Arrogant Husband

Menggoda



Menggoda

2Mereka berdua sampai juga di hotel. Kemudian, Alisa mulai membuka pakaian yang ia kenakan. Saga melihat sang istri seperti itu, melihat tanpa berkedip.     

"Sayang ...."     

"Iya sayang?"     

"Kemarilah sayang." Alisa meminta Saga untuk mendekat padanya. Dengan patuh, pria itu mulai menghampiri. Ternyata, sang istri tengah menggoda, membuatnya tak bisa menolak.     

Saga perlahan-lahan mulai melepaskan pakaian yang menyelimuti tubuh Alisa. Tubuh bersih nan wangi sang istri membuat Saga tergoda. Ia pun ingin melakukan lebih malam ini. Alisa kemudian bergantian untuk membuka pakaian miliknya.     

Wanita itu mulai melepaskan kancing bajunya satu per satu. Saga masih menatap lurus ke depan, memandang wajah cantik Alisa. Sang istri kemudian menyibak baju yang sudah terbuka kancing sepenuhnya. Tubuh bagian atas Saga sudah tak diselimuti apa-apa lagi, sedangkan sang istri masih memakai bra serta celana dalam.     

"Sayang," lirih Saga.     

"Iya?"     

"Mari lakukan lagi."     

Tangan Saga mulai menyusuri ke belakang punggung Alisa. Lantas membuka pengait bra di sana. Membiarkan kulit putih bersih itu tampil polos serta menantang di depan mata. Saga sudah tak sabar lagi ingin melakukan serangan demi serangan.     

Pertama-tama mereka melakukan ciuman yang panas dalam posisi berdiri. Sapuan lidah mereka begitu melenakan. Saga mendorong kepala Alisa, agar ciumannya terasa makin dalam. Napas sang istri terdengar begitu menderu. Lantas, kedua tangan Saga memegang dengan kuat pergelangan wanita itu dan melemparnya dengan kasar ke atas ranjang.     

Saga kemudian menindih tubuh Alisa. Masih memberikan serangan ciuman yang bertubi-tubi. Dari bibir, leher, lantas turun menuju ke area dada. Tak ada satu pun yang Saga lewatkan. Ia kemudian menghisap bagian sensitif sang istri seperti bayi yang sedang mengedot. Dengan penuh nafsu, ia melakukan itu.     

Alisa merem melek, sembari merasakan sensasi yang diberikan oleh Saga. Tangan pria itu kemudian meremas bukit kembarnya. Wajah sang suami terlihat penuh nafsu.     

"Uhhh, sayang." Alisa mendesah.     

Pria berambut hitam kecoklatan itu kemudian menuruni bagian bawah, lebih tepatnya ke bagian paha. Saga membuka kedua kaki sang istri dengan lebar. Menikmati sari madu yang perlahan-lahan keluar dari sana. Alisa menggelinjang di tempat tidur, kedua kakinya bergetar kemudian.     

Semakin Alisa mendesah tak karuan, membuat Saga semakin liar memainkan lidahnya di dalam sana. Sang istri meremas-remas rambutnya.     

Kemudian, Saga menghunjamkan senjata andalannya di tempat sana. Menggoyangkan pinggul dan bergerak maju mundur. Semakin membuat Alisa bergerak tak karuan.     

Malam ini, mereka bercinta dengan ganas. Luapan asmara kini bersatu padu. Mereka dimabuk cinta, hingga serasa dunia milik berdua. Tak ada siapa pun yang menghalangi dan hanya mereka saja.     

***     

Keduanya sama-sama kelelahan sehabis melakukan hubungan intim. Baik Alisa dan Saga sama-sama bermandikan keringat. Namun, dua-duanya sungguh merasa terpuaskan. Pelayanan yang diberi Alisa membuat pria itu sangat terbuai.     

Saga mengambil selimut tebal yang ada di bawah kakinya. Kemudian, menyampirkan selimut itu ke tubuhnya dan sang istri yang tak mengenakan sehelai kain pun di badan.     

"Sayang, mari kita tidur. Kita sudah sama-sama sangat lelah," ujar Saga.     

"Baik sayang."     

Saga merengkuh tubuh sang istri dalam pelukan. Kemudian, matanya perlahan-lahan menutup dan mereka mulai tertidur. Terdengar dengkuran kecil yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Saga dan Alisa tertidur pulas.     

