Masa Mudaku Dimulai Bersamanya

Sesuatu Hal Besar Di Tahun Baru (1)



Sesuatu Hal Besar Di Tahun Baru (1)

3"Kak… Aku sangat merindukanmu!" Zhixin berteriak ketika dia mendekati Huo Mian dan memeluknya dengan erat.     

Huo Mian segera tercengang; kemudian dia meninju Zhixin dan menangis. "Kau bocah nakal, bukankah kau mengatakan bahwa kau tidak akan kembali karena kau sibuk dengan tugas sekolah?"     

"Jika aku tidak mengatakan seperti itu… kau tidak akan terkejut, haha."     

Huo Mian benar-benar terkejut; dia belum melihat Zhixin begitu lama sehingga dia ingin terbang ke Selandia Baru untuk menemuinya.     

Namun, dia sibuk dengan pekerjaan dan Zhixin bukan anak kecil lagi. Dia tidak ingin menjadi terlalu khawatir tentang Zhixin atau itu akan membuatnya stres...     

Sebulan lalu, Zhixin memberi tahu Huo Mian ketika mereka sedang mengobrol video bahwa ia tidak akan kembali untuk Tahun Baru Imlek.     

Pertama, Selandia Baru tidak merayakan Tahun Baru Imlek dan mereka tidak punya hari libur.     

Dua, sekolah sibuk dan Zhixin tidak mau bolos. Ini masuk akal bagi Huo Mian, karena siswa perlu mengambil prioritas dalam pembelajaran mereka.     

Karena itu, Huo Mian berencana memberi tahu Qin Chu bahwa dia tidak ingin pergi kemanapun untuk Tahun Baru Imlek dan bahwa mereka harus menghabiskan waktu bersama ibunya, jadi dia tidak merasa terlalu kesepian...     

Namun, bocah nakal ini...     

Kedua saudara ini saling berpelukan untuk waktu yang lama, tidak mau melepaskan.     

Huo Mian menyayangi Zhixin sejak mereka masih anak-anak. Bahkan ketika dia menyadari bahwa mereka tidak berhubungan darah, dia tetap menyayanginya.     

Tidak seperti remaja putra yang keras kepala yang selalu mendapat masalah dan meminta uang kepada saudara perempuan mereka, Zhixin sering bekerja paruh waktu untuk membantu saudara perempuannya, yang menghibur Huo Mian.     

"Kak… berhenti menangis… itu memalukan, kau terlalu tua untuk menangis..." Zhixin melepaskan Huo Mian dan membantu menghapus air mata dari wajahnya.     

Mereka belum bertemu satu sama lain untuk beberapa saat, dan dia langsung menangis setelah melihat Zhixin...     

"Aku benar-benar merindukanmu," Huo Mian tersedak kata-katanya saat dia melepaskannya dan memandangnya dari atas ke bawah.     

Zhixin mengenakan jaket musim dingin biru tua dengan celana jeans biru tua dan sepatu tenis putih.     

Di punggungnya ada ransel hitam… dia tampak seperti pria muda yang tampan.     

"Bocah nakal, kau sudah bertambah tinggi..." Huo Mian memandang Zhixin, yang berusia 19 tahun dan sekarang tingginya sudah mencapai 178 cm.     

Zhixin sekarang satu kepala lebih tinggi dari dia.. dan Zhixin juga terlihat lebih dewasa dari biasanya.     

Ketika dia pergi, dia masih muda dan begitu naif...     

Dia telah banyak berubah selama beberapa bulan terakhir. Ketika dia pergi, Zhixin sangat sedih karena kematian Huang Yue.     

Huo Mian dengan sedih membiarkan saudaranya pergi, berharap dia akan belajar untuk tumbuh dewasa. Dan sepertinya mereka membuat pilihan yang tepat.     

Huo Mian sedang dalam suasana hati yang baik sekarang setelah Zhixin kembali… Setelah menuangkan segelas air panas padanya, dia mulai menyerangnya dengan berbagai dengan pertanyaan.     

Apakah Selandia Baru dingin? Apakah dia terbiasa dengan makanannya? Apakah dia tidur nyenyak? Apakah dia diganggu?     

Dia mengajukan begitu banyak pertanyaan sehingga Zhixin tertawa terbahak-bahak...     

"Apa yang kau tertawakan? Bersikaplah serius!"     

"Kak...kau menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini setiap hari ketika aku pertama kali ke sana, bisakah kau berhenti menanyaiku? Aku sudah terbiasa dengan perbedaan waktu dan cuaca Selandia Baru, udara di sana sangat menyenangkan, dan bahasa Inggrisku menjadi jauh lebih baik..."     

"Berapa lama kau akan tinggal di sini?" Huo Mian tersenyum ketika dia memandang Zhixin, yang menjawab, "Sekitar sepuluh hari, kelas cukup padat."     

"Sepuluh hari masih bagus, Ibu akan sangat bahagia ketika dia tahu kau kembali."     

"Haha, aku bahkan belum pulang, aku datang ke sini begitu aku turun dari pesawat..."     

"Bagaimana kau tahu aku sedang bertugas hari ini?" Huo Mian tiba-tiba teringat pertanyaan penting ini.     

"Karena aku menelepon kakak iparku. Dia bilang. Juga bawahannya yang menjemputku di bandara."     

"Wow… aku tidak percaya dia akan bekerja sama denganmu untuk menipuku, awas aku akan memberinya pelajaran ketika aku melihatnya!" Huo Mian kehilangan kata-kata; bagaimana mungkin Qin Chu tidak memberitahunya sesuatu sebesar ini?     

Beraninya Qin Chu membuatnya menangis!     

"Hei, Kak… berat badanmu bertambah, ada lemak di wajahmu, apa kau hamil?" Tanya Zhixin sambil mengamati wajah bundar saudara perempuannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.