Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran (14)



Kekhawatiran (14)

2"Kalau, dia mau?"     

Apa maksud Leng Sicheng? Gu Qingqing merasa aneh. Sebenarnya apa maksud pria ini? Apakah maksudnya, bagaimana kalau Mo Dongyang setuju mau membawanya pulang, atau setuju mau meminjamkan uang?     

Namun Gu Qingqing tetap menganggukkan kepalanya dan mengatakan, "Kalau begitu tentu lebih bagus."     

Leng Sicheng tampak sangat terkejut. Ia lalu bertanya lagi, "Kalau … Mo Dongyang memperkenalkanmu ke orang lain yang bisa membantumu menyelesaikan masalah, bagaimana?"     

Leng Sicheng tahu Mo Dongyang memiliki teman gila main. Mereka terkadang saling mengenalkan pacar satu sama lain.     

Memperkenalkan ke orang lain? Apa maksud Leng Sicheng, orang yang mungkin akan meminjaminya uang?     

Satu tangan Leng Sicheng mengepal erat, "Apa tidak masalah, kalau Mo Dongyang mengenalkan beberapa orang sekaligus padamu?"     

Gu Qingqing semakin merasa aneh, beberapa saat kemudian ia baru mengatakan, "Aku bisa melakukan apa pun. Asal orang itu bisa meminjamiku uang untuk menyelesaikan masalahku."     

Melakukan apa pun?!     

Beberapa kata ini bagaikan mantra yang memukul keras kepala Leng Sicheng, membuatnya terbengong di tempat.      

Gu Qingqing tidak peduli siapa orang yang akan menemaninya malam ini, mau Leng Sicheng, Mo Dongyang atau orang lain, siapapun bisa! Gu Qingqing juga tidak peduli harus menemani berapa orang!     

Gu Qingqing sudah gila ya? Tidak, ia yang sudah gila. Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada wanita seperti ini. Bahkan ia tidak bisa melupakannya selama bertahun-tahun!     

Dan Gu Qingqing sama sekali tidak memiliki sedikit rasa suka atau peduli terhadapnya! Wanita ini menganggap dirinya sendiri sebagai barang murahan. Ia bisa menjual dirinya pada siapapun yang bisa memberinya uang!     

Mungkin Gu Qingqing kini sedang kesal. Ia sudah memberikan keperawanannya, namun tidak mendapatkan harga yang bagus dari Leng Sicheng?!     

Selain rasa marah, Leng Sicheng diselimuti rasa terhina yang luar biasa. Gu Qingqing merasakan pria ini sudah melepaskan tangannya. Ia lalu melihat ke mata Leng Sicheng yang gelap. Ia berpikir sejenak, kemudian menambahkan, "Senior Leng, kalau begitu aku pergi dulu."     

Sebelum Gu Qingqing pergi, ia masih sempat menganggukkan kepalanya untuk pamit. Kemudian ia tidak banyak berpikir dan langsung berbalik badan, lalu berjalan menuju pintu kamar.      

Pada saat tangannya menyentuh gagang pintu dan mau membukanya, tiba-tiba Leng Sicheng menekan pergelangan tangannya lagi dengan lebih kuat.     

Gu Qingqing menoleh lagi. Entah sejak kapan Leng Sicheng sudah mendekat, dan memiringkan badannya sampai tubuh mereka berdua menempel. Tubuh Leng Sicheng memanas bagaikan api, begitu panasnya hingga membuat Gu Qingqing ketakutan.     

Kemudian pupil mata Leng Sicheng tampak sangat dalam di dalam kamar yang redup ini. Kedua pupilnya bagaikan dua buah bola api yang menari-nari. Ia seolah akan menelan Gu Qingqing hidup-hidup dalam satu kedipan mata!     

"Senior Leng, kamu .…" Gu Qingqing refleks merasa ada yang salah. Tapi ia benar-benar tidak mengerti apa yang akan terjadi.     

"Apa kamu pernah tidur bersama Nie Zhining?" Pertanyaa tiba-tiba Leng Sicheng tentu membuat Gu Qingqing tertegun sekaligus malu.     

Gu Qingqing menoleh, punggung Leng Sicheng tampak begitu menintimidasi. Pria ini bagaikan seekor serigala yang berada di hutan belantara, yang setiap saat bisa melompat keluar dan menggigitnya!     

Gu Qingqing tidak menjawab, Leng Sicheng pun bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang lain? Apa kamu pernah tidur dengan orang lain?"     

"Senior Leng!" Gu Qingqing tidak mengerti apa yang sudah terjadi.     

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya lagi, "Jadi, sampai sekarang ini, kamu hanya pernah tidur bersamaku, kan?"     

"Senior Leng! Sebenarnya apa yang kamu katakan?" Gu Qingqing merasa aneh. Ia tidak mengerti apa yang ingin disampaikan Leng Sicheng, ia merasa sangat panik.      

Gu Qingqing ingin keluar dari kamar, ia langsung melempar tangan Leng Sicheng dan mengatakan, "Aku mau pulang dulu."     

"Bagus sekali." Leng Sicheng tidak memperdulikan reaksi Gu Qingqing. Ia melihatnya membuka pintu, namun ia segera mengulurkan tangannya dan menutup kembali pintu itu.     

Kemudian ia langsung mengunci kembali pintu kamar, dan menekan Gu Qingqing papan pintu. Lalu ia mendekatkan badannya, "Karena kamu sudah sampai nekat mau menjual diri, kamu cukup menjual dirimu padaku saja! Aku mampu membayarnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.