Mereka berdua besok akan melakukan perjalanan lagi pada pagi hari. Saga sudah merencanakan pergi ke suatu tempat dan pasti Alisa akan menyukainya. Ia tak ingin membuat sang istri kecewa atau sedih. Sebisa mungkin, ia akan membuat wanitanya bahagia.     

***     

Alisa dan Saga sudah terbangun. Mereka berdua masih belum berpakaian sama sekali. Pria itu mengajak sang istri untuk mandi bersama dan langsung disetujui oleh Alisa. Mereka berdua pun menuju ke dalam kamar mandi dalam keadaan tubuh yang polos.     

Saga mengajak Alisa mandi bersama di dalam sebuah bak besar.     

"Ayo sayang. Sini bersamaku." Saga menjulurkan tangan agar Alisa bisa masuk ke dalam bak bersamanya. Uluran tangan Saga pun diterima.     

Alisa sudah masuk bersamanya dalam bak mandi. Mereka saling melempar senyum dan tertawa kemudian. Alisa menciprat-cipratkan air ke wajah sang suami. Saga pun membalas perlakun sang istri.     

"Sudah, sudah cukup. Kita berdua seperti anak-anak saja." Alisa menyuruh Saga untuk berhenti.     

"Padahal kau yang memulainya tadi." Ucapan Saga membuat Alisa jadi tersenyum-senyum sendiri.     

"Baiklah. Maafkan aku sayang. Kita lanjut mandi saja berdua."     

Saga mulai mengambil sabun cair yang letaknya tak jauh dari bak. Kemudian, ia busakan sabun itu ke telapak tangan. Lantas membalurkannya ke pergelangan tangan sang istri. Alisa terkejut dengan perlakuan sang suami. Saga begitu memanjakannya.     

"Berbaliklah ke belakang sayang. Aku akan menggosok punggungmu." Saga memerintahkan Alisa untuk berbalik badan. Wanita itu lantas menuruti ucapannya.     

Alisa telah berbalik. Saga dengan penuh kasih sayang, membalurkan sabun cair itu ke punggung sang istri dan membusakannya. Alisa merasa sentuhan itu sungguh membuatnya terlena. Saga dengan telaten melakukan perlakuan romantis ini.     

"Sekarang giliranku."     

Mereka bergantian. Kini, giliran Alisa yang membusakan sabun itu ke pergelangan Saga, mirip seperi yang pria itu lakukan padanya. Mereka sama-sama melakukan ini dan merasa senang.     

Tubuh mereka yang polos, tak tertutup apa-apa, membuat mereka bermain-main lagi sebentar. Saga memainkan dua bukit kembar itu dan meremasnya, sedangkan Alisa memegang sebentar si junior. Kemudian, keduanya tertawa lepas.     

"Baiklah. Kita sudah cukup bermain-mainnya sayang. Lebih baik kita segera sarapan saja setelah ini."     

"Baik sayang. Apa pun yang kau mau, aku kabulkan." Saga mencium telapak tangan Alisa yang basah karena terendam air. Mereka sebentar lagi akan selesai mandi. Keduanya sangat menikmati momen seperti ini.     

Setelah mereka selesai, Saga dan Alisa mengambil handuk yang tersampir di pintu kamar mandi. Pihak hotel sudah menyiapkan segalanya yang mereka perlukan.     

"Apa kita akan makan di luar sayang? Atau makan di hotel saja?" tanya Saga.     

"Di luar saja lebih asyik. Sambil melihat pemandangan kota ini."     

"Baiklah."     

Mereka sudah mengenakan handuk masing-masing. Alhasil, Saga dan Alisa keluar dari kamar mandi dalam keadaan basah-basahan. Senyum keduanya tersungging lebar karena bahagia.     

"I love you, Alisa." Saga mendekatkan wajahnya ke Alisa. Sang istri hanya bisa tersipu malu. Urat-urat kemerahan begitu terlihat jelas di pipinya.     

"Kenapa kau selalu mengucapkan kata cinta?" tanya Alisa sambil menggoda. Ia melingkarkan tangannya ke leher sang suami.     

"Karena kau adalah cintaku selamanya." Saga memiringkan kepala sedikit agar bisa melumat bibir sang istri. Alisa adalah candu baginya, tak bisa ia lepaskan begitu saja.     

"Kau selalu membuatku merasa bahagia, Saga. Jangan pernah tinggalkan aku."     

Cinta mereka tak akan pernah terpisahkan. Mereka sama-sama telah berjanji untuk sehidup semati. Walaupun pada pertemuan pertama terkesan buruk bagi Alisa. Namun, lambat laun, cinta sudah mengakar di hati masing-masing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.