Kisah Istri Bayaran

Terpapar (6)



Terpapar (6)

2Leng Sicheng mengambil ponselnya dan melihat, lalu ia tampak mengerutkan keningnya. Karena panggilan tersebut adalah dari ayahnya, Leng Yunting.     

Gu Qingqing yang di sampingnya juga melihat nama tersebut, ia juga mengerti, dengan kejadian sebesar ini, Leng Yunting dan Luo Qingxue tidak mungkin tidak menanyakan hal tersebut.      

Ia mendongak, dan kebetulan melihat Leng Sicheng juga sedang melihatnya, ekspresi Leng Sicheng terlihat sedang khawatir. Gu Qingqing menggelengkan kepalanya, memberi isyarat kalau dirinya tidak keberatan, dan Leng Sicheng baru mengangkat panggilan tersebut, "Ayah."     

"Kamu di mana?" Suara Leng Yunting tidak menunjukkan emosi apa pun, namun justru sikapnya yang seperti ini yang membuat Leng Sicheng sedikit gelisah.     

"Di jalan."     

"Bersama Qingqing?"     

Dan benar, Leng Yunting langsung mengungkit nama Gu Qingqing. Leng Sicheng kemudian melihat Gu Qingqing, ia pun menganggukkan kepalanya, "Hmhh."     

"Kalian berdua datanglah ke rumah." Leng Yunting berkata dengan singkat dan padat, setelah itu menutup panggilan tersebut. Leng Sicheng juga tidak banyak bicara, ia menyuruh supir memutar ke rumah tua keluarga Leng.     

Di pintu masuk gunung yang akan masuk ke rumah tua keluarga Leng, kebetulan keluarga Nie dan keluarga Xu yang ada di samping juga sepertinya mau keluar rumah. Pada saat jendela pintu diturunkan, dapat dilihat dengan jelas bahwa Nie Zhining dan Xu Zijin sedang duduk di belakang mobil. Dua mobil itu, yang satu masuk, yang satu keluar. Orang-orang yang di dalam kedua mobil ini sama-sama melihat ke satu sama lain.     

Hanya dengan satu lirikan saja, kemudian kedua mobil pun berjalan melewati satu sama lain. Satu masuk satu keluar, tidak ada yang berhenti sama sekali.     

Mungkin, hanya Nie Zhining yang masih melihat mobil Leng Sicheng yang semakin menjauh dari kaca spion. Namun ia juga hanya melihatnya sebentar, dan tidak berani langsung menoleh untuk melihat ke arah mobil Leng Sicheng menjauh. Semua ini sudah tidak lagi penting.     

Mobil Leng Sicheng naik ke atas gunung, dan berhenti di depan rumah keluarga Leng. Pintu mobil terbuka, Leng Sicheng turun duluan, Gu Qingqing turun dari pintu yang satunya lagi. Mungkin karena sekarang sudah tengah hari, cahaya matahari bersinar dari pohon, membuat orang sudah bisa merasakan sedikit rasa pusing saat mengangkat kepalanya sedikit.     

Gu Qingqing melihat rumah dan jendela yang familiar ini, ia bahkan tidak berani masuk. Ia takut, ia sangat takut, takut Leng Yunting dan Luo Qingxue akan memaksanya bercerai dengan Leng Sicheng.     

Leng Sicheng sepertinya bisa merasakan kecemasannya. Ia pun maju dan menggandeng tangan Gu Qingqing. Dan ia bisa merasakan dinginnya tangan Gu Qingqing.     

Gu Qingqing akhirnya menggenggam tangan Leng Sicheng dengan kuat. Mereka berdua berjalan bersama ke depan pintu rumah, mengambil napas dalam, kemudian menekan bel rumah.     

"Masuklah." Suara Luo Qingxue yang ada di dalam rumah terdengar tenang, sama sekali tidak terdengar emosi.     

Leng Sicheng dan Gu Qingqing mendorong pintu besi yang terasa berat ini, dan yang pertama menyambut mereka adalah Wales. Beberapa bulan sudah berlalu, kini Wales semakin besar. Ketika badannya yang penuh dengan bulu bergegas ke mereka, tinggi badan Wales sudah mencapai dada orang. Namun sifat Wales tetap masih seperti anak kecil, ia menggonggong dengan ceria sambil menggoyangkan ekornya sekuat tenaga.     

"Gukguk!"     

"Wales, Sayang, Sayang, biarkan kami masuk dulu."     

Wales tidak mengerti, ia mengira majikannya sedang memanggilnya, maka goyangan ekornya pun semakin kencang. Apalagi kini ia bergegas ke Gu Qingqing, kalau bukan karena Leng Sicheng memegangi Gu Qingqing, mungkin kini Gu Qingqing sudah jatuh ke lantai bersama Wales.     

"Wales, sudah." Dari dalam rumah, suara Luo Qingxue terdengar. Wales pun menggonggong satu kali, lalu menarik kembali kaki dan tangannya, kemudian mengikuti majikan-majikannya berjalan masuk ke dalam rumah.     

Di ruang tamu lantai bawah, Leng Yunting dan Luo Qingxue sedang duduk. Ketika mereka melihat Leng Sicheng dan Gu Qingqing, mereka juga tidak menunjukkan ekspresi yang lebih, hanya melambaikan tangannya dan mengatakan, "Duduk."     

"Ayah, Ibu." Setelah Leng Sicheng memanggil, Gu Qingqing juga ikut memanggil. Setelah duduk, pembantu rumah pun menyajikan teh untuk Leng Sicheng dan Gu Qingqing. Mereka menerima teh itu dan menyesapnya seteguk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.