Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran (10)



Kekhawatiran (10)

2Leng Sicheng bisa merasakan kalau tatapan Gu Qingqing berubah jadi sendu saat membicarakan kandasnya hubungannya dengan Nie Zhining. Ini berarti Nie Zhining masih ada di dalam hati Gu Qingqing.     

Tapi dua orang itu tidak mungkin bisa sama-sama. Mereka berdua sudah putus, sedangkan ia dan dan Xu Zipei juga sudah membatalkan pertunangan. Apakah ini sedikit hadiah Tuhan untuknya?     

Krisis keluarga Leng masih bisa diurus dengan kekuasaannya. Tapi ia tidak akan bisa memaksa hati seseorang. Untung saja ia sudah menyelesaikan masalahnya, dan Gu Qingqing juga sudah putus dengan Nie Zhining. Dengan adanya Gu Qingqing di sampingnya, ia bisa berusaha sepenuh hati untuk menyelesaikan krisis perusahaan.      

"Kalau begitu .…" Saat Leng Sicheng ingin mengatakan bahwa mereka berdua bisa berpacaran, kata-katanya ini langsung dipotong oleh sebuah panggilan telepon. Ponsel Gu Qingqing yang berdering.     

Gu Qingqing mengeluarkan ponselnya dan melihat ada telepon dari Wu Aimei, "Gu Qingqing, kamu di mana?"     

Gu Qingqing melirik Leng Sicheng, kemudian menjawab, "Ibu, aku di XX clubhouse."     

"Siapa yang kamu temui? Apa Nie Zhining atau orang lain? Aku tidak peduli siapa yang kamu temui, aku juga tidak mau tahu cara apa yang akan kamu gunakan. Pokoknya kamu harus mendapatkan uang satu juta itu!"     

"Ibu, aku .…" Gu Qingqing melirik Leng Sicheng di samping, ia merasa sangat berat untuk mengatakan permintaannya. Tujuannya ke sini hari ini memang demi uang. Namun dalam kondisi seperti ini, ia mana mungkin bisa mengatakannya?!     

"Kamu kenapa? Qingqing, kamu bukannya bilang Nie Zhining sangat menyukaimu? Pergi dan mintalah padanya! Minta dia meminjamkan uang. Nanti setelah kita akan membayarnya setelah menjual rumah kita!"      

"Kalau Nie Zhining tidak bisa meminjamimu uang, kamu bisa mencari bantuan ke orang lain. Bukankah kamu di XX clubhouse? Ada banyak pria kaya yang keluar masuk ke sana, kan? Mintalah bantuan pada mereka!"     

"Ibu!" Ruangan ini sangat sunyi, dan tentu saja Leng Sicheng bisa mendengar     

kata-kata Wu Aimei. Seluruh tubuh Gu Qingqing seolah terbakar, ia benar-benar ingin melempar ponselnya, "Ibu, apa yang kamu katakan?!"     

"Memangnya apa yang aku katakan? Qingqing, apa kamu tidak tahu seberapa kejam rentenir itu? Kalau kita tidak membayarnya sebelum jatuh tempo … Qingqing, kamu tidak mungkin mau ayah dan ibu kehilangan mati karena hutang, kan?"      

"Ada pria kaya siapa saja di sana? Terserah mau Leng Sicheng ataupun Mo Dongyang, aku dengar mereka sangat murah hati pada perempuan, kan? Ikuti mereka, buat mereka mabuk, lalu baru minta uang .…"     

"Cukup!" Gu Qingqing belum sempat menjawab, tapi suara Ayah Gu yang ada di seberang telepon sudah terdengar. Di seberang ponsel terdengar suara Ayah Gu yang bertengkar dengan Wu Aimei, "Kamu sudah gila ya, kamu mau Qingqing menjual diri?"     

"Memangnya kenapa kalau menjual diri? Aku sudah membesarkannya sampai sebesar ini, sekarang nyawa kita terancam, apa aku tidak boleh meminta sedikit balas budi darinya?"     

"Di mana Qingqing?!" Kemudian dari ponsel pun terdengar suara langkah kaki yang berantakan, dan panggilan tersebut pun tertutup. Sudah jelas, Ayah Gu keluar untuk mencari Gu Qingqing. Namun, begitu panggilan tersebut berakhir, suasana kamar deluxe sepertinya menjadi kaku!     

Tidak ada satu orang pun yang mengeluarkan suara. Gu Qingqing tidak berani menoleh, ia bahkan tidak berani melihat mata Leng Sicheng .…     

Sunyi, kesunyian bagai kematian. Kemudian tiba-tiba ada suara tawa ringan dari sampingnya, "Gu Qingqing."     

Gu Qingqing terkejut, badannya pun merinding sejenak. Ia bahkan tidak berani menoleh untuk melihat ekspresi Leng Sicheng. Namun, suara Leng Sicheng yang santai malah terdengar.     

"Aku tidak pelit, aku sangat kaya. Mau aku, ataupun Mo Dongyang, ataupun orang lain, pokoknya mabuk dulu baru minta uang pada kami!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.