Permaisuri Kembali ke Sekolah

Gadis Bodoh, Tentu Saja Aku Meremehkanmu



Gadis Bodoh, Tentu Saja Aku Meremehkanmu

3Arthur tidak tahan lagi melihatnya, kemudian ia berbisik kepada Yin Wushuang, "Nona Yin, apa aku perlu maju?"     

Pasangan sumpah ksatrianya diolok-olok orang lain, wajar saja Arthur tidak tahan lagi melihatnya. Saat itu Sophia dan John sedang minum anggur dengan santai di sana.     

Yin Wushuang menghela napas, kemudian ia bergerak dengan anggun. Tiba-tiba sebuah guzheng muncul di atas pangkuannya. Ketika guzheng itu keluar, semua orang seketika langsung terdiam.     

Sebodoh apapun mereka, mereka juga dapat melihat bahwa itu adalah sejenis alat musik. 'Yin Wushuang akan tampil!'     

'Yin Wushuang akhirnya akan tampil!' Batin semua orang yang ada di sana.     

Seketika Sophia langsung berhenti minum dan meletakkan gelas anggurnya, lalu menatap Yin Wushuang dengan tatapan mata yang dingin.     

Yin Wushuang juga sedang menatap Sophia, bibir merahnya terbuka dan ia berkata, "Gadis bodoh, aku adalah orang China biasa. Bagaimana mungkin aku meremehkan Yang Mulia Putri dan Tuan Pendeta? Aku tentu saja… meremehkanmu."     

John langsung menyemburkan anggur di tenggorokannya. Di sisi lain Putri Arya dan Louis saling melirik, mereka merasa sedikit ragu.     

Pendeta gemuk saat itu sedang menusuk daging panggang untuk ia makan, namun ia lupa tidak memasukkannya ke mulutnya karena tercengang melihat Yin Wushuang.     

Semua orang menahan napas saat melihat Yin Wushuang, mereka tidak menyangka bahwa Yin Wushuang akan memprovokasi Sophia di depan begitu banyak orang dan berkata bahwa ia meremehkannya.     

Semua orang tampak sangat terkejut, namun Sophia justru mengedip-ngedipkan matanya dengan polos. Ia tidak marah, dan dengan suaranya yang tenang ia berkata, "Benarkah? Ternyata Nona Yin meremehkan aku. Entah apa yang membuat wanita China tanpa energi sihir dan hawa pertempuran ini meremehkan aku yang adalah satu-satunya putri Duke serta pemanggil level delapan ini? Atau aku yang terlalu berpikiran sempit, dan selera orang China terlalu tinggi?"     

Tiba-tiba bau mesiu menyebar di udara.     

"Ternyata kamu juga tahu bahwa dirimu terlalu berpikiran sempit." Yin Wushuang berkata sambil sedikit menundukkan kepalanya. Kemudian ia menjentikkan senar dan membuat suara alunan, "Dari kepala sampai kaki, dari penampilan luar sampai jiwamu, semua membuatku sangat meremehkanmu. Katakanlah kamu cantik, tapi kamu tidak bisa dibandingkan dengan martabat dan kemurahan Putri Arya."     

"Katakanlah latar belakangmu terhormat, Ayahmu hanyalah satu-satunya duke di Imperium Liga Utara, bagaimana bisa dibandingkan dengan Ibunya Arya yang adalah satu-satunya ratu di dunia?"     

"Katakanlah kamu mempunyai kemampuan… Hmm, pemanggil level delapan, itu jauh di bawah bakat Arya yang adalah pemanggil level sembilan."     

"Katakanlah tunanganmu. Lihat Arya, tunangannya adalah seorang Perdana Menteri, sedangkan tunanganmu hanyalah seorang ksatria kecil."     

"Yang terakhir kepercayaanmu, itu juga tidak lebih terhormat daripada Tuan Pendeta. Tuan Pendeta dapat memimpin tim dari gereja Tian Shen. Sedangkan kamu, bukan siapa-siapa."     

"Aku sangat penasaran, sungguh. Aku tidak tahu setebal apa wajahmu, berani menyamakan dirimu dengan dua orang terhormat ini. Kamu tidak berpikir dirimu…"     

Yin Wushuang berhenti sejenak, ekspresi lembut yang tidak biasa muncul di wajahnya, namun kata-kata di mulutnya sangat kejam, "… Pantas? Hmm?"     

Setiap kata yang diucapkan Yin Wushuang benar-benar membuat Sophia merasa sangat sakit hati. Seolah 100% menginjak titik tersakitnya.     

Yin Wushuang tidak hanya menginjaknya di depan semua orang, bahkan ia seolah telah membuatnya remuk dan hancur tanpa belas kasihan.     

Yin Wushuang membawa-bawa nama Putri Arya itu bertujuan untuk memprovokasi Sophia secara mendasar. Ia juga menyebutkan pendeta gemuk itu adalah untuk mencegah agar pendeta itu tidak maju untuk Sophia.     

Pria mana yang tidak suka pujian dari seorang wanita? Pendeta gemuk itu tahu betul bahwa statusnya tidak sebanding dengan putri duke. Tapi dalam hal kepercayaan, ia adalah pendeta gereja Tian Shen.     

Kata-kata Yin Wushuang sangat memuaskan gengsi seorang pendeta. Ia menemukan rasa pencapaian, di saat yang sama juga merasa dihormati.      

Kemudian Pendeta gemuk itu pun melambaikan tangannya dan mencoba untuk tidak membesar-besarkan masalah ini, "Yin Wushuang, perhatikan batasan kalau berbicara. Meskipun aku seorang pendeta, tapi aku juga melayani gereja Tian Shen! Lalu Sophia, jangan memasukkan perkataannya ke dalam hati. Meskipun itu fakta, dan meskipun kamu tidak bisa dibandingkan dengan Putri Arya dan aku, tapi kamu juga tidak seburuk itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.