Kisah Istri Bayaran

Kejutan (3)



Kejutan (3)

3Leng Sicheng mengenakan sarung tangan khusus dan masih mengatakan bahwa tangannya tergelincir. Ekspresinya wajahnya terlihat dingin. Nada permintaan maafnya sepertinya juga terdengar tidak terlalu tulus.     

Mo Dongyang menyingkirkan tangan Nie Zhining yang menutupi wajahnya dan melihat wajah tampan Nie Zhining yang terpukul bola boling besar telah menjadi merah. Pangkal hidung dan rongga matanya sedikit memar. Rasanya begitu sakit hingga Nie Zhining hampir tidak bisa membuka matanya. Jika dilihat, lemparan bola itu sepertinya tidak pelan.     

Nie Zhining mendesis menahan sakit, lalu berkata, "Sia—Tidak apa-apa."     

Leng Sicheng ikut berjongkok dengan ekspresi serius. Ia sengaja mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk memar di wajah Nie Zhining. Rasa sakit pun membuat air mata Nie Zhining mengalir keluar.     

"Ck, ck, ck…" Leng Sicheng masih mendecakkan lidah di sebelah Nie Zhining, lalu berkata dengan ekspresi jijik, "Terkena luka begitu saja langsung menangis. Kamu masih seorang pria?"     

Xu Zijin dan Mo Dongyang yang berada di samping mereka mulai merasa bahwa ada yang tidak beres. Xu Zijin juga berkata, "Kakak Sicheng, wajah Zhining terkena lemparan bola. Pasti sangat sakit."     

Leng Sicheng bahkan tidak melihat Xu Zijin. Ia terus menatap Nie Zhining dan berkata dengan tersenyum, "Sakitkah? Kamu ingin aku membawamu ke rumah sakit untuk diperiksa? Orang ini, tidak masalah jika tidak bisa melihat bola saat bermain. Tapi, yang paling menakutkan adalah tidak bisa melihat siapa yang menemani di sampingmu dengan jelas dan siapa yang harus kamu hargai dengan baik. Misalnya sekarang, betapa baiknya Xu Zijin kepadamu. Kamu harus menghargainya dengan baik. Benar tidak menurutmu, Junior Zhining?"     

Suara Leng Sicheng jelas terdengar lembut. Tetapi, jika dipikirkan dengan cermat, Nie Zhining merasa bahwa maksudnya bukan seperti itu. Seolah-olah ada makna lain dalam perkataannya.     

Xu Zijin dan Mo Dongyang tidak tahu bahwa Nie Zhining dan Gu Qingqing kebetulan bertemu semalam. Tetapi, Nie Zhining mengetahui itu dengan jelas. Leng Sicheng sedang membalas dendam saat ini. Leng Sicheng pasti tahu bahwa ia bertemu Gu Qingqing semalam. Karenanya, saat mereka bertemu hari ini, Leng Sicheng langsung memberinya sebuah 'sapaan'.     

Nie Zhining segera menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Ia mencoba menggerakkan otot di wajahnya, menenangkan diri, dan berdiri. Lalu, ia menatap Leng Sicheng lurus-lurus dan berkata, "Tidak apa-apa. Mengapa harus pergi ke rumah sakit mana untuk luka kecil ini? Cukup istirahat sebentar."     

"Jika kamu tidak pergi ke rumah sakit, aku yang akan pergi ke rumah sakit," kata Leng Sicheng. Ia tidak repot-repot menjelaskan lebih banyak kepada mereka. Ia merapikan garis leher pakaiannya dan bersiap untuk berjalan keluar.     

Mo Dongyang bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan di rumah sakit?"     

Leng Sicheng menjawab dengan wajah tenang, "Semalam, kakak iparmu menggigitku hingga berdarah. Ada beberapa lubang berdarah di bahuku, jadi aku harus pergi untuk suntikan tetanus. Kamu tidak tahu, dia memiliki gigi yang tajam."     

Perkataan Leng Sicheng itu membuat semua orang sontak terdiam. Menggigit bahunya hingga berdarah... Mendengar ini, mereka langsung sudah tahu bahwa Leng Sicheng melakukan hal jahat apa semalam. Selain itu, pria itu masih sengaja mengatakan kata 'Kakak ipar' Itu bukan wanita yang tidak jelas, melainkan Gu Qingqing.     

Bukankah Leng Sicheng dan Gu Qingqing tidak memiliki hubungan yang baik? Bukankah pasangan wanitanya, Chen Wenjie, juga telah datang semalam? Mengapa ia bisa… terlihat begitu intens?     

Xu Zijin dan Mo Dongyang jelas bingung. Bahkan, Nie Zhining merasa sedikit sakit setelah terkejut mendengar itu.     

Leng Sicheng melirik dengan dingin dan mengingat ekspresi semua orang yang terlihat di matanya. Ia melepas sarung tangan bolingnya dan melemparkannya ke pelukan pelayan. Kemudian, ia berjalan keluar dari tempat boling itu dengan langkah lebar.     

Xu Zijin tercengang selama beberapa detik. Namun, seolah-olah menyadari sesuatu, ia segera melangkah maju dan memanggil, "Kakak Sicheng."     

Leng Sicheng menoleh untuk melihat Xu Zijin dan berkata dengan dingin, "Jalanilah kehidupan dengan baik bersama Zhining. Masalah masa lalu… Anggap saja sebagai masa lalu. Aku tidak akan memperdebatkannya lagi."     

Termasuk Xu Zijin dan Gu Qingqing, Gu Qingqing dan Nie Zhining, serta skandal tentang dirinya dengan Xu Zipei yang sebenarnya sama sekali bukan skandal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.