Raja Neraka Pencabut Nyawa
Raja Neraka Pencabut Nyawa
Mereka menunggu jawaban dari Yin Wushuang, siapa yang mendorong Yin Wushuang ke dalam dunia iblis?
Atau mungkin memang tidak ada orang yang mendorongnya? Itu berarti dia sendiri yang meloncat ke bawah?
Tidak peduli apapun jawabannya, masalah ini pasti akan segera berakhir.
"Bukan, Jiang Xinyue yang mendorong." Yin Wushuang menjawab.
"Jadi Wang Jing yang mendorongmu?" Han Wu bertanya lagi, "Bagus kalau begitu, kebetulan sekali. Kali ini banyak orang yang datang ada keluarga Wang, Direktur perguruan Ji Ying, Hu Po, Beitang Chenfeng dan orang yang lain. Wang Jing masih berkoar-koar kalau dia tidak bersalah, dia meminta mencabutkan kekuatan Jiang Xinyue dan mengeluarkan Jiang Xinyue dari dunia kultivasi agar Yin Wushuang bisa tenang di langit."
"Tidak disangka, masalah ini bisa mempertahankan nama baik perguruan kita." Direktur merasa kesal karena akhir-akhir ini Shengxian Meng telah difitnah.
Kali ini yang datang bukan hanya Wang Jing saja, tapi masih ada direktur perguruan Ji Ying.
Hati Wang Jing seperti racun, ia selalu membantah dan meminta kita mencabut kekuatan Jiang Xinyue.
"Direktur Ji Ying adalah Qing Yin, dia adalah salah satu guru besar dari tujuh guru besar yang ada, ia memiliki kekuatan tingkat Du Jie akhir, ia memiliki kemampuan menghilang dan diam-diam membunuh." Yu Xu menjelaskan pada mereka.
Jun Shangxie menyipitkan mata dan merasa kesal.
Lagi-lagi tujuh guru besar dunia kultivasi!
Kemudian Yin Wushuang pun berkata, "Bukan, yang didorong oleh Wang Jing juga bukan aku."
Han Wu bertanya dengan bingung, "Bukan kamu terus siapa?"
"Raja neraka." Yin Wushuang tersenyum dan berkata dengan dingin, "Raja neraka yang merebut nyawa."
Direktur dan Yu Xu saling menatap satu sama lain, saat itu Han Wu merasa ketakutan. Tapi Jun Shangxie malah tertawa melihatnya seperti itu.
"Direktur, bagaimana kalau aku yang membantumu memperjuangkan keadilan?" Yin Wushuang bertanya pada direktur sambil meliriknya.
Jun Shangxie hanya menatap direktur dengan tatapan dingin.
Kemudian direktur pun menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Akan lebih cocok jika kamu yang keluar."
-
Di atas panggung Feng Huang, di depan Li Shige.
Di sudut kiri, tampak ada direktur Ji Ying duduk di bagian paling depan.
Qing Yin terlihat seperti seperti laki-laki separuh baya umur 40 tahunan, ia mengenakan jubah hijau, ekspresi wajahnya sangat datar.
Kalau ia tidak duduk di depan, harga dirinya akan jatuh tentu saja ini juga ada hubungannya dengan jurus diam-diam membunuh.
Ia bisa melakukan penyerangan secara diam-diam.
Saat itu Wang Jing sedang duduk di belakang Qing Yin, bajunya sangat tampak mencolok. Ia terlihat sangat marah dan merasa seperti korban yang disalahkan.
Di sebelahnya ada kepala keluarga Wang yang sangat tegas dan Nyonya Wang yang juga ada di sana.
Selain itu di sana masih ada Beitang Chenfeng, Hu Po dan orang dari keluarga lainnya.
-
Di sebelah kanan panggung Feng Huang, duduklah guru dan murid Shengxian Meng.
Tatapan mata mereka terlihat sangat serius, mereka melihat musuh dengan tatapan penuh kebencian.
Shangguan Haoyue duduk di barisan terdepan, ia sudah menceritakan kejadian saat pergi ke perbatasan kepada semua orang.
Semua orang juga tahu Wang Jing dan juga semua hal yang pernah ia lakukan, sehingga mereka mempercayai Jiang Xinyue.
-
Dalam suasana yang canggung, Jiang Xinyue berjalan di atas panggung langkah demi langkah, dengan kondisi tangan dan kakinya yang sedang diikat dengan rantai besi.
Ia sudah dikurung selama satu bulan, ia tidak pernah mendapatkan sinar matahari. Sehingga wajahnya tampak sangat pucat, rambutnya berantakan dan bajunya sangat sederhana.
Saat mendengar suara rantai besi yang terikat pada kaki Jiang Xinyue semua orang merasa semakin gugup.
Wang Jing melihat Jiang Xinyue, lalu ia pun langsung berdiri dan marah, "Pembunuh! Pembunuh! Harus mati!"
"Tenanglah Nak, kamu harus percaya pada Direktur Qing Yin, direktur dari Shengxian Meng pasti akan memberikan keadilan padamu!"
"Ibu, aku merasa bersalah!" Wang Jing menangis dan langsung memeluk ibunya, ia seperti sangat terluka.