Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran (13)



Kekhawatiran (13)

3Leng Sicheng hanya diam dan melihat Gu Qingqing. Beberapa saat kemudian ia baru mengatakan, "Kenapa aku harus membantumu?"     

Satu kata ini membuat Gu Qingqing terbengong seketika. Ia pernah membayangkan Leng Sicheng akan langsung membalikkan badannya dan pergi, atau akan langsung menolaknya. Namun, ia tidak pernah menyangka pria ini akan bertanya seperti ini.     

Kenapa harus membantunya?      

Gu Qingqing berpikir sejenak, ia baru mengatakan, "Aku, aku akan membayarnya."     

"Tidak perlu." Leng Sicheng juga tidak kekurangan uang. Meskipun kini keluarga Leng sedang krisis, namun uang satu juta benar-benar tidak seberapa baginya.     

Namun sekarang pertanyaannya adalah, kenapa ia harus meminjamkan uang itu pada Gu Qingqing? Apa hanya karena Gu Qingqing sudah membuka mulut dan minta padanya? Atau hanya karena … Leng Sicheng menyukainya?     

"Aku .…" Gu Qingqing sudah membayangkan dari awal bahwa Leng Sicheng mungkin tidak akan mau meminjaminya uang. Namun ia tidak menyangka Leng Sicheng akan menolaknya dengan begitu tegas! Pria itu bahkan memberikan satu harapan pun padanya!      

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng mengangkat kakinya, hendak pergi lagi. Ia tiba-tiba maju dan meraih lengan Leng Sicheng. Gu Qingqing menggigit bibir bawahnya dengan kuat, dan beberapa saat kemudian baru membuka mulutnya, "Tolong, anggap saja ini demi … demi malam hari yang pernah kita lewati waktu itu."     

Ketika Gu Qingqing berkata demikian, ia merasa darahnya tersedot habis. Leng Sicheng melihat Gu Qingqing yang meraih lengannya, tatapannya tampak suram.      

"Kalau, aku tetap tidak mau?"     

Leng Sicheng masih saja tidak mau. Gu Qingqing pun melepaskan tangannya, lalu mencibir dalam hati.     

Iya juga, bagi Leng Sicheng, tidur dengan seorang wanita adalah hal wajar. Keperawanannya mungkin tidak ada artinya di mata pria itu. Leng Sicheng sama sekali tidak perlu memperlakukannya secara spesial, jadi ia juga tidak berhak meminjam uang dengan alasan tersebut!     

Leng Sicheng melihat tangan Gu Qingqing melonggar perlahan. Cahaya di matanya juga memudar sedikit demi sedikit. Sebenarnya, kalau Gu Qingqing terus bertahan, Leng Sicheng pasti sudah menyetujuinya.      

Leng Sicheng hanya ingin melihat, seberapa jauh Gu Qingqing akan bersikeras. Apa Gu Qingqing tidak bisa mengatakan kalimat seperti, 'Aku memerlukanmu', atau 'Kedepannya aku akan mengikutimu'?     

Leng Sicheng terkejut melihat ekspresi Gu Qingqing yang lesu. Ia pun jadi ingin maju dan menyetujui permintaan wanita itu. Ia ingin melindungi Gu Qingqing.     

Namun, saat ia mau membuka mulutnya, Ponsel Gu Qingqing berbunyi lagi. Kali ini adalah telepon dari Mo Dongyang. Pria itu mengatakan, "Qingqing, bagaimana keadaanmu? Bagaimana dengan urusanmu?"     

"Aku … lumayan." Gu Qingqing memaksakan senyuman, "Tapi kurang lancar. Mungkin aku harus memikirkan cara lain."     

"Begitukah? Bagaimana kalau kamu ke sini dulu, aku punya banyak cara untuk membantumu. Kita bisa memikirkan cara lain. Aku sekarang di kamar nomor XXX. Kamu bisa datang padaku kapan saja."     

Jadi … Mo Dongyang punya banyak cara untuk membantu Gu Qingqing? Bahkan sampai memberitahukan nomor kamarnya?     

Kalau ini terjadi di hari lain, Leng Sicheng mungkin tidak akan berpikir sembarangan. Namun setelah semua yang terjadi, yang ada di pikiran Leng Sicheng hanya satu. Gu Qingqing mau 'menyerahkan diri'!     

Sebuah amarah langsung menenggelamkan Leng Sicheng! Tidak masalah kalau keluarga Gu tertimpa masalah dan Gu Qingqing harus meminjam uang ke orang. Bahkan ia rela kalau wanita itu harus memanfaatkannya. Hanya saja, apa benar Gu Qingqing akan menjual diri kalau ia tidak mau membantu?     

Ketika Gu Qingqing membalikkan badannya dan mau pergi, seseorang tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Ia pun menoleh dan melihat tatapan Leng Sicheng tampak murung, "Kamu … mau pergi menemui Mo Dongyang?"     

Bukankah itu sangat wajar? Gu Qingqing pun menganggukkan kepalanya, kemudian ia menyadari bahwa tatapan Leng Sicheng menjadi semakin murung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.