Permaisuri Kembali ke Sekolah

Baju Zirah Paling Keras, Pedang Paling Tajam



Baju Zirah Paling Keras, Pedang Paling Tajam

2Tusukan itu tanpa suara, seketika darah mengucur dan menodai baju zirah John yang berwarna putih menjadi merah.     

Pupil John melebar, ia menunduk, dan nada suaranya bercampur dengan rasa sakit yang ia sendiri tidak mempercayainya, "Sophia…?"     

Jleb! Sophia menggenggam belati itu dan menariknya dengan lembut. Organ dalam John terkoyak, darah mengalir dengan deras dan mempercepat kematian John.     

Kemudian Sophia mendekatkan bibirnya ke telinga John sambil tersenyum riang ia berkata, "Sungguh bodoh, mana mungkin membunuh orang lain semudah dan secepat membunuhmu?"     

Darah mengalir dari tenggorokan John, sehingga menghalangi semua kata-kata yang ingin ia katakan menjelang kematiannya.     

Kemudian John melihat ke arah belakang dan melihat celah yang tertutup rapat di atas kepalanya. Ia mendengarkan seruan-seruan pertarungan di telinganya. Dalam keadaan linglung ia kembali teringat pada saat sebelum keberangkatannya.     

'John, kami adalah orang tuamu, kami menolakmu pergi untuk mengantar kematian.'     

'Ayah, Sophia mau pergi, aku harus melindunginya!'     

'Tapi kamu bisa mati! Kami tidak bisa kehilangan dirimu!'     

'Ibu, percayalah kepadaku. Berikan baju zirah paling keras dan pedang paling tajam untukku. Aku akan melindungi Sophia dan pulang dalam kemenangan! Aku bersumpah demi semangat ksatria!'     

Di saat ia terjatuh ke tanah, akhirnya John pun mengerti, pedang setajam apa pun tidak akan bisa membelah hati yang jahat. Baju zirah sekeras apa pun tidak akan bisa menahan kemunafikkan orang tercinta.     

-     

Tidak lama kemudian mayat John berubah menjadi asap dan debu, kartu 50 poin jatuh ke tangan Sophia.     

Ketika papan peringkat diperbarui, peringkat pertama adalah Yin Wushuang, peringkat kedua adalah Anthony, peringkat ketiga adalah… Sophia! Dengan poin sebesar 60 poin!     

"John, mengapa kamu harus begini?! Mengapa kamu bunuh diri dengan menggenggam tanganku?! Walaupun kamu tidak ingin aku mati, tapi kamu juga tidak seharusnya bunuh diri! Aku mencintaimu, tolong kembalilah! Aku tidak bisa meninggalkanmu!"     

Sophia menangis tersedu-sedu sambil merangkak di tanah.     

Putri Arya yang melihat Sophia yang seperti itu, ia pun langsung bergegas datang dan membantu Sophia untuk berdiri.     

Sophia memeluk leher Putri Arya sambil menangis, "Aku yang salah! Arya, aku yang salah! Kalau bukan karena aku yang terlalu menganggap diriku kuat dan mau menghidupkan adikmu, John juga tidak akan ikut kemari! Kalau bukan karena hatiku yang terlalu lunak, John tidak akan berbuat begini, tidak akan bunuh diri seperti ini! Aku yang salah! Aku pantas mati!"     

Di saat Sophia sedang memeluk Putri Arya, seorang petarung berwajah licik diam-diam mendekati punggung Putri Arya sambil menggenggam erat pedang panjang di tangannya.     

"Sophia, jangan begini! Aku tahu kamu sangat sedih, tapi John terlalu mencintaimu, makanya dia berbuat seperti ini!"     

"Tidak, ini salahku, semua salahku!" Sambil memeluk Putri Arya, Sophia mengeluarkan obat bius dan memasukkannya ke dalam tubuh Arya.     

"Bukan salahmu, bukan…" Putri Arya mencoba menghibur Sophia, namun ia dapat merasakan ada orang yang diam-diam menyerangnya dari belakang. Dengan cepat Putri Arya pun langsung berbalik, namun baru setengah jalan sekujur tubuhnya sudah kaku.      

Penyerang itu langsung menusuk punggungnya dengan pedang! Gerakannya sangat cepat dan rapi!     

Dari sudut matanya Putri Arya dapat melihat jarum yang belum sepenuhnya diambil oleh Sophia, juga senyuman jahat di bibir Sophia.     

Langsung diserang di jantungnya, Arya pun tewas dengan cepat. Dan 30 poin jatuh ke tangan si penyerang, peringkatnya pun naik dengan total 60 poin.     

"Kak Arya! Kamu berani menyerang Kak Arya secara diam-diam! Dia adalah putri dari Liga Utara!" Sophia meraung keras. Kehilangan dua orang dekatnya secara berturut-turut, ia pun menggila.     

Mendengar kematian Putri Arya, Louis sangat terkejut. Ketika ia hendak membantai pembunuhnya, Sophia mengerahkan segenap kekuatannya untuk membunuh penjahat itu.     

60 poin jatuh ke tangan Sophia. Total poin yang dimiliki Sophia saat ini adalah 120 poin dan ia menduduki peringkat ketiga.     

Perubahan ini terjadi terlalu cepat. Setelah Sophia selesai membunuh ia pun terkejut, dan air mata tidak hentinya mengalir dari sudut matanya.     

Bahkan orang-orang yang tersisa pun menghentikan gerakan mereka dan menatap Sophia dengan penuh simpati.     

Gadis yang sangat malang, ini pasti adalah cinta yang paling tragis dan persahabatan yang paling menyedihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.