Kisah Istri Bayaran

Terpapar (27)



Terpapar (27)

1Gu Qingqing sengaja maju dan merangkul lengan Leng Sicheng. Dengan nada bercanda ia mengatakan, "Tadi siapa yang meneleponmu? Aku sudah tahu loh, tadi itu suara seorang wanita."     

Ekspresi Leng Sicheng tampak sedikit berubah. Ia mungkin akan lebih tenang kalau tadi ia memang sedang menelepon wanita yang terlibat skandal dengannya. Tapi tadi ia sedang bicara dengan He Yumeng di telepon.      

He Yumeng adalah mata-mata yang ia suruh berada di samping Gu Qingqing, katanyanya untuk melindungi Gu Qingqing. Namun juga untuk mengawasi Gu Qingqing. Terutama gerak gerik antara Gu Qingqing dan Lin Zhouyi.     

"Tidak, hanya seorang bawahan, dia sedang melaporkan sesuatu." Leng Sicheng melepaskan tangannya dari tangan Gu Qingqing dengan canggung. Ia bahkan berjalan keluar tanpa menunggu Gu Qingqing. Ia berjalan sambil mengatakan, "Bukankah tadi ibu sudah menyiapkan buah untuk kita di lantai bawah? Ayo turun."     

Gu Qingqing yang ditinggal di belakang merasa aneh. Ia jelas-jelas bisa merasakan kalau Leng Sicheng sengaja menghindar. Sejak hari pertama ia mengenal pria itu sampai sekarang, Leng Sicheng mana pernah menghindari sesuatu, mana pernah merasa bersalah? Lalu bagaimana menjelaskan kecanggungan Leng Sicheng barusan?     

Gu Qingqing masih mengingat angka terakhir nomor telepon tadi. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan mencarinya di dalam kontaknya. Ia merasa kalau orang yang menelepon Leng Sicheng tadi adalah orang yang dikenalnya. Karena itulah, Leng Sicheng tidak ingin ia tahu. Dan benar saja. Setelah mencari di kontaknya, ada dua nomor yang muncul. Satu milik He Yumeng, dan satunya lagi milik Xu Zipei.     

Begitu Gu Qingqing melihat nama Xu Zipei, ia secara otomatis mengabaikan He Yumeng, semua perhatiannya tertuju pada nama Xu Zipei. Namun ini sungguh kebetulan, karena nomor telepon Xu Zipei memang memiliki kesamaan dengan nomor tadi. Tapi bukan di angka terakhir, melainkan di tengah.     

Namun karena Gu Qingqing sudah memiliki asumsi tersendiri, ia secara otomatis mengira bahwa orang misterius yang menelepon Leng Sicheng adalah Xu Zipei. Ia tahu kalau Xu Zipei punya lebih dari satu nomor telepon. Ia merasa, orang seperti itu pasti akan memilih nomor yang hampir sama agar gampang diingat.     

Kecurigaan ini berlanjut sampai vila Xishan. Gu Qingqing mengambil ponsel pribadi Leng Sicheng, bahkan sengaja memutar ponselnya. Dengan nada bercanda ia mengatakan, "Banyak yang bilang kalau ada banyak godaan yang menggodamu di luar. Jadi, ponselmu pasti memiliki banyak rahasia. Kamu tidak keberatan kalau aku melihat ponselmu kan?"     

Leng Sicheng merasa aneh sekaligus tertarik. Selama ini yang paling ia inginkan adalah perhatian Gu Qingqing, meski hanya sedikit. Contohnya, seperti ketika ia sedang berada di luar rumah, Gu Qingqing akan menelepon dan mencari tahu keberadaanya. Ponsel tersebut adalah ponsel pribadinya, dan yang mengetahui nomornya tidak lebih dari dua puluh orang. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga.      

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya, ia membuka kata sandi ponselnya, kemudian membuka buku kontak dan pesan. Lalu ia memberikan ponselnya pada Gu Qingqing, "Kamu main saja, tipe ponselnya sama dengan milikmu. Memangnya bisa ada rahasia apa coba."     

Gu Qingqing membuka ponsel Leng Sicheng. Ia pun menemukan ada banyak pesan suara, termasuk pesan antara Leng Sicheng dan Xu Zipei. Kebanyakan inti pesan mereka berdua adalah menanyakan lokasi ruang rapat dan harus bersikap seperti apa di depan para direktur. Semua pesan tersebut bersifat masalah pekerjaan.      

Kalaupun ada masalah pribadi, paling hanya saling mentraktir makan saja. Selain itu hanya ada panggilan masuk darinya, orang tua Leng Sicheng, dan teman. Tidak ada wanita lain yang saling mengirim pesan dengan Leng Sicheng. Tapi, ia terus memeriksa buku kontak ponsel Leng Sicheng. Ternyata, panggilan dengan nomor telepon misterius yang dilakukan Leng Sicheng tadi pagi sudah dihapus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.