Permaisuri Kembali ke Sekolah

Labirin Raksasa



Labirin Raksasa

2Tiga hari kemudian, Yin Wushuang dan Arthur masih terus berjalan dari siang hingga malam mengikuti arah panduan dari dewa.     

Mereka berdua mengetahui arah ini, karena ketika mereka masih berada dalam tim gereja Tian Shen pendeta gemuk pernah menyinggung hal ini, yaitu bintang memandu ke tempat tongkat itu berada. Pusat paling terang di horizon menunjukkan arah Tongkat Kebangkitan.     

Mereka berjalan siang dan malam karena mempertimbangkan kecepatan para anggota tim dari gereja Tian Shen.     

Saingan menjadi semakin banyak, para pemburu harta yang tidak diketahui jumlahnya, semuanya juga merupakan pesaing. Jika terlambat selangkah saja ada kemungkinan untuk didahului lawan. Tidak ada yang tahu bahwa Tongkat Kebangkitan akan memilih orang pertama yang menemukannya.     

Yin Wushuang tidak takut kepada pendeta gemuk. Namun Tongkat Kebangkitan tidak akan memberinya waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan pertarungan dulu baru mencarinya.     

Pada malam ketiga, Yin Wushuang dan Arthur tiba di depan sebuah 'kastil'. Untuk sementara gerbang dari benda ini hanya bisa disebut 'kastil'. Gaya bangunannya mirip seperti bangunan SMA Joffrey, yang membedakannya adalah luas dari 'kastil' ini yang mengerikan. Dinding yang memanjang dari kedua sisi pintu seakan dapat mencapai cakrawala dan tanpa akhir. Di atas kastil itu ada tulisan 'Maze' yang artinya adalah labirin.     

"Kelihatannya di dalam ada sebuah labirin raksasa." Arthur merasa punggungnya dingin, "Begitu besar, perasaanku kurang baik."     

Yin Wushuang mengerutkan alisnya, "Mau sebesar apa pun kita juga tetap akan masuk ke dalamnya."     

Arthur mengangguk setuju, kemudian mereka berdua pun berjalan masuk bersama-sama.     

-     

Awalnya, labirin itu adalah sebuah jalan yang lebar. Namun setelah berjalan tidak sampai satu menit, jalanan berubah menjadi semakin sempit, dan juga ada jalan yang lainnya.     

Arthur yang saat itu berdiri di persimpangan jalan menunjukkan ekspresi ragu-ragu di wajahnya dan berkata, "Kita tidak mempunyai peta, juga tidak pernah melihat peta. Bahkan untuk bermain permainan labirin saja, kita seharusnya diberi sebuah denah."     

Hati Yin Wushuang mulai tergerak. Ia sedikit berjinjit dan hendak melompat untuk melihat situasi yang ada di luar.     

Tetapi sebelum melewati tembok setinggi tiga meter, ia mendapati ada sebuah penghalang transparan di atas kepalanya yang tidak membiarkan siapa pun yang telah memasuki labirin untuk melompat.     

Yin Wushuang terpental kembali. Ia melihat lima jalan yang ada di depannya, lalu melihat jejak yang ada di tanah. Tatapan mata phoenixnya terlihat sangat tajam, "Sudah ada orang yang pernah masuk. Jumlahnya tidak banyak, dan bukan orang dari aliran Tian Shen."     

"Kelihatannya ada orang yang secara kebetulan lebih beruntung." Arthur mendesah.     

"Bintang memandu ke tempat Tongkat Kebangkitan." Yin Wushuang mengangkat kepalanya. Dengan mengikuti arah bintang ia memilih jalan ketiga, "Lewat sini."     

Arthur tidak keberatan dengan jalan yang dipilih Yin Wushuang. Akhirnya mereka berdua pun melewati jalanan yang ketiga bersama-sama.     

Yin Wushuang berhati-hati, di setiap pertigaan ia membuat tanda. Setiap kali memilih sebuah jalan, ia akan menggambar garis horisontal setiap beberapa meter di dinding untuk memastikan agar bisa kembali kalau jalan itu buntu dan tidak bingung kapan ia memilih jalan yang salah.     

Cara yang dilakukan Yin Wushuang ini cukup sederhana namun sangat bermanfaat. Mereka berdua menjaga agar pikiran mereka tetap jernih selama berada dalam labirin. Setelah berjalan hampir satu jam, mereka melihat ada bekas tanda yang samar-samar terlihat di dinding, dan terkadang juga tampak ada darah yang terciprat.     

"Ada orang yang bertarung di sini. Entah apakah itu pertarungan antar pemburu harta karun, atau untuk menghadapi sesuatu yang tidak diketahui." Arthur menjadi dengan waspada, kemudian ia bertanya, "Nona Yin, apa ada kemungkinan bahwa ini juga merupakan sebuah ilusi, sebuah 'database'?"     

Yin Wushuang berjalan beberapa langkah, lalu ia menoleh dan bertanya, "Kalau kamu adalah seorang guru dan akan menguji muridmu, setelah mereka menyelesaikan ujian pertama. Apakah pada ujian kedua kamu akan memilih soal yang sama dengan ujian pertama? Kalau beberapa ujian sama saja, bagaimana guru ini bisa membedakan siapa yang lebih pandai di antara muridnya?"     

Kalau semua soal sama, maka yang diuji hanyalah kemampuan sepihak dari pemburu harta karun. Karena sepuluh soal tidak ada bedanya dengan soal lainnya, lalu untuk apa membuang-buang waktu untuk membuat sembilan soal. Ini adalah perburuan senjata magis, bukan perburuan satu dolar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.