Permaisuri Kembali ke Sekolah

Apakah Kalian Siap?



Apakah Kalian Siap?

1Tahap pertama adalah keberanian, meninggalkan lingkaran tanpa akhir kemudian memasuki hutan yang berbahaya untuk mencari jalan yang tepat.     

Tahap kedua adalah kebijaksanaan, tidak tersesat di dalam labirin yang berliku-liku, tidak kehilangan arah, lalu mencari polanya dan meninggalkan labirin.     

Di tahap sebelumnya Yin Wushuang mengandalkan dirinya sendiri untuk memimpin timnya untuk melewati segala rintangan yang menghadangnya.     

Namun pada tahap ini, mau tidak mau Yin Wushuang harus mengakui bahwa Roh Tanah si 'tambahan' ini membantunya untuk menghemat sebagian besar waktunya.     

Arthur juga merasakan keajaiban dalam hatinya. Ia tidak mengerti bahasa China, namun ia paham bahwa perubahan labirin ini terjadi karena Roh Tanah.     

-     

Setelah meninggalkan tahap kedua, mereka pun memasuki ujian tahap ketiga. Roh Tanah melompat ke bahu Yin Wushuang lalu berkata dengan suara pelan, "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa terseret ke dalam ruang ini, tapi selama ratusan tahun ini aku belum pernah meninggalkan labirin, dan aku juga tidak bisa meninggalkannya."     

Maksud perkataannya adalah bahwa ia juga tidak tahu ada apa selanjutnya. Bagi Roh Tanah, selama ia berada di sini sama seperti ia berada di dalam penjara.     

Roh Tanah akan melangkah ke wilayah berikutnya, ia akan bersentuhan hal-hal lain yang tidak diketahuinya. Karena itulah ia pun merasa sedikit tegang, dan juga ada sedikit insting… ketakutan.     

Roh Tanah adalah roh lima elemen, makhluk spiritual langit dan bumi. Dewa suci mana yang menangkap dan membawanya ke sini? Seberapa kuat dia? Apa tujuannya?     

Yin Wushuang membelai Roh Tanah, dan tatapan matanya seolah ia ingin menghiburnya. Roh Tanah menggembungkan mulutnya lalu memalingkan wajahnya, "Manusia bodoh, singkirkan cakarmu, aku adalah Raja…"     

"Raja mulia yang tidak ada duanya?" Yin Wushuang melanjutkan perkataannya, "Kalau kosakatamu cukup baik, ganti dengan kata-kata yang lain saja. Telingaku sudah hampir kapalan mendengarnya."     

"Kamu!" Roh Tanah merasa sangat gelisah, kemudian ia memiringkan kepalanya dan mendengus dengan sombong.     

Setelah menembus kabut, Yin Wushuang dan Arthur pun secara resmi memasuki tahap ketiga. Sebelum menginjak tahap ketiga, Yin Wushuang pernah memikirkan apa yang akan menunggunya.     

Apakah monster raksasa prasejarah? Apakah binatang magis sejati yang tingkatnya di atas binatang magis semu? Ataukah medan ekstrim yang keras dan berbahaya lainnya?     

Tidak peduli seberapa berbahayanya, Yin Wushuang telah bertekad, bahwa ia akan bertarung dengan sekuat tenaga sampai lolos. Namun ia tidak pernah membayangkan bahwa ketika melangkah keluar dari sini, ia akan menginjak karpet merah.     

Bukan hanya karpet merah, Yin Wushuang juga mendengar suara letusan, ada orang yang menyalakan kembang api. Seakan-akan yang dimasukinya bukan tahap ketiga melainkan sebuah pesta upacara atau ajang penghargaaan.     

Sejauh mata memandang ada pemuda tampan dan gadis cantik yang mengenakan jas dan gaun, wajah mereka tersenyum dengan begitu manis dan sangat sopan.     

"Selamat datang peringkat pertama, sebagai hadiahnya, kamu akan menjadi yang pertama mendapatkan 100 poin." Seorang wanita mengulurkan tangan dan mempersilakan, "Di sini adalah surga gencatan senjata, setelah ini akan ada waktu sepuluh hari untuk menunggu pemburu harta karun selanjutnya, kemudian tahap ketiga secara resmi dibuka. Dalam sepuluh hari ini, kamu akan mendapatkan makanan, pakaian, rekreasi, hiburan, dan apa pun yang dibutuhkan.     

Yin Wushuang dan Arthur saling berpandangan sesaat dan menunggu sesuai dengan perkataan mereka. Dibandingkan dengan perjalanan yang mendebarkan dan berbahaya sebelumnya, tempat ini benar-benar seperti surga.     

Dalam sepuluh hari kedepan, akan banyak pemburu harta yang berdatangan satu per satu. Ada pemberani yang datang sendirian, ada yang datang bersama-sama dengan tim, dan tentu saja juga ada teman lama, yaitu para anggota tim dari aliran Tian Shen.     

Aliran Tian Shen adalah peringkat kedua dan mereka mendapatkan 50 poin. Pakaian yang mereka kenakan tampak compang-camping, ada banyak orang yang menderita luka bakar di tubuhnya. Bahkan jumlah anggota tim mereka juga sudah berkurang setengah. Tidak hanya itu, termasuk Putri Arya dan yang lainnya jumlah mereka tidak sampai dua puluh orang.     

Mereka tampak sangat murka saat baru saja datang dan bertemu dengan musuh lama. Ketika pendeta gemuk itu melihat Yin Wushuang sedang memotong steak dengan anggun, seketika ia pun langsung meledak.     

Kalau bukan karena peraturan di surga gencatan senjata ini, kedua belah pihak pasti sudah terkoyak-koyak. Orang ketiga adalah seorang petarung solo, ia mendapatkan 20 poin. Dan tidak ada poin setelah peringkat ketiga.     

Sepuluh hari kemudian, total ada empat puluh orang yang memasuki surga gencatan senjata. Di malam hari kesepuluh, labirin raksasa tiba-tiba meledak, dan semua orang yang belum keluar pun langsung tewas begitu saja.     

Semua orang yang ada di dalam surga gencatan senjata sangat santai dan menikmati tempat itu, kapan saja mereka harus bersiap-siap untuk memasuki tahap ketiga. Sampai pada hari ke sebelas, tidak ada yang mengetahui apa gunanya poin yang mereka dapatkan di tempat ini.     

Tiba-tiab ada seorang wanita yang tersenyum sopan berjalan keluar. Kemudian ia berkata, "Masa menunggu selama sepuluh hari sudah selesai, selanjutnya kita akan memasuki tahap ketiga. Kalian akan memasuki medan Shura yang tertutup dan akan mendapat 10 poin setiap kali membunuh satu orang sekaligus mewarisi semua poin dari orang yang terbunuh itu. Tiga hari lagi, lima belas poin teratas akan masuk ke tahap berikutnya. Apakah kalian sudah siap?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.