Permaisuri Kembali ke Sekolah

Kedua Hati yang Tidak Bisa Dipisahkan



Kedua Hati yang Tidak Bisa Dipisahkan

1Ucapan Jun Shangxie membuat suasana semakin heboh.     

"Adik master ini sangat hebat!"     

"Tidak rugi bisa memiliki Adik Master Wu Ming yang hebat!"     

"Caramu kejam sekali tapi benar-benar sangat pemberani!"     

"Tidak aku sangka ternyata adik Wu Ming dari luar terlihat begitu dingin tapi sebenarnya di dalam dia sangat panas ya!"     

Jun Shangxie mendengar sambil menganggukkan kepalanya, lalu ia pun berkata, "Hmmm… Iya, tidak salah, memang begitu."     

Ucapan mereka sudah tidak bermoral lagi!     

Kakek Cui dan Xi Que terus menatap mereka tanpa berkedip sedikit pun.     

Wu Ming mengerutkan bibirnya, dan menahan rasa malunya. Kemudian ia menarik Jun Shangxie untuk masuk ke dalam kamar.     

Sikap Wu Ming ini lagi-lagi membuat semua orang menjadi heboh, "Semangat adik kecil! Buat laki-laki yang terhormat itu tidak bisa berdiri! Peranglah selama tiga hari tiga malam."     

Jun Shangxie yang ditarik merasa panik dan berkata dengan terburu-buru, "Ratu besar, apa yang ingin kamu lakukan? Kaki… kakiku terasa sangat lemas."     

"Yoo..." Suara sorakan orang-orang mulai terdengar.     

Wu Ming benar-benar merasa sangat malu, dan sepertinya ia sudah hampir mau menangis karena tidak sanggup lagi menahan rasa malunya.     

Ia tidak pernah bertemu dengan orang yang bermuka tebal dan tidak tahu malu seperti yang dilakukan Jun Shangxie saat ini!     

Ia menarik Jun Shangxie ke dalam kamar, lalu menutup pintu dan berkata dengan suara kecil, "Jun Shangxie, apa yang sudah kamu lakukan?"     

Saat ia baru ingin melepaskan Jun Shangxie, tiba-tiba Jun Shangxie langsung merangkul pinggang Wu Ming dan memeluknya sambil bersandar di dekat pintu.     

Jun Shangxie tersenyum dan dengan lembut berkata, "Tidak melakukan apa-apa, hanya saja ketika murid sekte Yu Shou kebetulan lewat di depan mereka dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kemudian aku pergi ke pulau utama untuk mencari keadilan."     

Kebetulan lewat…      

"Keadilan apa yang kamu inginkan?" Wu Ming mengerutkan keningnya dan tidak mengerti maksud ucapan pria yang ada di depannya itu.     

"Aku adalah tamu terhormat, di sekte Yu Shou ada murid yang memperkosaku. Dia telah menarik-narik tubuhku, merebut keperjakaanku, apakah ini tidak perlu dilaporkan dan minta keadilan?" Jun Shangxie memainkan alisnya.     

Diperkosa…?     

Anak ini!     

"Saat kamu datang ke sekte Yu Shou, apakah kamu lupa membawa muka? Kenapa kamu begitu tidak tahu malu?" Wu Ming benar-benar sangat marah.     

"Semuanya hatiku hanya untukmu, mana perlu bawa muka lagi." Dada Jun Shangxie bergetar, ia tertawa kecil dan terlihat sangat puas.      

"Oh ya, aku lupa bilang padamu, mungkin saat itu aku terlalu bersemangat, saat berbicara telah menggunakan energi kekuatan. Mungkin semut yang ada di dalam sekte Yu Shou pun tahu jika kamu telah memperkosaku."     

Senyumannya terlihat sangat ramah, membawa aura kedamaian.     

"..."     

Wu Ming diam-diam mengepalkan tangannya dengan erat lalu ia langsung meninju Jun Shangxie, namun dengan cepat Jun Shangxie langsung menangkap tangannya.     

"Siapa suruh kamu tidak mau memeluk aku dengan murah hati." Kemudian ia bersikap serius dan berkata dengan lembut seperti air, "Tidak peduli kamu adalah Yin Wushuang atau Wu Ming atau Ratu Besar atau bahkan Nona Besar sekte Dao atau juga seorang pelayan sekali pun. Yang aku cintai adalah kamu, bukan namamu. Jadi tidak peduli siapa namamu, yang pasti aku yakin kamu adalah wanita pilihanku."     

Ucapannya terdengar sangat mengharukan.     

Wu Ming menyimpan energi yang ada di tangannya, kemudian ia mengelus wajahnya sendiri dan bertanya, "Kenapa kamu bisa mengenal aku, padahal wajahku benar-benar sudah berubah."     

Terkadang saat ia berdiri di depan cermin, ia merasa dirinya sudah seperti orang asing.     

"Kamu tidak berubah." Jun Shangxie terdiam, kemudian ia membuka jari-jari tangannya dan menggenggamnya sembari berkata, "Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."     

Kuat, pintar, yang selalu cuek namun sebenarnya sangat penuh kasih sayang, gigih, dan selalu ingin maju.     

Ia, tetap selalu menjadi orang ia cinta meski semuanya kini telah berubah.     

Mungkin ia bisa saja diam-diam memanggilnya Wushuang dan menyatakan perasaan cintanya.     

Tapi tidak berarti jika ia tidak menyebut namanya itu tidak bisa membuat kedua hati mereka menjadi dekat.     

Kedua hati ini sudah tidak bisa dipisahkan.     

Jadi bagaimana dengan kutukan yang ada di dalam tubuhnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.