Permaisuri Kembali ke Sekolah

Gambar Ayah



Gambar Ayah

2Yin Wushuang perlahan membuka gulungan foto itu, dan aroma gulungan tercium ke hidungnya. Ia perlahan membuka gulungannya dan semakin terlihat wajah seorang ksatria yang memegang pedang tampak dengan jelas di atas kertas itu.     

Hanya melihat gambarnya saja, Yin Wushuang sudah bisa merasakan darah yang ada di dalam tubuhnya mengalir dan bergerak.     

Perasaan tidak sabar, perasaan gembira, dan lain-lain. Satu per satu silih berganti, mewarnai suasana hati Yin Wushuang saat ini.     

Gambar pria yang ada dalam kertas itu, kira-kira umur sekitar tiga puluh tahun. Dalam gambar itu ia menghadap ke samping, wajahnya terlihat sangat tampan dan tangguh, bisa terlihat dengan jelas karakter yang dimilikinya tidak seperti orang-orang biasa pada umumnya.     

Ia memegang pedang yang panjang di tangannya, dan sepertinya ia tidak tahan apabila harus menunggu waktu melukis yang lama, di gambar itu ia seperti ingin pergi untuk mencari sesuatu…      

Saat bunga persik mekar penuh, bunga-bunga merah muda jatuh di sampingnya, dan ada bayangan putih di kedalaman hutan persik.     

Bayangan putih ini membuat Yin Wushuang merasa sangat akrab, tampak seperti kabut melayang di matanya, dan ia ingin menangis tanpa bisa memberikan penjelasan.     

"Dia siapa…"     

Yin Cheng terdiam sejenak dan berkata, "Ibumu."     

"Ayahku adalah Yin Changfeng, kalau Ibuku siapa?" Yin Wushuang tanpa sadar mengulurkan tangannya dan menyentuh gambar bayangan putih itu.     

"Ibumu…" Yin Cheng baru saja membuka mulut, ketika ia hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba ia mengalihkan pandangannya, dan sepertinya ia sedang melihat sesuatu, kemudian ia pun dengan cepat berkata, "Shuang'er hati-hati!"     

Ia sudah terlambat untuk mengatakannya, ketika Yin Wushuang belum sempat menyentuh bayangan putih di gambar itu, dari atas gambar itu tiba-tiba membuka mulut dan menggigit jari Yin Wushuang.     

Yin Wushuang pun merasa kesakitan, darahnya menetes dan mengalir hingga ke bawah.     

Yin Cheng terlihat sangat marah, ia ingin menghancurkan gambar itu. Tiba-tiba ia merobek lengan bajunya dan menahan darah yang keluar dari tangan Yin Wushuang, lalu ia membungkus jari Yin Wushuang yang berdarah.     

"Sialan, berani bersembunyi di gambar Kakakku!" Yin Cheng menangkap pelakunya, ia mengangkat bunglon itu ke atas, lalu meremasnya sampai hancur.     

Ini adalah jenis serangga langka yang menempel di berbagai tempat dan berintegrasi dengan lingkungan sekitarnya, biasanya ia menunggu mangsa datang dan kemudian menggigitnya.     

"Shuang'er, ini adalah kesalahan Paman Kedua. Aku tidak menyadari bahwa ternyata serangga semacam itu bisa tersembunyi di gambar ini!" Yin Cheng berkata dengan nada marah dengan sedikit rasa bersalah, "Aku hampir merusak gambar Kakakku."     

"Tidak apa-apa." Yin Wushuang menggelengkan kepalanya, dan ini bukanlah masalah yang besar jika hanya digigit oleh serangga. Kemudian ia pun bertanya, "Paman Kedua, tadi kamu bilang Ibuku siapa?"     

"Segala sesuatu tentang Ibumu di dunia kultivasi telah hilang, kecuali sosok putih yang tidak jelas ini." Yin Cheng menggulung potret itu, lalu membungkusnya, dan menyerahkannya kepada Yin Wushuang, "Kami tidak tahu siapa yang melakukannya. Kami hanya tahu bahwa segala sesuatu tentang Ibumu telah menghilang dalam semalam."     

Kata-kata Yin Cheng membuat mata Yin Wushuang tampak redup, "Kalau begitu aku tidak akan merepotkan Paman Kedua lagi."     

Yin Wushuang memegang erat gambar Yin Changfeng lalu pergi meninggalkan aula utama. Saat itu A Zi dan A Lan sedang menunggu di pintu masuk aula, kemudian mereka pun mengikuti Yin Wushuang dari belakang lalu pergi bersama.     

Yin Cheng menghela napas dalam-dalam, kemudian ia pun kembali duduk di kursi ketua sekte dan terus membaca dokumen resmi.     

 -     

Yin Wushuang kembali ke Istana Shuangchen.     

A zi melihat jari-jari tangan Yin Wushuang yang terluka, kemudian ia pun membalik telapak tangannya, mengeluarkan kain kasa dan salep untuk membantu Yin Wushuang mengobati luka.     

Ia melemparkan kain katun yang membungkus jari Yin Wushuang yan terluka itu ke dalam tempat sampah, lalu ia menggantinya dengan salep dan membungkusnya dengan kain kasa.     

"A Zi sangat ahli dalam pengobatan racun. Mulai sekarang, A Zi akan melindungi kesehatan Nona Besar." A Lan berlutut di depan Yin Wushuang dan berkata dengan penuh semangat.     

Yin Wushuang hanya menganggukan kepala saja dan tidak banyak bicara kepada mereka berdua.     

Selama setengah bulan ini, Yin Wushuang berlatih jurus Zhen saat siang hari, dan menghabiskan malamnya berlatih di cincin phoenix ungu.     

Dalam setengah bulan terakhir, Yin Wushuang mencoba memisahkan diri dari kedua pelayannya, tetapi ia merasa bahwa mereka berdua selalu memiliki berbagai alasan-alasan yang masuk akal untuk mengikutinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.