Ciuman Pertama yang Kuat (4)
Ciuman Pertama yang Kuat (4)
Ketika Leng Sicheng melempar bola boling, ia tidak menggunakan banyak tenaga. Namun, tidak peduli seberapa pelan tenaganya, tetap saja itu adalah sebuah bola boling. Jika terlempar hingga mengenai wajah, pasti akan mengakibatkan bengkak sampai beberapa hari.
"Keluarga Nie? Kotak hadiah belasungkawa? Barang apa yang ingin dikirimkan?"
"Langsung kirim ke rumah keluarga Nie yang ada di dekat rumah tua. Untuk hadiahnya, berikan kura-kura bercangkang lunak Tiongkok yang berusia 100 tahun. Harus yang hidup. Berikan dengan seikat benang merah, betapa besar aura kegembiraannya. Terserah mau direbus untuk membuat sup atau dibesarkan untuk bermain-main, semoga dia cepat sembuh."
Kura-kura… Yang biasa disebut kura-kura bercangkang lunak dan masih berwarna hijau. Ini memberi hadiah, atau memberi hambatan kepada orang itu? Sekretaris Cheng tercengang.
"Ingat, harus yang lebih dari 100 tahun," kata Leng Sicheng dengan mata dingin. Lalu, ia bertanya, "Apakah masih ada masalah di perusahaan?"
Sekretaris Cheng berpikir sebentar, lalu menjawab, "Baru-baru ini hanya ada iklan baru itu. Perusahaan telah mengirimkan informasi pada beberapa perusahaan periklanan yang ingin mengambil alih pada hari Jumat. Di antara mereka ada Wei Chen, Mai Ken, Chang Cheng, dan juga ada Xu Yi…"
Leng Sicheng sedikit mengernyit, "Masih ada lagi?"
Sekretaris Cheng mengangkat kepala, "Xu Yi adalah perusahaan yang memproduksi iklan terakhir Chen Wenjie."
Leng Sicheng teringat tentang Lin Zhouyi yang berbohong kepadanya bahwa Gu Qingqing adalah pasangan wanitanya. Ia juga teringat bahwa sebelumnya mereka sempat beberapa kali bertemu dengan tidak terlalu menyenangkan. Leng Sicheng selalu merasa penampilan polos Lin Zhouyi ini sepertinya hanyalah akting. Hal ini pun membuat Leng Sicheng merasa bahwa orang itu memiliki motif tersembunyi.
"Biar aku lihat proposal Xu Yi dulu!" kata Leng Sicheng. Ekspresinya menjadi dingin saat ia meminta Sekretaris Cheng untuk memberikan dokumen itu kepadanya.
Sekretaris Cheng menggelengkan kepala, "Dari semua perusahaan, hanya Xu Yi yang membuat film pendek untuk menafsirkan ide periklanan mereka. Film pendek itu ada di perusahaan. Di sini saya hanya membawa proposal dari perusahaan-perusahaan lain."
Leng Sicheng mengangguk, mengambil proposal perusahaan periklanan lain, dan membolak-baliknya dengan santai. Sekretaris Cheng terus mengemudikan mobil dan kali ini mengalihkan tujuan ke perusahaan. Karena Leng Sicheng mempersiapkan perjamuan kemarin sore, hampir seharian ia tidak bekerja dan ada banyak dokumen yang menumpuk di kantor.
Periklanan hanyalah masalah kecil. Begitu sampai di kantornya, Leng Sicheng segera beralih dari satu dokumen ke dokumen lain. Saat ia hampir selesai menangani tumpukan dokumen itu, ia meminta Sekretaris Cheng membuatkan secangkir kopi. Bagaimanapun, Leng Sicheng hanya akan menonton film pendek, jadi ia akan menganggapnya sebagai pengisi waktu luang saja.
Sekretaris Cheng menyalakan layar proyektor. Leng Sicheng duduk dengan miring di sofa kulit, lalu mengambil remot untuk menyalakan video. Ia perlahan mengaduk kopi dengan sendok sambil melihat sekilas dengan santai.
Hanya dengan sekilas melihat, Leng Sicheng sudah tertarik.
Durasi film itu sangat pendek, hanya 15 detik. Namun, 15 detik itu sudah menunjukkan semua titik penting yang ingin Grup Leng promosikan. Semua itu mulai dari resor, mal, hingga proyek pariwisata terdapat di dalamnya.
Hal yang paling menakjubkan dari film pendek produksi Xu Yi ini adalah tampilannya seperti iklan televisi yang sedang bercerita. Film pendek ini menarik penonton untuk terus memahaminya. Jika iklan ini direkam ulang dan digantikan dengan bintang populer, resor dan mal bisa dihubungkan menjadi sebuah seri. Bahkan, bisa dibuat menjadi sebuah film dan serial televisi.
Saat Leng Sicheng sedang menonton, sebuah panggilan telepon masuk. Leng Sicheng melihat kontak penelepon itu dan nama Xu Zijin tertera di layar ponselnya. Mata Leng Sicheng mendadak menjadi dingin. Ia minum seteguk kopi dengan santai, baru menjawab telepon itu dengan pelan, "Ada apa?"
"Kakak Sicheng, saya di rumah keluarga Nie dan kami baru saja menerima hadiah darimu. Saya rasa ini sangat menarik."
"Benarkah?" Leng Sicheng teringat tentang kura-kura berusia 100 tahun yang hidup dengan bersemangat itu, lalu ia mengangkat alis dan berkata, "Bagus jika kalian menyukainya."