Kisah Istri Bayaran

Terpapar (19)



Terpapar (19)

1"Tentu saja, kau tentu juga merasa perbuatan keluarga Gu yang melarikan diri sambil membawa uang perusahaan, bahkan menjadikan Gu Qingshan sebagai kambing hitam sangatlah keterlaluan. Tapi, jika masalah ini dilihat kembali, kalau Gu Qingqing atau Leng Sicheng bisa membantu keluarga Liu, mungkin masalahnya juga tidak akan sampai seperti ini."      

"Perusahaan Rongxin tidak akan bangkrut, Gu Qingshan juga bisa mendapatkan sebagian besar kekuasaan di perusahaan. Liu Tiantian adalah anak satu-satunya Liu Jianguo, kedepannya pasti Gu Qingshan yang akan menjadi pemilik perusahaan Rongxin. Bagaimana mungkin perusahaan yang sudah beroperasi selama dua puluh tahun bisa jadi seperti ini kalau bukan karena benar-benar sudah terpojok?"     

Wu Aimei tidak mengeluarkan suara lagi, karena inilah isi hatinya.     

Awal-awal keluarga Liu bisa mendekati keluarga Gu, tujuan mereka adalah berharap bisa mendapatkan bantuan modal dari keluarga Leng, dan menyelamatkan perusahaan Rongxin.      

Wu Aimei juga berharap bisa mendapatkan bantuan dari Leng Sicheng, agar Gu Qingshan bisa menjadi pemilik perusahaan Rongxin. Dengan begitu, kedepannya mereka bisa langsung menjadi kaya raya. Namun ia tidak pernah memikirkan alasan mengapa Leng Sicheng harus membantunya.      

Mengapa Leng Sicheng harus mengeluarkan modal demi membantu keluarga Liu? Mengapa dia harus mengeluarkan begitu banyak uang hanya untuk membantu Gu Qingshan menjadi pemilik perusahaan Rongxin?     

Xu Zijin melihat Wu Aimei terdiam. Ia pun menekankan lagi, "Aku bahkan mendengar kalau awalnya Leng Sicheng tidak peduli dengan masalah yang menimpa Gu Qingshan, ya? Begitu juga dengan Gu Qingqing. Mereka baru peduli saat masalahnya sudah membesar. Bukankah tindakan mereka sudah terlambat?"     

"Kalau saja mereka sejak awal sudah menekan masalah ini dari media, dan segera mengeluarkan Gu Qingshan dengan jaminan. Atau menggunakan jalur keluarga Leng untuk membebaskan Gu Qingshan dari kesalahan hukum. Masalahnya pasti tidak akan jadi sebesar ini."     

Xu Zijin mengatakannya sambil mendekati Wu Aimei, ia juga sengaja menekan nadanya, "Aku bahkan mendengar ada yang bilang walaupun masalahnya sudah sebesar ini, Gu Qingqing juga tidak mau membujuk Leng Sicheng agar membantu Gu Qingshan. Padahal bukan Gu Qingshan yang mengambil uang itu, kejahatan itu juga bukan perbuatan Gu Qingshan. Tapi, mungkin Gu Qingshan akan masuk penjara gara-gara masalah ini. Ini akan menjadi noda hitam di hidupnya. Sayang sekali, padahal Gu Qingshan masih muda."     

"Apa? Sampai sekarang masih tidak mau membantu Qingshan?"     

Seperti dugaan Xu Zijin, sekali mengungkit masalah Gu Qingshan, Wu Aimei pun langsung tegang.     

"Aku tidak asal bicara. Bibi Wu bisa menelepon dan tanya sama Gu Qingqing. Tanya kalau Gu Qingshan terkena hukuman, apa dia akan membujuk Leng Sicheng agar membantu Gu Qingshan dengan cara apa pun?"     

"Paling Leng Sicheng akan mencarikan pengacara yang bagus, dan membiarkan pengadilan mengurangi hukuman penjara beberapa tahun Gu Qingshan. Kalau sidang pertama berlangsung, dan Gu Qingshan harus masuk penjara … maka dia harus masuk penjara."     

Xu Zijin bersandar kembali ke kursinya. Kata-katanya sangat susah dipahami. Sebenarnya ia menggunakan metode mencuri konsep. Bukannya orang lain tidak berusaha membantu, melainkan apakah mereka akan menggunakan jalur belakang, dan melakukan segala cara untuk membantu orang itu.     

"Maksudmu, Qingqing benar-benar bisa setega itu?"     

"Bibi Wu bisa mencobanya. Tentu saja, Bibi harus bersikap tulus agar bisa tahu apa yang sebenarnya ia pikirkan."     

Dan Wu Aimei benar-benar menelpon Gu Qingqing. Kalau orang lain yang menghasutnya, ia mungkin tidak akan percaya. Namun orang ini adalah Xu Zinin, anak perempuannya yang juga adik perempuan Gu Qingshan. Secara refleks Wu Aimei merasa Xu Zijin tidak akan membohonginya.     

Panggilan tersebut langsung diangkat. Gu Qingqing sekarang sedang ada di rumah tua keluarga Leng, dan sedang membantu Luo Qingxue menyiapkan makan malam di dapur. Melihat Wu Aimei menelponnya, ia pun tertegun sejenak. Namun ia tetap mengangkat panggilan tersebut, "Ibu, aku angkat telepon sebentar di luar."     

Wu Aimei juga mendengar keributan dari ponsel Gu Qingqing, ia pun segera tanya, "Kamu di mana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.