Kisah Istri Bayaran

Terpapar (17)



Terpapar (17)

1Halo apanya, Xu Zijin sama sekali tidak ingin melihat wajah Wu Aimei. Ia sama sekali tidak peduli, dan langsung berbalik badan, berjalan menuju kasir. Ia mengeluarkan kartu dari dompetnya.      

"Kue cranberry dan raspberry yang aku pesan sudah selesai dibungkus? Tolong beri ice pack yang banyak di kantongnya."     

Pelayan toko menganggukkan kepalanya, "Sudah."     

Xu Zijin membayar pakai kartu, kemudian pelayan toko pun menyerahkan kedua kotak kue itu padanya. Xu Zijin mengambil kedua kue itu, sementara Wu Aimei malah kebingungan, "Kenapa? Kita bukan mau bicara di sini?"     

Xu Zijin benar-benar tidak ingin berbicara satu kata pun dengan Wu Aimei. Beberapa saat kemudian, ia baru berkata dengan terpaksa, "Ini tempat umum. Aku tidak mau ada yang melihatku bersamamu!"     

Xu Zijin sengaja berbicara pelan karena takut akan ada yang mendengarnya.     

Satu kata ini langsung membuat suasana hati Wu Aimei turun ke titik terendah dalam sekejap. Ia tahu dirinya tidak pantas bersebelahan dengan Xu Zijin. Ia juga tahu, mau seberapa bagus penampilan luarnya, bahkan meski ia sudah menjadi besan keluarga Leng, ia tetap tidak bisa mengubah statusnya yang hanya seorang pembantu. Jadi wajar jika Xu Zijin merendahkannya.     

Wu Aimei menundukkan kepalanya dan melihat kue di tangan Xu Zijin. Meski kue Hei Tian'e ukurannya hanya sekecil telapak tangan, tapi harganya mencapai 668 yuan. Sedangkan dua kotak kue es krim yang dibeli Xu Zijin tadi seharga 4000 yuan. Harganya sudah seharga tas yang dibawa Wu Aimei.      

Wu Aimei tidak heran melihat Xu Zijin merendahkannya. Karena kelas mereka sangatlah berbeda, jadi tidak perlu membandingkannya. Namun ketika ia melihat Xu Zijin membawa dua kotak kue, ia tetap maju dan mengatakan, "Mau aku membantumu membawanya?"     

Wu Aimei baru mengulurkan tangannya, tapi tangan Xu Zijin sudah langsung menghindar ke belakang, bahkan mengatakan, "Tidak usah."     

Wu Aimei tertegun sejenak, ia merasa sedikit sedih. Namun ia tetap berkata bagaikan seorang ibu yang sedang memperhatikan anaknya, "Sudah mau malam, tidak baik makan kue berkalori tinggi terlalu sering."     

Kali ini Xu Zijin malah menjawabnya, "Kue ini untuk ibuku dan Bibi Zhen."     

Wu Aimei tertegun sejenak saat mendengar kata ucapan yang keluar dari mulut Xu Zijin. Ia pun langsung sadar diri. Orang yang dimaksud ibu oleh Xu Zijin adalah Li Hongrui.     

Ia belum tahu kalau Xu Zijin sudah mengetahui identitas aslinya, ia mengira … Xu Zijin tetaplah putri kedua keluarga Xu yang arogan.     

Iya juga, di mata Xu Zijin, ibunya adalah Li Hongrui. Li Hongrui lahir di keluarga kaya, memiliki wawasan yang sangat luas. Wanita seperti itu tentu saja bukan tandingannya yang lahir di keluarga miskin. Xu Zijin … jijik terhadap dirinya, dan Wu Aimei sudah tahu sejak awal.     

Xu Zijin berjalan di depan. Setelah sempat tertegun sejenak, Wu Aimei segera mengejarnya. Ia bahkan tidak berani berdiri di sebelah Xu Zijin saat di tangga eskalator. Ia hanya berani berdiri dengan jarak beberapa tangga.     

Xu Zijin membawa Wu Aimei ke tempat sejenis club house yang ada di lantai atas. Ia meminta sebuah ruang pribadi, memesan teh hitam dan satu set makanan ringan.      

Ia lalu mengusir pelayan yang ada di dalam ruangan. Sebelum pelayan keluar, ia bahkan memperingatkan, "Kalian tidak perlu masuk jika tidak ada panggilan dariku. Tutup pintunya rapat, aku butuh kesunyian."     

Pelayan mengangguk. Sesuai perintah Xu Zijin, ia menutup rapat pintu ruangan dan pergi. Xu Zijin meletakkan kedua kotak kuenya di samping. Di atas meja ada dua cangkir, ia mengambil satu, Wu Aimei juga mengambil satu.     

Wu Aimei menyesap teh hitamnya sekali. Karena tidak menambahkan apa pun dalam, tehnya terasa pahit. Sedangkan Xu Zijin, ia dengan terampil menambahkan sepertiga gula batu dan krim ke dalam tehnya. Ia mengerutkan kening saat melihat gerakan Wu Aimei yang kaku, bahkan ia sampai mendengus.     

Xu Zijin mengaduk tehnya dengan sendok. Setelah menyiapkan diri untuk beberapa saat, ia pun bertanya, "Aku memintamu ke sini karena ada yang ingin aku tanyakan padamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.