satu sama lain. Satu demi satu mayat roboh, dan poin pun berjatuhan.     

[Semakin kamu dipercaya, semakin mudah kamu memperdayainya, karena bagian belakang adalah bagian yang paling fatal. Keluarga, suami istri, saudara, guru dan murid… adalah target yang paling mudah diserang. Bisa mengambil poin, juga bisa mengambil kekuatan lawan dan meningkatkan diri sendiri. Di mana lagi mencari hal sebagus ini?] Ekspresi wajah Yin Huo terlihat dingin, [Bukankah Tongkat Kebangkitan seharusnya adalah senjata magis penyelamat yang baik hati? Mengapa memberi subjek yang begitu kejam kepada para pemburu harta karun?]     

"Hati-hati, Nona Yin!" Arthur mengangkat pedangnya dan menerjang ke depan Yin Wushuang, ia menghadang sebuah anak panah. Pemanah wanita yang melancarkan serangan dengan cepat masuk ke dalam kerumunan sehingga Arthur pun kehilangan target buruannya.     

"Kamu sendiri hati-hati." Suara Yin Wushuang terdengar sedikit dingin, kemudian ia memiringkan tubuhnya dan menendang petarung level delapan yang datang ke arah Arthur.     

Petarung itu tertendang, dan matanya menatap Yin Wushuang dengan tatapan yang tajam. Kemudian ia pun mengangkat pedangnya dan menerjangkan pedangnya lagi, matanya tampak sangat merah. Tidak peduli berapa kali Yin Wushuang menendangnya, ia terus berusaha untuk berdiri.     

Seakan ia bertekad untuk membunuh Yin Wushuang dan menjadikan Yin Wushuang sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.