Permaisuri Kembali ke Sekolah

Yin Wushuang yang Bermulut Tajam Tanpa Tanding



Yin Wushuang yang Bermulut Tajam Tanpa Tanding

3'Penghiburan' dari pendeta itu membuat fitur wajah Sophia tampak sedikit berubah. Kemudian ia menatap Yin Wushuang, dan sorot matanya berubah menjadi berbahaya.     

'Wanita China ini, sialan!' Batin Sophia.     

Namun tetap saja perkataan Yin Wushuang bagaikan anak panah yang mencapai sasarannya dengan mantap dan tepat.     

Sophia sangat membenci Putri Arya, dan ia amat sangat membenci Putri Arya. ia adalah seorang pemanggil yang langka yang sampai ke level delapan. Ketika Ayahnya bermaksud mengadakan pesta untuknya, Ratu mengirim undangan untuk merayakan naiknya Putri Arya menjadi pemanggil tingkat sembilan. Saat itu sophia tidak menjadi pusat perhatian, dan ia pun marah.     

Ayahnya adalah satu-satunya duke di imperium Liga Utara, statusnya sangat terhormat. Sebagai putri dari seorang duke, Sophia terus menikmati kemuliaan dan kekayaan. Namun di sisi lain Ibunya Arya adalah satu-satunya Ratu. Putri Arya juga akan mewarisi tahtanya. Itu adalah kemuliaan mutlak yang sesungguhnya akan ia dapatkan. Jika dibandingkan dengan Putri Arya, lagi-lagi Sophia kalah dan ia pun mengeluh.     

Ketika ia dikejar dengan gencar oleh Ksatria John, ketika para gadis di seluruh kota iri kepadanya. Saat itu juga berita datang dari istana yang mengatakan bahwa Putri Arya dan Perdana Menteri Louis memutuskan untuk bertunangan.     

Dalam sekejap objek kecemburuan Sophia berubah menjadi Putri Arya. Semua orang tahu betapa Maskulin dan berbakatnya Louis! Jika Perdana Menteri dan Putri menikah, pasti akan menjadi pasangan yang sangat serasi.     

Lagi-lagi Sophia terkalahkan, dan ia pun semakin membenci Putri Arya. hal yang membuatnya lebih benci lagi adalah ia juga mencintai Louis. Terus dikalahkan oleh Putri Arya selama bertahun-tahun ini, bagaimana mungkin ia tidak membencinya?     

'Alangkah baiknya kalau Arya mati! Mengapa ketika Dewa Pencipta menyukainya, tapi dia lebih memanjakan Putri Arya?' Batin Sophia.     

-     

Yin Wushuang bukan hanya membuka dan menginjak-injak luka yang dirasakan Sophia, namun ia bahkan menaburkan garam di atasnya.     

Satu kata 'pantas' hampir saja menghancurkan kelembutan palsu yang selama ini ia tampilkan dengan susah payah.     

Setelah menarik napas dalam-dalam, ekspresi Sophia kini terlihat kembali menjadi tenang. Dengan suaranya yang lembut ia berkata, "Nona Yin, mengejekku tidak akan menunjukkan seberapa hebatnya dirimu."     

"Tidak penting hebat atau tidak, yang penting adalah kamu kesal, aku sangat senang." Yin Wushuang tersenyum.      

"Sophia… Jangan terlalu dipikirkan hal itu." Putri Arya berkata sambil menepuk-nepuk tangan Sophia.     

Kemudian Louis berkata dengan nada datar, "Menurutku cinta sejati tidak ada hubungannya dengan status. Dedikasi cinta Ksatria John adalah teladan bagi semua pria."     

Suara John terdengar sangat marah, "Yin Wushuang, tutup mulutmu! Mainkan alat musik anehmu itu!"     

Yin Wushuang pun mengangkat bahu, dan dengan ekspresinya yang polos ia berkata, "Kalian dua orang Liga Utara benar-benar aneh. Saat aku tidak berbicara, kalian mencemooh dan memaksaku untuk berbicara. Aku sudah berbicara, kalian tidak punya kemampuan untuk membantah. Sebenarnya kalian ingin aku bagaimana? Melelahkan sekali."     

Arthur merasa dirinya seharusnya memasang wajah serius dan tidak senang, tetapi mendengar perkataan Yin Wushuang itu ia benar-benar merasa lega. Semula ia tidak berpikir apa-apa tentang Sophia dan John, tapi sekarang ia benar-benar mulai muak.     

Namun Arthur tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Yin Wushuang sudah bisa mengatasinya sendiri dengan ucapannya yang tajam, tanpa tanding.     

-     

Tanpa memedulikan lagi wajah Sophia dan John yang sangat kelam, Yin Wushuang tersenyum kemudian ia memainkan guzheng.     

Cahaya bulan yang bersinar saat ini sangat pas, dan api unggun juga sedang menyala. Bibir merahnya terbuka ringan, ia pun mengiringi guzheng dengan bahasa China dan menyanyikan sebuah lagu kuno yang otentik.     

Angin malam menyapu pegunungan, melewati bunga dan dedaunan dan berhembus melintasi semua orang.     

Suara Yin Wushuang tidak cukup manis, dengan aura wanita aristokrat. Semakin mendengarkannya semakin membuat perasaan merasa sangat tenang.     

Balada negeri asing membawa selubung misteri dan membuat semua orang mabuk kepayang. Mereka seakan dapat membayangkan ada orang dengan pakaian klasik China seperti di majalah yang sedang menari di samping api unggun. Ini adalah pesona istimewa ribuan tahun, hanya sedikit orang yang bisa menahannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.