Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran (12)



Kekhawatiran (12)

1Gu Qingqing mana mungkin seperti yang dikatakan Wu Aimei, menjual diri demi uang?     

"Bukan begitu maksudku!"     

"Kalau begitu, katakan, katakan kalau hari ini kamu ke sini bukan demi uang. Cepat katakan!"      

Leng Sicheng menatapa Gu Qingqing dengan tatapan berharap. Mau Gu Qingqing menyangkalnya ataupun membohonginya juga tak masalah, yang penting katakan bahwa malam ini Gu Qingqing datang ke sini demi dirinya!     

"Aku, aku …." Gu Qinging tidak bisa mengatakan apa pun di hadapan pria itu.     

Leng Sicheng sekarang berada di sampingnya, dan menatapnya dengan tatapan panas. Pria itu menunggunya menggelengkan kepalanya, berharap Gu Qingqing bisa memberitahunya bahwa semua ini tidaklah nyata. Namun, semakin Leng Sicheng melihatnya, Gu Qingqing semakin tidak bisa mengeluarkan suara.     

Leng Sicheng semakin lama semakin tampak kecewa. Ia begitu kecewa sampai akhirnya mengeluarkan suara tawa mengejek.     

Pantas saja Gu Qingqing mau pacaran dengan Nie Zhining. Katanya, saat dua orang itu berpacaran, meskipun Nie Zhining tidak memberikan uang secara langsung, namun ia telah banyak membantu keuangan keluarga Gu. Mengenai rencana Nie Zhining yang ingin belajar ke luar negeri bersama Gu Qingqing, pasti pria itu yang mengeluarkan biaya tersebut!     

Leng Sicheng benar-benar tidak menyangka, ia tidak pernah menyangka ternyata Gu Qingqing akan seperti ini. Ia merasa sia-sia memendam perasaannya selama ini. Lebih baik ia langsung memberikan uang pada Gu Qingqing saja dari dulu.     

Leng Sicheng berdiri, ia merasa hatinya sudah terbakar api. Ketika ia mau meninggalkan kamar, ponsel Gu Qingqing pun berbunyi lagi. Kali ini masih Wu Aimei yang menelepon. Namun sekarang suaranya terdengar seperti sedang menangis.      

Wu Aimei yang ada di seberang telepon mengatakan, "Qingqing, tadi rentenir itu menelpon lagi ke rumah! Mereka bilang kalau tidak segera melunasi hutangnya, besok mereka akan mengusir kita dari rumah! Qingqing, Ibu minta tolong padamu, tolong .…"     

Gu Qingqing memegang ponselnya, sedangkan Leng Sicheng sedang berjalan menuju pintu. Gu Qingqing merasa ponsel di tangannya menjadi lebih berat, dan membuatnya kehilangan napas. Dadanya terasa sesak.     

Uang, uang, uang! Keluarga Gu akan hancur jika tidak bisa mendapatkan uang satu juta itu!     

Orang-orang mungkin masih bisa berpikir jernih mengenai kehormatan dan aib jika semua kebutuhan makanan dan pakaiannya terpenuhi. Penghinaan tidak akan lebih berarti daripada bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Meskipun kata-kata Wu Aimei sangat tidak enak didengar, tapi bukankah nyawa Ayah Gu lebih berharga?     

Saat memikirkan hal itu, Gu Qingqing tiba-tiba mengepalkan tangannya yang memegang ponsel. Ia seolah sudah mengambil keputusan, dan kemudian berjalan dua langkah ke depan. Sementara itu, Leng Sicheng terus berjalan ke depan, namun langkahnya sangat pelan. Sebenarnya ia sedang memberinya dan Gu Qingqing satu kesempatan.     

Setelah kemarahan tadi, kini Leng Sicheng sudah jauh lebih tenang. Ia juga mengetahui kondisi keluarga Gu, dan tahu kalau Ayah Gu telah berhutang banyak karena judi. Semua ini membuat Gu Qingqing panik dan mau gila.      

Jika bukan karena hutang itu, Gu Qingqing tidak akan pergi meminjam uang pada Nie Zhining, dan Zhen Xiaoya juga tidak akan menyadari hubungan mereka.     

Gu Qingqing tidak tahu kalau ayahnya sudah dirayu agar berjudi, sampai akhirnya meminjam uang dari rentenir. Dan semua ini adalah perbuatan Leng Sicheng. Ia juga tidak tahu bahwa pria itu juga yang menghasut Xu Zijin untuk memberitahukan hubungannya dan Nie Zhining pada Zhen Xiaoya!     

Kalau mau pinjam uang ya pinjam saja. Karena Gu Qingqing datang mencarinya, maka bisa dibilang kalau wanita itu menganggap mereka berdua memang 'dekat'.     

"Sen … Senior Leng." Gu Qingqing memanggil pelan di belakang. Leng Sicheng tidak memperdulikannya, dan terus jalan ke depan.     

"Leng Sicheng!" Gu Qingqing juga tidak memperdulikan yang lain lagi, ia langsung maju dan berdiri di depan Leng Sicheng dengan kedua tangan terbuka lebar.      

Leng Sicheng tampak menundukkan kepalanya, ia menatap Gu Qingqing tanpa mengeluarkan suara. Gu Qingqing juga tidak memikirkan yang lain dan berkata, "Tolong, aku butuh uang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.